Mentan Klaim Inflasi RI Rendah karena Kontribusi Pertanian

Rabu, 25 Januari 2023 11:45 WIB

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), bersama Gubernur DIY, Sri Sultan HB X di Hari Tani Nasional 2022 yang digelar di Bulak Srikayangan, Sentolo, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan soal andil sektor pertanian terhadap inflasi nasional. Ia mengklaim inflasi Indonesia rendah selama tiga tahun berturut-turut karena kontribusi besar dari sektor pertanian.

"Tiga tahun ini inflasi terendah itu karena pertanian membangun kontribusi yang besar. Ada datanya ini, Semua minus, hanya pertanian yang naik, semua merah," ujarnya dalam Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian di Jakarta pada Rabu, 25 Januari 2023.

Baca: Sri Mulyani Ibaratkan Resesi Bagaikan Cuaca Buruk, Simak Caranya Menguatkan Ekonomi Masyarakat

Ia menuturkan ekspor komoditas pertanian Indonesia selalu naik dengan kontribusi Rp 616 triliun. Padahal, ucapnya, pada zaman orde baru pun ekspor Indonesia tidak pernah lebih dari 15 persennya. Menurut dia, angka yang ditunjukkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) selalu merujuk pada data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sesuai amanat undang-undang.

Lebih lanjut, Syahrul mengatakan pihaknya selalu membuat cadangan data atau back dengan artificial intelligende (AI) melalui teknologi standing crop untuk mengetahui luas lahan pertanian di seluruh wilayah Indonesia. "Kami menggunakan satelit beresolusi 10x10. Binatang di sana pun kami bisa lihat. Dia lagi bikin apa, ada hama apa di sana," ujar dia.

Advertising
Advertising

Karena itu, ia menilai Kementan adalah yang paling mengetahui situasi di lapangan. Menurut Syahrul, dengan teknologi tersebut, Kementan bisa mengetahui kondisi seluruh komoditas pertanian dan waktu para petani akan melangsungkan panen. "Kami bisa tahu kecamatan apapun disebut, kapan dia panen," ujarnya.

Selanjutnya: Produksi padi nasional pada 2022 juga diklaim naik menjadi 54,95 juta ton<!--more-->

Sementara itu, Syahrul berujar selama 77 tahun Indonesia merdeka, 2022 adalah tahun di mana luas pertanian mencapai yang terbesar yakni mencapai 10,54 juta hektare. Berdasarkan catatannya, angka tersebut naik dibandingkan 2021 yang mencapai 10,41 juta hektare. Produksi padi nasional pada 2022 juga diklaim naik menjadi 54,95 juta ton dan produksi beras mencapai 31,66 juta ton.

"Ini data BPS. Tak pernah kita capai sebelumnya. Bahkan data standing crop kami lebih tinggi. Karena itu mudah-mudahan saya bisa tetap jaga, walaupun berhadapan dengan alam dan tantangan lainnya," kata dia.

Sementara itu, data hasil produksi dari Kementan diragukan sejumlah pihak, mulai dari Bulog, Bapanas, hingga Komisi IV DPR RI. Pada akhir tahun lalu cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog menipis tetapi tak bisa menyerap hasil panen petani lokal karena stoknya tidak mencukupi. Namun Kementan menyanggah pernyataan Bulog dan menyatakan hal itu terjadi lantaran Bulog tak menyerap hasil produksi saat panen raya.

Akhirnya, setelah melalui dua kali rapat koordinasi nasional (rakornas) bersama Presiden Joko Widodo alias Jokowi, pemerintah melalui Bulog memutuskan untuk mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton. Hingga kini, kegiatan impor beras masih berlangsung.

Pada 31 Desember 2022 lalu, BPS, Badan Pangan Nasional, Kementerian Perdagangan, beserta kementerian dan lembaga lainnya yang terkait melakukan survei ke lapangan untuk mengecek hasil produksi dalam negeri. Hasilnya, menurut Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, tak sesuai dengan data yang disodorkan Kementan. "Engga ada. Sudah dicek, tapi di lapangan enggak ada," kata dia.

Baca Juga: Global Melambat, Gubernur BI Yakin Pertumbuhan Ekonomi RI Bisa Mencapai 5,3 Persen

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

16 jam lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

17 jam lalu

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo buka suara soal naiknya harga beras merek SPHP.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

1 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

1 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

2 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

2 hari lalu

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan alasan penyerapan jagung dari petani hingga kini masih terkendala.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

2 hari lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

2 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

2 hari lalu

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

Perum Bulog menyalurkan Bantuan Pangan Tahap II berupa beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya