Zulhas Sebut Usulan Subsidi Harga Kedelai Lewat Importir Masih Diproses
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Sabtu, 21 Januari 2023 13:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau Zulhas mengusulkan agar subsidi harga kedelai itu diberikan kepada importir. Dengan begitu, seluruh perajin tahu tempe yang tergabung dalam Gakopti maupun tidak, langsung mendapatkan harga yang murah.
"Aturan bantuan penggantian selisih harga tanpa persyaratan itu tengah digodok dan masih dalam tahap proses," ujar Zulkifli Hasan alias Zulhas dalam keterangan tertulis, Jumat, 20 Januari 2023.
Baca: Bulog Beberkan Alasan Kenapa Tak Kunjung Impor Kedelai
Adapun saat ini, pemberian subsidi selisih harga kedelai saat ini masih diberikan kepada produsen tahu dan tempe di bawah naungan Gabungan Koperasi Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo).
Menurut Zulhas, pemberian subsidi lewat pengusaha importir dapat penyederhanaan mekanisme pemberian subsidi tersebut. Selama ini, pemerintah memberikan bantuan penggantian selisih harga pembelian kedelai sebesar Rp1.000 per kilogram. Sehingga harga kedelai dari importir yang sebesar Rp 12.000 per kilogram, menjadi Rp 11.000 per kilogram di level perajin tahu dan tempe.
Saat ini harga kedelai mesih tinggi, yakni di kisaran Rp 14.000 per kilogram. Zulhas berujar, usulannya itu untuk menurunkan harga kedelai dari Rp 14 ribu per kilogram menjadi Rp 12 ribu hingga Rp 11 ribu per kilogram.
“Penggantian selisih harga pembelian itu lebih mudah diakses secara merata kepada perajin tahu dan tempe di seluruh Indonesia. Jadi pemerintah akan mengganti selisih harganya. Saya sampaikan, penggantiannya itu pada harga,” kata Zulhas.
Sebelumnya, Zulhas juga mengungkapkan pemberian bantuan kedelai sebelumnya belum terserap secara optimal lantaran belum tersedianya data sasaran penerima subsidi dari Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Kopti) di seluruh wilayah. Selain itu, belum semua perajin tahu dan tempe tergabung sebagai anggota Gakoptindo.
Selanjutnya: “Pengusaha tahu tempe dapat penggantian..."
<!--more-->
“Pengusaha tahu tempe dapat penggantian Rp1.000, kalau 1 ton saja sudah Rp1 juta dan dia bikin ini, bikin itu, akhirnya bisa menghabiskan dana hingga Rp1 juta lebih, belum nanti melalui koperasi, lama-lama berapa yang diterima?” ujarnya
Sementara itu, Plt Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Kasan menjelaskan program penggantian selisih harga pembelian sebelumnya merupakan upaya untuk menjaga stabilisasi harga kedelai di tingkat perajin tahu dan tempe serta menjaga keberlangsungan usaha
mereka.
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan, memberikan bantuan penggantian selisih harga pembelian kedelai sebesar Rp 1.000 per kilogram kepada perajin melalui Kopti. Kopti membeli kedelai dari Perum Bulog dengan harga pembelian di tingkat importir dikurangi Rp1.000 per kilogram. Selisih Rp 1.000 per kilogram dibebankan kepada Pemerintah melalui APBN.
“Jika harga kedelai di tingkat importir sebesar Rp 13.000 per kilogram, maka Kopti dapat membeli kedelai sebesar Rp 12.000 per kilogram ke Perum Bulog. Perum Bulog bekerja sama dengan importir untuk penyediaan kedelai bagi perajin,” ucapnya.
Adapun pemerintah pekan lalu mengimpor kedelai sebanyak 56 ribu ton dari Amerika Serikat seharga Rp 12.000 per kilogram. Namun, pemerintah tak melakukan impor dari Bulog, melainkan melalui perusahaan importir swasta, yaitu PT FKS Multi Agri. Pasalnya, Bulog gagal mendatangkan 350 ribu ton impor kedelai yang ditugaskan sejak akhir tahun lalu.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi pun menjelaskan kedelai dibeli dari perusahaan swasta lantaran Perum Bulog hingga kini belum berhasil mengimpor sendiri. "Sambil menunggu Bulog siap mengimpor kita minta sama swasta untuk masukin barang cepet deh," tuturnya.
Baca juga: Mendag Zulhas Blak-blakan Keterlambatan Bulog Impor Kedelai: Enggak Nongol-nongol
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.