5 Hari Usai Bentrok Pekerja Berujung Maut di PT GNI, Bupati Morowali Utara Beberkan Kondisi Terkini
Reporter
Amelia Rahima Sari
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 19 Januari 2023 22:34 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bupati Morowali Utara Delis Julkarson Hehi membeberkan kondisi di PT Gunbuster Nickel Industri (PT GNI) usai kerusuhan di perusahaan yang terjadi pada Sabtu, 14 Januari 2023.
“Secara prinsip, kami, Polda daerah bersyukur karena kondisi sudah kondusif, pabrik juga sudah mulai kembali beroperasi. Dan kami juga menyampaikan belasungkawa yang dalam atas timbulnya korban pada peristiwa 14 Januari,” kata Delis saat dihubungi, Kamis malam, 19 Januari 2023.
Baca: Minta PT GNI Perhatikan Pekerja, Wamenaker: Kan Sayang, Kerugian Puluhan Miliar, Ada Korban Jiwa
Lebih lanjut, dia mengungkap kasus di PT GNI berkaitan dengan beberapa hal yang menjadi tuntutan karyawan, yakni mengenai K3 dan hal lain terkait kontrak kerja.
Atas kasus ini, Delis beserta jajarannya mengadakan pertemuan dengan Wakil Menteri Ketenagakerjaan Afriansyah Noor yang ditemani beberapa direktur kementerian tersebut pada hari ini. Selain itu, turut hadir pula perwakilan PT GNI, Polres Morowali Utara, Mabes Polri, dan Badan Intelijen Negara.
“Tentunya kunjungan Pak Wamen ini memberikan atensi yang besar dari perusahaan untuk segera menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada,” tutur Delis.
Delis menuturkan, dalam pertemuan tersebut para stakeholder melihat situasi secara objektif. Sesuai kondisi di lapangan, K3 masih kurang diterapkan oleh PT GNI.
“Memang perusahaan ini kan baru setahun lebih beroperasi dan masih dalam tahap konstruksi karena belum settle semua pabrik yang ada. Saya kira ini juga yang mempengaruhi karena masih banyak kerja-kerja konstruksi di luar yang high risk, sehingga membuat standarisasi untuk ini masih agak sulit untuk dikontrol lebih ketat,” tuturnya.
Selanjutnya: Wamenaker dalam kunjungannya ke PT GNI...
<!--more-->
Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Afriansyah Noor sebelumnya dalam kunjungannya ke PT GNI pada hari ini meminta perusahaan lebih memperhatikan kesejahteraan karyawan agar tak lagi terjadi bentrokan dan menimbulkan kerugian material.
“Kan sayang, kerugian puluhan miliar, ada korban jiwa. Apalagi sampai kalau kejadian kemarin merembet ke PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), kemudian ke pabrik yang sudah beroperasi. Haduh sangat disayangkan, lah,” kata Afriansyah.
Afriansyah menjelaskan, pemicu bentrok yakni K3 yang dikehendaki oleh orang yang mengaku SPN (Serikat Pekerja Nasional) yang bekerja di PT GNI. Namun setelah dicek, orang tersebut bukan buruh yang bekerja di PT GNI, karena sudah diberhentikan.
Jadi, kata dia, manajemen (PT GNI) merasa bahwa para pemrotes K3 itu tidak mewakili pekerja, sehingga tuntutannya diabaikan. "Nah, akhirnya mereka melakukan aksi demonstrasi pada hari Sabtu pagi, jam 6 pagi dimulai, dengan melakukan penyetopan terhadap pekerja untuk diajak demo," tutur Afriansyah.
Berikutnya, pada malam hari terjadi unjuk rasa. Dari tuntutan K3, menurut Afriansyah, para pekerja juga belakangan menuntut sejumlah hal lain seperti PHK sepihak, kontrak yang tidak jelas, dan manajemen yang tidak terbuka.
"Tadi semua kita sampaikan, manajemen (PT GNI) menerima masukan dari kami dan akan memperbaiki semua, termasuk K3-nya,” ucapnya.
Baca juga: Bentrok Tenaga Kerja PT GNI di Morowali Utara Berujung Maut, Apa Saja Tuntutan Pekerja?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.