Harga Minyak Dunia Bakal Menguat ke US$ 81,9 per Barel, Analis: Tak Hanya karena Dolar Melemah, tapi...
Reporter
Riri Rahayu
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Minggu, 15 Januari 2023 13:33 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi harga minyak dunia bakal menguat di kisaran US$ 78,9 - US$ 81,9 per barel dalam perdagangan besok Senin, 16 Januari 2023. Sebelumnya dalam penutupan pasar Amerika Jumat kemarin, harga minyak dunia berada di level US$ 79,91 per barel.
“Penyebab kenaikan harga minyak dunia salah satunya karena dolar AS turun ke level terendah tujuh bulan. Tapi lebih banyak indikator yang menunjukkan adanya peningkatan dari importir minyak Cina,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Ahad, 15 Januari 2023.
Baca: Harga BBM Pertamax Cs Turun, Simak Perbandingan dengan Harga BBM Bukan Pertamina
Ibrahim menjelaskan, indeks dolar AS merosot ke level terendah dalam lebih dari tujuh bulan, sehari setelah data menunjukka inflasi turun pada Desember untuk pertama kalinya dalam 2,5 tahun. Kondisi tersebut memberi harapan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan memperlambat kenaikan suku bunga.
“Greenback yang lebih lemah cenderung meningkatkan permintaan minyak, membuatnya lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya,” kata Ibrahim.
Sebagaimana yang disampaikan analis dan Komisari PT Orbi Trade Berjangka Vandy Cahyadi, Ibrahim melanjutkan, pembelian minyak mentah Cina baru-baru ini dan peningkatan lalu lintas jalan di negara itu juga memicu harapan pemulihan permintaan di ekonomi terbesar kedua di dunia itu setelah pembukaan kembali perbatasannya dan pelonggaran pembatasan Covid-19 setelah protes tahun lalu.
Namun, organisasi negara pengeskpor minyak dan sekutunya—termasuk Rusia—akan melakukan pertemuan pada Februari mendatang untung menilai kondisi pasar. Dengan pertemuan itu, dikhawatirkan kelompok tersebut memangkas produksi minyak lagi untuk mengangkat harga setelahh penurunan baru-baru ini.
“Sebelumnya OPEC+ juga telah mengumumkan pengurangan produksi 2 juta barel per hari pada Oktober karena harga minyak global turun di bawah US$ 90 per barel,” ujar Ibrahim.
Baca juga: Harga Minyak Akan Menguat hingga USD 77,20 AS per Barel, Didorong Pembukaan Perbatasan Cina
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.