Menguat Tajam, Rupiah Berada di Level Rp 15.482 per Dolar AS

Rabu, 11 Januari 2023 16:25 WIB

Seorang karyawan money changer menghitung uang kertas Rupiah, di Jakarta, 15 Desember 2014. Adek Berry/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta -Kurs rupiah menguat tajam 93 poin di level Rp 15.482 per dolar AS dalam perdagangan Rabu, 11 Januari 2023. Dalam perdagangan hari sebelumnya, rupiah juga sempat menguat 95 poin di level Rp 15.575 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut penguatan rupiah hari ini tidak terlepas dari pelemahan dolar. Pelemahan ini terjadi di tengah pedagang yang menunggu data harga konsumen AS minggu ini untuk memastikan apakah inflasi akan melandai.

“Sementara, laju inflasi tahunan meningkat menjadi 7,3 persen pada November lalu. Menyisakan ruang untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut,” kata Ibrahim lewat keterangan tertulis, Rabu, 11 Januari 2023.

Baca Juga: Pria Ini Divonis 1 Tahun Penjara dan Didenda Rp 50 Juta Karena Setor Uang Rusak di ATM, Begini Ceritanya

Selain itu, Greenback juga telah kehilangan sekitar 11 persen terhadap masa uang umum sejak mencapai puncak 20 tahun pada bulan September. Sebab, kata Ibrahim, investor telah mulai mengantisipasi pelonggaran inflasi. “Dengan itu, dolar yang jatuh karena kebutuhan untuk kenaikan suku bunga berkurang,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Para pedagang juga berhati-hati dalam menjual dolar meski The Fed terus menjanjikan kenaikan dan prospek ekonomi global yang suram. Sebab, Ketua The Fed Jerome Powell tidak memberikan petunjuk kebijakan apa pun selama diskusi panel di Stockholm pada Selasa malam, 10 Januari 2023.

“Dengan pejabat Fed lainnya mengatakan langkah mereka selanjutnya akan bergantung pada data, maka investor sangat fokus pada data CPI AS,” kata Ibrahim.

Sementara dari dalam negeri, penguatan rupiah didorong oleh respons positif pasar terhadap pengesahan UU Penguatan dan Pengembangan Sektor Keuangan (PPSK) pada 15 Desember 2023. Sebab, UU PPSK dianggap menjawab tantangan perekonomian. Termasuk pengaruh global akibat guncangan geopolitik dan gangguan sisi suplai yang berujung pada inflasi tinggi di negara-negara maju.

“Adanya perubahan yang terjadi dalam UU PPSK ini menjadikan kredibilitas Bank Indonesia, OJK, dan LPS semakin kuat. Namun, tetap meningkatkan koordinasi untuk menjaga perekonomian serta stabilitas sistem keuangan bersama-sama,” ujarnya.

Faktor pendorong lainnya, yakni Bank Indonesia yang menilai kinerja penjualan eceran diprakirakan tumbuh positif pada Desember 2022. Hal tersebut tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Desember 2022 sebesar 216,4 atau tumbuh positif 0,04 persen secara tahunan. Sedangkan secara bulanan, penjualan eceran diperkirakan tumbuh sebesar 6,3 persen, meningkat dari 0,4 persen pada bulan sebelumnya.

Adapun untuk perdagangan besok, Ibrahim memprediki rupiah kembali menguat di rentang Rp 15.450 hingga Rp 15.530 per dolar AS.

Baca Juga: Kasus Warga Dipenjara karena Setor Uang Rusak di ATM, BI: Rupiah Simbol Kedaulatan Negara

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

1 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

1 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

2 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya