CIMB Niaga Finance Terbitkan Sukuk Senilai Rp 1 Triliun
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Grace gandhi
Selasa, 10 Januari 2023 16:12 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance) menerbitkan Penawaran Umum Sukuk Wakalah Bi Al-Istitsmar I CIMB Niaga Auto Finance tahun 2023. Jumlah dana modal investasi yang ditawarkan senilai Rp1 triliun.
Presiden Direktur CIMB Niaga Finance Ristiawan Suherman mengatakan seluruh dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Sukuk Wakalah Bi Al-Istitsmar I ini, setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan sebagai penyertaan modal kerja pada kegiatan usaha pembiayaan syariah untuk kendaraan.
Baca: Proyeksi Ekonomi Indonesia 2023 4,9 Persen, Mandiri Sekuritas: Ekspor dan Investasi Melemah
“Perseroan akan menyalurkan pembiayaan kendaraan kepada nasabah Perseroan dengan akad murabahah,” ujar Ristiawan lewat keterangan tertulis pada Selasa, 10 Januari 2023.
Penawaran Sukuk Wakalah Bi Al-Istitsmar I 2023 terdiri dari dua Seri, Seri A dengan jangka waktu 370 hari kalender dan Seri B dengan jangka waktu 3 tahun sejak tanggal emisi. Pembayaran imbalan Sukuk akan dilakukan setiap kuartal, sedangkan pembayaran Pokok Sukuk Seri A dan Seri B akan dilakukan secara penuh atau bullet payment sebesar 100 persen dari jumlah pokok sukuk pada tanggal pembayaran kembali dana modal investasi.
Melalui Penawaran Sukuk Wakalah Bi Al-Istitsmar I ini, Ristiawan berharap dapat memberikan produk investasi inovatif yang akan diminati investor. Selain itu, juga diharapkan dapat mendukung pertumbuhan perseroan di tahun 2023, melanjutkan tren positif yang tumbuh positif baik dari kinerja aset maupun pendapatan dan keuntungan selama 3 tahun terakhir.
“CIMB Niaga Finance akan terus melakukan inovasi dengan memberikan pelayanan terbaik melalui digitalisasi seiring perbaikan ekonom,i terutama dari industri otomotif,” ucap Ristiawan.
Dia menilai pertumbuhan penjualan otomotif yang baik secara nasional saat ini mempunyai faktor positif untuk perusahaanya. Tahun lalu, pemerintah memberlakukan diskon Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebagai program pemulihan industri otomotif untuk kendaraan bermotor. Hal itu berdampak pada kenaikan penjualan kendaraan bermotor roda empat di tahun 2021 dan 2022.
Ristiawan juga menyitir data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) yang mencatat penjualan kendaraan bermotor roda empat dari pabrik ke dealer tumbuh 21 persen. Angkanya dari 393.466 unit pada semester I 2021 menjadi 475.030 unit di semester I 2022.
Kebijakan PPnBM ini juga turut berdampak positif kinerja perseroan yang dapat menyerap permintaan pasar yang lebih tinggi untuk kendaraan bermotor roda empat baru di sepanjang tahun 2022 serta potensi peningkatan penjualan kendaraan bermotor roda empat bekas di tahun-tahun selanjutnya.
“Perseroan akan selalu hadir memberikan pelayanan dan juga produk yang dibutuhkan masyarakat melalui proses akuisisi yang tepat menggunakan analisa kredit berbasis scoring serta profil nasabah (risk based analysis),” tutur dia. “Selain itu, perseroan terus melakukan berbagai inisiatif manajemen risiko untuk terus menjaga kualitas aset.”
Selanjutnya: Untuk meningkatkan pangsa pasar....
<!--more-->
Untuk meningkatkan pangsa pasar, Ristiawan menambahkan, perseroan juga terus meningkatkan pelayanan kepada konsumen dan dealer kendaraan bermotor. “Melalui pemanfaatan kanal digital, yaitu CNAF Mobile, peluncuran produk dan program pembiayaan yang menarik, kompetitif, dan inovatif, serta peningkatan kompetensi sumber daya manusia,” kata dia.
Menurut Ristiawan, saat ini keunggulan kompetitif dari perseroan adalah dukungan dari induk usaha, PT Bank CIMB Niaga Tbk., dalam hal fasilitas pembiayaan bersama, progam referral calon nasabah maupun kerja sama pemanfaatan digitalisasi. Selain sumber pendanaan dari induk usaha, perseroan juga melakukan diversifikasi untuk mendapatkan pendanaan efektif sesuai dengan kondisi pasar melalui kerja sama perbankan maupun pasar modal.
Secara kinerja, CIMB Niaga Finance pada semester I 2022, mencatat pembiayaan baru sebesar Rp 4,5 triliun. Angka tersebut tumbuh sebesar 103 persen year on year (YoY) dibandingkan periode yang sama pada 2021 sebesar Rp 2,2 triliun.
“Pembiayaan baru dengan akad syariah mencapai 62 persen dari total pembiayaan baru. Dengan pertumbuhan pembiayaan baru, total aset kelolaan CIMB Niaga Finance mencapai Rp 8,8 triliun atau tumbuh sebesar 51 persen dari tahun 2021 pada periode yang sama (sebesar Rp 5,9 triliun),” ujar Ristiawan.
Sejalan dengan peningkatan aset kelolaan, pada semester I 2022 perseroan berhasil membukukan laba sebelum pajak atau PBT (Profit Before Tax) sebesar Rp 266 miliar. Angka tersebut naik 106 persen YoY dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021 sebesar Rp 129 miliar.
CIMB Niaga Finance mempertahankan kualitas aset, hal itu terlihat dari rasio pembiayaan bermasalah atau NPF (Non Performing Financing) di bawah rata-rata industri, yaitu sebesar 0,89 persen di semester I 2022. Rasio-rasio keuangan lainnya juga terjaga dengan baik, di mana per semester I 2022, Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) perseroan masing-masing tercatat sebesar 12,79 persen dan 26,55 persen.
Direktur PT CIMB Niaga Sekuritas Martin Simorangkir menilai industri otomotif terbukti tumbuh dengan cepat setelah pandemi Covid-19. Hal itu, tentunya mendorong industri pembiayaan tetap dapat bertumbuh dengan maksimal seiring pemulihan ekonomi selama tahun 2021 dan 2022.
“Untuk itu kami menilai optimistis dengan aksi korporasi Penawaran Umum Sukuk Wakalah Bi Al-Istitsmar I CIMB Niaga Auto Finance ini akan menjadi produk alternative investasi yang menarik bagi investor saat ini,” tutur Martin.
Baca: Tiga Sektor Properti Ini Diprediksi Dapat Berkah dari Pencabutan PPKM
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini