Inflasi Volatile Food Naik, BI: Sejalan dengan Pola Musiman Akhir Tahun

Selasa, 3 Januari 2023 07:31 WIB

Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI menyatakan laju inflasi dari kelompok volatile food pada Desember 2022 mencapai 2,24 persen secara month to month (mtm). Angka itu lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat deflasi 0,22 persen (mtm).

"Ini sejalan dengan pola musiman akhir tahun," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bi, Erwin Haryono melalui keterangan resmi pada Senin, 2 Januari 2023.

Baca: Selama 2022 Bensin Sumbang Inflasi 1,15 Persen, BPS: Karena Kenaikan BBM di September

Namun, BI menilai inflasi volatile food sepanjang tahun 2022 masih di level terkendali yakni 5,61 persen (yoy). Bahkan kenaikan inflasi tersebut sebetulnya masih di bawah perkiraan BI.

Menurut Erwin, terkendalinya inflasi volatile food adalah hasil sinergi dan koordinasi kebijakan pengendalian inflasi melalui TPIP-TPID dan GNPIP dalam mendorong ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, kestabilan harga, dan komunikasi efektif.

Advertising
Advertising

Sementara itu, inflasi dari kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 0,73 persen (mtm), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,14 persen (mtm) seiring dengan kenaikan tarif perusahaan air minum.

Angka ini juga naik seiring dengan pola musiman peningkatan permintaan angkutan udara pada Natal dan Tahun Baru, serta inflasi rokok kretek filter.

Inflasi tak setinggi yang diprediksi BI

Begitu juga kenaikan inflasi yang bersumber dari administered prices tidak setinggi yang diperkirakan oleh bank sentral, yaitu 13,34 persen (yoy). Kenaikan inflasi itu masih sejalan dengan penyesuaian harga BBM dan tarif angkutan yang lebih rendah.

Adapun inflasi inti pun tercatat meningkat menjadi 0,22 persen (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,15 persen (mtm). BI menilai kenaikan itu terutama disumbang oleh komoditas kontrak rumah.

Meski naik, Erwin menyebut inflasi inti 2022 tetap terjaga rendah sebesar 3,36 persen (yoy). Hal itu seiring dengan lebih rendahnya dampak rambatan dari penyesuaian harga BBM dan belum kuatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan.

Kendati demikian, BI menilai tekanan inflasi 2022 lebih rendah dari prakiraan awal dan akan berdampak positif pada prospek inflasi 2023. BI sendiri memperkitakan inflasi pada 2023 kembali ke sasaran dalam rentang 2 hingga 4 persen.

BI akan terus memperkuat respons kebijakan untuk memastikan keberlanjutan penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi. Sehingga level inflasi inti tetap terjaga dalam kisaran 2 hingga 4 persen. Bank sentral juga bakal terus memperkuat koordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.

Baca juga: BPS Umumkan Inflasi Sepanjang 2022 Tembus 5,51 Persen, Apa Saja Pemicunya?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

7 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

20 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

3 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya