AirNav Catat Penerbangan Internasional Tumbuh 103 Persen Selama 2022
Reporter
Riri Rahayu
Editor
Francisca Christy Rosana
Sabtu, 31 Desember 2022 22:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama AirNav Indonesia Polana Banguningsih Pramesti menyebut jumlah penerbangan di Indonesia terus mengalami kenaikan pasca-pandemi Covid-19. Pertumbuhan pergerakan domestik naik paling tajam, bahkan menembus lebih dari 100 persen.
"Untuk penerbangan internasional mengalami kenaikan sebesar 103 persen dibandingkan 2021 dan 18 persen dibandingkan 2020. Hal yang sama terjadi pula untuk penerbangan lintas-negara yang meningkat sebesar 70 persen dibandingkan 2021 dan 47 persen dibandingkan 2020,” kata Polana melalui keterangan tertulis, Sabtu, 31 Desember 2022.
Sepanjang 2022, lembaga navigasi itu telah melayani lebih dari 1,3 juta penerbangan. Angkutan penerbangan domestik mengalami sebesar 14 persen ketimbang 2021 dan 8 persen bila dibandingkan dengan 2020.
Peningkatan jumlah penerbangan ini, kata Polana, tidak terlepas dari pelonggaran kebijakan—baik di dalam maupun di luar negeri. Selain itu, tingkat pertumbuhan angka penderita Covid-19 yang terus melandai dan jumlah orang yang divaksinasi meningkat.
Tak hanya itu, 2022 menjadi momen kebangkitan pariwisata Indonesia. Sebab, ada perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali dan ajang Balap MotorGP di Mandalika.
Dibantu sebelas cabang AirNav dan kolaborasi dengan stakeholder penerbangan lainnya, Polana mengatakan pihaknya menyiapkan simulasi prosedur, SDM yang andal, serta perhelatan pendukung navigasi. Sehingga, perheletan acara akbar tersebut dapat berjalan aman dan lancar.
Catatan positif lainnya, Polana melanjutkan, addalah tingkat ketepatan waktu,kedatangan dan keberangkatan pesawat yang mencapai 90 persen. Sepanjang 2022 ini, kata dia, AirNav juga mencatat 5.535 kejadian keselamatan dari 1,3 juta lebih penerbangan yang dilayani.
Baca juga: Trafik Penumpang Meningkat, Garuda Indonesia Targetkan Penambahan Armada pada 2023
"Kejadian tersebut bervariasi dari yang tingkat bahaya (hazard) sebanyak 5.383, Insiden sebanyak 107, Insiden Serius 39, dan kecelakaan sebanyak 6,” kata Polana.
Adapun kejadian keselamatan yang paling banyak terjadi adalah kasus go-around sebanyak 2.460 kali, yaitu pesawat yang hendak landing mendadak harus terbang lagi. Faktor penyebabnya pun beragam, di antaranya angin kencang, cuaca buruk, hingga ada hewan yang melintas di landasan.
“Namun, AirNav tidak cepat berpuas diri dan akan terus berupaya untuk meningkatkan kinerja keselamatan penerbangan,” kata Polana
Polana berujar, 2023 akan menjadi tahun yang menantang dan membawa optimisme yang baik bagi dunia Penerbangan. Dia mengatakan pihaknya bakal membenahi berbagai kekurangan yang dapat ditingkatkan. “Kami akan sepenuh hati menjaga keselamatan dan kelancaran layanan navigasi penerbangan di langit nusantara,” tutur dia.
Maskapai penerbangan Garuda Indonesia adalah salah satu yang mencatatkan pertumbuhan penumpang pada 2022. Tahun ini, maskapai ekor biru mengalami peningkatan pertumbuhan 37,05 persen pada kuartal III. Dengan peningkatan tersebut, jumlah penumpang Garuda menjadi 10.498.823 dibandingkan dengan periode yang sama 2021.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra memperkirakan trafik penumpang akan tumbuh 30 persen di penutupan 2022 jika dibandingkan periode November 2022. Pada 2023 mendatang, Irfan pun mengatakan pihaknya akan menambah armada operasional.
“Hingga akhir tahun ini Garuda dapat mengoperasikan sekitar 52 armada. Untuk 2023 mendatang, Garuda menargetkan dapat mengoperasikan sedikitnya 66 armada di luar armada yang dimiliki sebanyak enam armada,” kata Irfan melalui keterangan tertulis, dikutip Sabtu, 31 Desember 2022.
Baca Juga: Proses Restrukturisasi Rampung, Begini Penjelasan Bos Garuda Indonesia
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.