Lo Kheng Hong Beberkan 3 Alasan Yakin RI Tak Alami Resesi pada 2023
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Minggu, 11 Desember 2022 07:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Lo Kheng Hong yakin Indonesia tak menjadi salah satu negara yang akan mengalami resesi pada tahun 2023. Investor kawakan yang dijuluki Warren Buffet Indonesia itu mengaku cukup optimistis dengan kondisi perekonomian Indonesia saat ini.
“Optimis, rasanya tidak resesi,” ujar Lo Kheng Hong saat melakukan wawancara podcast yang ditayangkan kanal Youtube WinMax Gallery, dikutip pada Sabtu, 10 Desember 2022.
Baca: 4 Saham Lo Kheng Hong yang Kepemilikannya di Atas 5 Persen, Apa Saja?
3 Faktor penyebab RI tak alami resesi
Pria yang akrab disapa dengan Pak Lo lalu membeberkan sedikitnya ada tiga hal yang membuatnya yakin Indonesia tak masuk ke jurang resesi pada tahun depan.
Pertama, nilai ekspor komoditas Indonesia yang melimpah dalam beberapa waktu terakhir. Sejumlah komoditas ekspor andalan itu di antaranya adalah batu bara, minyak mentah atau crude palm oil (CPO).
“Saya lihat, Indonesia banyak ekspor komoditas. Batu baranya akeh (banyak), ekspor CPO juga akeh, terima uang bermiliar-miliar,” kata Pak Lo.
Kedua, bank-bank di dalam negeri saat ini mengantongi laba cukup besar. PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA, misalnya, selama tiga kuartal tahun ini memiliki laba Rp 28 triliun.
Begitu juga dengan bank-bank pelat merah seperti PT Bank Mandiri Tbk. dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. yang masing-masing mencatatkan laba Rp 30 triliun dan Rp 39 triliun. Jika terancam resesi, menurut Pak Lo, bank-bank seharusnya masuk golongan institusi yang sakit.
Selanjutnya: Tapi fakta di lapangan...
<!--more-->
Tapi fakta di lapangan, menurut Pak Lo, malah sebaliknya karena kondisi bank justru baik-baik saja. “Saya lihat bank-banknya cuan Soros (George Soros). Kalau mau resesi, bank-bank harusnya sakit. (Ini) banknya sehat-sehat, cuan soros,” ucapnya.
Ketiga, kinerja bursa saat ini masih stabil. Padahal, kata Lo Kheng Hong, jika resesi, bursa saham biasanya sudah terjun bebas duluan. Namun hingga kini, IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) tidak menunjukkan penurunan, atau stabil di level 7.000-an.
“Kita (IHSG) nggak turun-turun, seperti nggak ada tanda-tanda mau resesi,” kata dia.
Dana Moneter Internasional (IMF) sebelumnya dalam laporannya baru-baru ini memangkas prospek pertumbuhan ekonomi global dari 2,9 persen menjadi 2,7 persen untuk tahun depan. Bahkan lembaga itu memprediksi sebanyak 31 negara terancam masuk ke jurang resesi ekonomi pada 2023 mendatang.
Menanggapi ramalan IMF itu, Lo Kheng Hong menyebutkan sebetulnya tidak ada seorang pun yang tahu dengan pasti apa yang akan terjadi pada tahun depan. “Sebetulnya hari esok itu misteri. Tidak ada seorang pun yang tahu dengan pasti apa yang akan terjadi hari esok. Bisa resesi, artinya bisa juga tidak,” ucapnya.
BISNIS
Baca juga: Kerap Bagikan Tip Investasi, Kaesang Terinspirasi Lo Kheng Hong?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.