Eropa Bakal Dilanda Resesi Musim Dingin, RI Harus Siapkan Subsidi Energi Lebih Besar?

Rabu, 7 Desember 2022 09:37 WIB

Ilustrasi kilang minyak. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira meminta agar pemerintah bersiap-siap untuk menghadapi Uni Eropa yang bakal dilanda resesi musim dingin. Pasalnya, resesi tersebut bisa berpengaruh kepada sektor energi dan pangan di Tanah Air.

“Pemerintah harus mempersiapkan untuk kendaraan subsidi energi yang lebih besar tahun depan,” ujar dia melalui sambungan telepon pada Selasa, 6 Desember 2022.

Baca: Amerika Diprediksi Alami Resesi 2023, Anak Buah Bahlil: Investasi Bisa Melemah

Selain itu, Bhima juga menyarankan agar pemerintah perlu mengalihkan pasar ekspor ke luar Eropa seperti Timur Tengah dan Afrika Utara. Yang tak kalah penting juga adalah memperkuat pasar domestik.

“Karena kalau kinerja ekspornya terdampak, maka pengalihan di pasar domestik itu bisa jadi solusi,” ucap Bhima.

Advertising
Advertising

Berikutnya, yang harus direspons adalah sektor-sektor yang terdampak resesi musim dingin itu. Bhima mencontohkan misalnya sektor usaha yang ekspornya tinggi ke Eropa, seperti pakaian jadi, alas kaki, serta yang impor bahan bakunya tinggi dari Eropa.

“Atau impor gasnya tinggi, kayak industri kita ini kan ketergantungan gasnya tinggi untuk urea, itu yang harus diwaspadai dan dibantu,” tutur Bhima.

Harga energi dan pangan paling riskan

Bhima mengingatkan resesi musim dingin di Eropa akan berdampak pada berlanjutnya krisis energi. “Ini akan memicu gejolak di harga energi, dan nanti juga akan berujung kepada pangan secara internasional. Ini yang paling riskan,” ujar dia.

Krisis energi tersebut bisa menyebabkan lonjakan harga gas yang cukup tinggi. Dengan kebutuhan tinggi dari Uni Eropa, impor batu bara pun akan meningkat dan berdampak pada kenaikan harga dan diikuti dengan kenaikan ongkos logistik.

Kenaikan harga energi tak hanya dihadapi oleh negara-negara Eropa. “Minyak juga biaya angkutannya (naik) di negara-negara berkembang,” ucap Bhima.

Dengan begitu, menurut Bhima, prospek pemulihan ekonominya bisa jadi semakin gelap di tahun depan. Bhima bahkan memperkirakan kemungkinan akan terjadi pelambatan pertumbuhan ekonomi, atau resesinya lebih cepat terjadi dari perkiraan awal secara global.

Baca juga: Antisipasi Resesi 2023, Erick Thohir: BUMN Siap jadi Pembeli Siaga Bahan Pokok

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

8 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

8 jam lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

11 jam lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

3 hari lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

5 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

8 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

9 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

9 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

9 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

9 hari lalu

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

Atase Perdagangan Kairo, M Syahran Bhakti berharap eksportir kopi Indonesia dapat memenuhi permintaan dari Mesir pada 2024 ini di atas Rp 1,5 triliun.

Baca Selengkapnya