Harga Telur Tembus Rp 30 Ribu per Kilogram Jelang Nataru, Bapanas Akan Gelar Bazar Murah
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Jumat, 2 Desember 2022 16:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan telah menyiapkan sejumlah solusi alternatif untuk meredam tingginya harga telur jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) ini. Di antaranya adalah kegiatan bazar atau operasi pasar yang menjual komoditas pangan, termasuk telur, dengan harga terjangkau.
“Tim kami tengah mengumpulkan data kebutuhan bazar pangan di seluruh Indonesia. Kita akan jadwalkan di seluruh Indonesia bekerjasama dengan Bank Indonesia, Pemerintah Daerah, Asosiasi, dan BUMN,” ucap Arief melalui keterangannya pada Jumat, 2 Desember 2022.
Baca: Harga Telur Meroket Menjelang Natal dan Tahun Baru, Peternak Wajib Jual Maksimal Rp 27.500
Kegiatan bazar itu merupakan bagian dari program Gerakan Pangan Murah. Sampai akhir November 2022 lalu, Bapanas telah menggelar program Gerakan Pangan Murah sebanyak 253 kali di 27 provinsi dan 82 kabupaten/kota. Melalui bazar tersebut, kata Arief, Bapanas telah menyalurkan 534 ton komoditas pangan termasuk telur.
Di sisi lain, Arief meminta para peternak layer dan pedagang telur untuk membeli dan menjual telur ayam ras sesuai dengan Harga Acuan Penjualan/Pembelian atau HAP. Hatga tersebut telah disepakati dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 5 Tahun 2022.
Berdasarkan Perbadan itu, harga acuan pembelian di tingkat produsen atau peternak layer adalah Rp 22.000 per kilogram sampai Rp 24.000 per kilogram. Sedangkan harga acuan penjualan di tingkat konsumen Rp 27.000 per kilogram.
“Melalui surat resmi di pertengahan November kami telah meminta seluruh Asosiasi Peternak, Pedagang, serta sejumlah Koperasi agar mematuhi HAP sesuai Perbadan Nomor 5 Tahun 2022,” ucap Arief.
Kendati demikian, ia tak menampik masih ada pelaku usaha yang berusaha menaikan harga telur di atas HAP yang telah ditetapkan. Untuk itu, Bapanas bekerja sama dengan para pelaku usaha serta Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri untuk memonitor pergerakan harga dan penyesuaian harga telur ini.
“Bapanas terus berkoordinasi dengan peternak layer besar, peternak mandiri dan Satgas Pangan untuk menyesuaikan harga jual telur di farm gate sesuai HAP,” jelasnya.
Selanjutnya: Pemerintah siapkan tata kelola cadangan telur ...
<!--more-->
Di sisi lain, Arief mengatakan pihaknya bersama kementerian dan lembaga terkait akan duduk bersama menyiapkan sistem untuk mengatur peningkatan produksi, suplai, penyerapan, dan pengelolaan cadangan pangan telur sehingga management stock-nya lebih terkendali.
"Hal ini yang harus di manage dan dikomunikasikan bersama seluruh stakeholder. Memang kalau ayam bertelur itu setiap hari satu telur, tidak bisa ditahan dan tidak bisa dipercepat. Maka harus diatur supply sama demand-nya,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Presidium Pinsar Petelur Nasional (PPN) Yudianto Yosgiarso mengatakan sejumlah asosiasi dan koperasi petelur sepakat untuk menjual, khususnya ke Jakarta, dengan harga maksimal Rp 27.500 per kilogram. Kesepakatan itu dibuat oleh Pinsar Petelur Nasional (PPN), Pinsar Indonesia (PI), PPRN, Koperasi Pinsar Petelur Nasional, Koperasi Peternak Petelur Lampung, Koperasi Kendal, Koperasi Putra Blitar dan Koperasi Srikandi Blitar. Mereka menamakan diri sebagai Rumah Bersama.
"Kami mempunyai kesepakatan bahwa para peternak, khususnya yang menjual telur di Jakarta secara partai, akan menjual harga telur maksimal Rp 27.500 per kilogram," ujar Yudianto dalam konferensi pers secara virtual pada Kamis, 1 Desember 2022.
Yudianto tak menampik bahwa harga tersebut lebih tinggi ketimbang HAP yang telah ditetapkan pemerintah, yaitu Rp 22-24 ribu per kilogram. Namun ia menilai harga itu sangat realistis lantaran sudah termasuk dengan ongkos angkut dan kertas tempat alas telur. Terlebih HAP yang saat ini berlaku belum memperhatikan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan dampak dari situasi geopolitik akibat perang Rusia dan Ukraina.
Ia menjelaskan angka Rp 27.500 per kilogram ditetapkan oleh Rumah Bersama dengan mempertimbangkan besarnya ongkos angkut bagi peternak di Jawa Timur untuk mengirimkan ke Jakarta sekitar Rp 1.200. Ditambah biaya kertas alas telur sebesar Rp 500. Sehingga, menurut catatannya, harga telur yang dijual peternak tak jauh dari HAP, yakni sekitar Rp 25.800 per kilogram.
"Kami sudah pertimbangkan, mengingat peternak kecil yang juga mungkin dari biayanya yang tidak rendah karena ada selisih biaya, itu kami sudah perhitungkan," tuturnya.
Yudianto menegaskan harga tersebut hanya berlaku pada momen jelang Nataru saja, tidak untuk selama-lamanya. Keputusan itu dibuat dalam rangka mengakomodasi semua kepentingan peternak, baik di Blitar, Jawa Tengah, dan, Jawa Barat. Peternak di luar Pulau Jawa pun, kata Yudianto turut mendukung kesepakatan itu, seperti daerah Palembang, Lampung, dan Padang.
Berdasarkan pantauan data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga telur per hari ini, Jumat, 2 Desember 2022 menyentuh angka Rp 30.000 per kilogram. Sedangkan laman Informasi Pangan Jakarta mencatat harga telur mencapai Rp 30.808 per kilogram atau naik sebesar Rp 180 dari harga kemarin. Sementara Panel Harga Pangan Bapanas mencatat harga rata-rata nasional telur ayam ras di tingkat konsumen Rp 28.881 per kilogram, sedangkan di tingkat produsen Rp 23.900 per kilogram.
RIANI SANUSI PUTRI
Baca Juga: Kemendag Jelaskan Rantai Masalah Penyebab Kenaikan Harga Telur Ayam
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini