Ekonomi Mulai Bangkit, Sri Mulyani Sebut Defisit APBN Tahun Ini Turun jadi Rp 598 T

Kamis, 1 Desember 2022 13:02 WIB

Gestur Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat memberikan keterangan pers tentang realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 per akhir Oktober 2019 di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin, 18 November 2019. Sri Mulyani mengatakan, secara tahunan belanja negara hanya tumbuh sebesar 4,5 persen, jauh lebih rendah jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang tumbuh 11,9 persen. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan tahun 2023 adalah tahun keempat pelaksanaan tugas Kabinet Indonesia Maju. Pada tiga tahun pertama kabinet bertugas, Indonesia dan seluruh dunia dihadapkan pada tantangan pandemi Covid-19 yang luar biasa dari sisi tantangan maupun dampaknya terhadap masyarakat dan perekonomian.

Namun, Sri Mulyani menambahkan, Indonesia dapat menangani pandemi dan juga mengelola dampak dengan sangat baik dibandingkan banyak negara-negara lain di dunia.

Baca: Jokowi Kutip Pernyataan Bos IMF: Di Tengah Dunia yang Gelap, RI Adalah Titik Terang

“Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam hal ini menjadi instrumen yang luar biasa penting dan diandalkan,” ujar dia dalam Penyerahan DIPA Tahun Anggaran 2023 yang disiarkan langsung di YouTube Kementerian Keuangan, pada Kamis, 1 Desember 2022.

Pada tahun 2020 pemerintah membelanjakan lebih dari Rp 2.595,5 triliun dengan defisit yang melonjak akibat pandemi mencapai Rp 947,7 triliun. Maka pada tahun 2021 belanja meningkat lagi menjadi Rp 2.786,4 triliun. Namun defisit menurun tajam ke Rp 775,1 triliun, itu menandakan Covid-19 mulai bisa dikelola dan perekonomian mulai bangkit.

Advertising
Advertising

“Pada tahun 2022 ini kita akan membelanjakan Rp 3106,4 triliun dan defisit diperkirakan akan turun lagi menjadi Rp 598 triliun,” tutur Sri Mulyani

Menurut Sri Mulyani, itu menggambarkan bahwa dalam tiga tahun kita berhasil mengendalikan pandemi Covid-19, melindungi masyarakat dan perekonomian. Serta secara bertahap, APBN juga mulai disehatkan kembali, di dalam merumuskan kebijakan di situasi yang luar biasa ini untuk memulihkan ekonomi.

“Hal Ini menghasilkan APBN yang responsif, tepat waktu, fleksibel, namun tetap efektif dan akuntabel, di dalam menghadapi tantangan yang luar biasa yaitu pandemi dan konsekuensinya,” kata dia.

Selain itu, Sri Mulyani berujar, APBN juga mengawal dan mempercepat proses pemulihan ekonomi yang sangat kompleks, serta menghadapi gejolak ekonomi global baru yang menantang saat ini.

“Pemerintah menyampaikan terima kasih kepada pimpinan dan seluruh anggota DPR serta DPD atas segala masukan dukungan serta kerjasama yang sangat baik,” ucap bendahara negara itu.

Selanjutnya: Sri Mulyani pun mengatakan saat ini ...

<!--more-->

Sri Mulyani pun mengatakan saat ini perekonomian nasional Indonesia masih di dalam tren pemulihan positif yang tumbuh cukup kuat di atas 5 persen. Pertumbuhan itu dicapai selama 5 triwulan berturut-turut, bahkan pada triwulan ketiga mencapai 5,72 persen year-on-year.

Inflasi di Indonesia juga relatif moderat dibandingkan negara-negara lain di dunia yaitu pada level 5,71 persen pada Oktober 2022, turun dari 5,99 persen pada September 2022. Di sisi lain dari sisi neraca perdagangan terjadi surplus selama 30 bulan berturut-turut dan indeks PMI tetap menunjukkan ekspansif dalam 14 bulan terakhir.

“Dengan capaian ini memang APBN pekerja luar biasa keras. Namun kita tetap mencermati bahwa terjadi perkembangan global yang harus Kita waspadai,” tutur dia.

Oleh sebab itu, menurut Sri Mulyani, optimisme untuk pemulihan ekonomi harus terus dijaga. Namun pada saat yang sama, tiap pihak harus makin waspada terhadap risiko global yang berasal dari geopolitik.

Dia mencontohkan, penerapan zero-covid policy di Cina telah menyebabkan perlambatan ekonomi. Termasuk dampak pengetatan kebijakan moneter di negara-negara maju di dalam rangka mengendalikan inflasi juga akan berakibat pada perlemahan ekonomi global.

Sri Mulyani juga mengatakan, kenaikan suku bunga global akan meningkatkan biaya pendanaan dan memicu aliran modal keluar dari negara-negara berkembang dan emerging market. Serta menimbulkan tekanan terhadap nilai tukar dari negara-negara berkembang.

“Risiko ekonomi yang telah berubah dari tadinya ancaman pandemi sekarang menjadi ancaman finansial yang membutuhkan respons berbeda dan kewaspadaan yang tinggi,” ujar Sri Mulyani.

Baca juga: Jokowi Serahkan DIPA dan TKDD 2023 ke 53 Kementerian dan Lembaga

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

2 jam lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

21 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

22 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

22 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

3 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

3 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

4 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

4 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

4 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya