Ekonom Prediksi Pengguna Paylater Akan Meningkat Pesat pada 2024, Apa Sebabnya?

Selasa, 29 November 2022 21:00 WIB

Ilustrasi Paylater. Pexels/Mentatdgt

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memprediksi industri financial technology (fintech) atau teknologi finansial yang sifatnya paylater akan mengalami peningkatan pesat pada 2024.

“Ada tren menarik yang tumbuh positif, yaitu BNPL (buy now pay later), di mana fintech yang sifatnya paylater terintegrasi dengan ekosistem,” ujar Bhima ketika dihubungi oleh Tempo pada Senin, 28 November 2022. Saat ini, kata Bhima, paylater tidak hanya menjadi channel pinjaman, tapi juga alat atau metode transaksi.

Sebab, akses paylater mudah. Ditambah, tenornya disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. “Jadi ada tren BNPL itu makin naik. Makanya, saya prediksi sampai 2024 akan terjadi pertumbuhan dua kali lipat dari bisnis BNPL,” tutur Bhima.

Baca juga: Bank Indonesia Catat Indeks Keyakinan Konsumen Juni 2022 Stabil

Hasil studi Kredivo 2022 menunjukkan peningkatan penggunaan paylater yang sebelumnya pada 2021 sebesar 12 persen meningkat 17 persen pada 2022. Hasil riset menunjukkan keunggulan utama yang paling dirasakan oleh konsumen adalah aspek pemenuhan kebutuhan, terutama saat mereka tidak memiliki kecukupan dana. Selain itu, paylater merupakan alternatif pembayaran cicilan selain kartu kredit.

Advertising
Advertising

Lebih dari separuh konsumen mengaku merasakan manfaat fleksibilitas dengan pembayaran cicilan. Khususnya, bagi mereka yang sebelumnya kesulitan mendapatkan kredit. Dari sisi keamanan, penyedia paylater terintegrasi dengan e-commerce sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangen (OJK).

Sebaliknya, fintech dengan payment--lebih familiar dikenal dompet digital (e-wallet)--tengah menghadapi tantangan dari perubahan pola konsumsi masyarakat. “Sebelumnya (selama pandemi) belanja dengan e-wallet lewat e-commerce, sekarang mulai terjadi perubahan menjadi belanja fisik,” ucap dia.

Perubahan drastis terjadi karena regulasi. Salah satunya sejak adanya QRIS atau pembayaran melalui kode QR. Hal ini membuat sebagian besar pengguna e-wallet kembali menggunakan mobile banking. Karena faktor ini, Bhima mengatakan pertumbuhannya ke depan bisa jadi melambat.

Lebih lanjut, Bhima memaparkan beberapa strategi bagi industri fintech untuk bertahan di tengah pelemahan ekonomi. “Pertama, startup yang bisa memadukan antara perilaku konsumsi secara online dengan perubahan gaya hidup dengan berbelanja di toko fisik,” jelasnya.

Kemudian, startup dengan manajemen risiko yang baik, mampu mengedukasi keuangan atau literasi keuangan kepada calon peminjam, dan startup yang bisnisnya terintegrasi dengan business to business.


DEFARA DHANYA PARAMITHA

Baca juga: G20 Sepakat Bantu Negara Miskin Rp 1.200 Triliun

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

5 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Otorita Bakal Bangun Nusantara Knowledge di IKN

5 hari lalu

Otorita Bakal Bangun Nusantara Knowledge di IKN

Otorita IKN mencanangkan pembangunan pusat riset dan kampus startup bernama Nusantara Knowledge Hub atau K-Hub.

Baca Selengkapnya

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

5 hari lalu

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

Pakar Komunikasi Digital bagikan tips agar masyarakat tidak tertipu oleh konten rekayasa teknologi artificial intelligence (AI) saat belanja online

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Terima Aspirasi APLI tentang Direct Selling di Lokapasar

7 hari lalu

Ketua MPR Terima Aspirasi APLI tentang Direct Selling di Lokapasar

Bamsoet berpendapat keberpihakan terhadap pelaku industri direct selling sangat penting. Ekosistem ini mampu membuka lapangan lebih dari delapan juta tenaga kerja sebagai distributor.

Baca Selengkapnya

Alasan Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Merchant: Lebih Banyak Campaign untuk Jangkau Konsumen

7 hari lalu

Alasan Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Merchant: Lebih Banyak Campaign untuk Jangkau Konsumen

Platform e-commerce Tokopedia membeberkan alasan menaikkan biaya layanan merchant pada 1 Mei 2024 mendatang

Baca Selengkapnya

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

10 hari lalu

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

Dua startup asal Indonesia, MYCL dan Sampangan, mendapat pendanaan dari Philanthropy Asia Summit 2024 karena sukses mengelola limbah.

Baca Selengkapnya

Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

10 hari lalu

Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

Lebih dari 25 investor dan perusahaan besar berkomitmen untuk menggelontorkan miliaran dolar ke dalam ekosistem startup Malaysia.

Baca Selengkapnya

Cara Daftar Shopee Video Top Creator untuk Pemula yang Mudah

15 hari lalu

Cara Daftar Shopee Video Top Creator untuk Pemula yang Mudah

Sebagai pengguna Shopee, Anda bisa mendaftar Shopee Video Top Kreator dengan cara berikut ini. Ketahui juga beberapa persyaratannya berikut.

Baca Selengkapnya

Soal Dugaan Monopoli Data Lokal di Balik Kongsi TikTok dan GOTO, Ini Respons Bos Tokopedia

30 hari lalu

Soal Dugaan Monopoli Data Lokal di Balik Kongsi TikTok dan GOTO, Ini Respons Bos Tokopedia

Setelah menonaktifkan personalisasi data, laman belanja di TikTok itu akan menampilkan produk-produk sesuai algoritma umum.

Baca Selengkapnya

Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

30 hari lalu

Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

Tokopedia menyatakan bersedia bekerja sama dan membantu penerapan aturan.

Baca Selengkapnya