TEMPO.CO, Nusa Dua - Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengumumkan G20 sepakat membantu negara miskin dengan menyisihkan aset cadangan mata uang asing Rp 1.200 triliun atau US$ 81,6 miliar. Kesepakatan ini tercapai dalam KTT G20 Presidensi Indonesia.
"Dana ini digunakan untuk membantu negara-negara yang berada di kelompok rentan menghadapi krisis," kata Jokowi di BNDCC, Nusa Dua Bali, Rabu, 16 November 2022.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan aloksi bantuan untuk negara-negara miskin berasal dari aset cadangan mata uang anggota-anggota G20 yang tidak memakai aset tersebut dalam waktu dekat. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan mendukung pembentukan skema Resilience and Sustainability Trust (RST) ini.
Baca juga: Indonesia Dorong Restrukturisasi Utang Negara Miskin, Ekonom: Ada Risiko Bunga Utang Naik
Bendahara negara tidak menyebutkan negara-negara mana saja yang sudah menyatakan ingin berkontribusi menalangi kebutuhan negara miskin. "Tidak punya list negaranya, Tapi ini diminta mereka tidak menggunakannya dalam waktu dekat," ucapnya.
Komitmen G20 membantu negara miskin termaktub dalam dokumen Deklarasi Pemimpin G20 Presidensi Indonesia yang disepakati pada Rabu, 16 November 2022. RST akan menyokong kebutuhan negara berpenghasilan rendah, negara bagian kecil, dan negara berpenghasilan menengah yang rentan terhadap masalah keuangan, yang akan berimbas ke ekonomi makro dalam jangka panjang.
Saat ini, sejumlah negara menghadapi kerentanan karena pandemi Covid-19 dan perubahan iklim. "Kami menyambut baik kontribusi sukarela untuk mengurangi kemiskinan," berikut bunyi dokumen tersebut.
Sebelumnya, Jokowi menyatakan deklarasi KTT G20 yang disahkan itu adalah berupa draf deklarasi yang sebelumnya diusulkan dalam Presidensi dan disepakati oleh mayoritas anggota.
Selanjutnya: "Hari ini kita dapat mengadopsi dan mengesahkan ..."