SKK Migas Pede Target Investasi USD 13,2 Miliar pada 2022 Tercapai

Jumat, 25 November 2022 11:32 WIB

Pelaksana Tugas Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Mohammad Kemal saat ditemui di sela-sela acara 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, pada Jumat, 25 November 2022. TEMPO/ Moh Khory Alfarizi

TEMPO.CO, Nusa Dua - SKK Migas mematok target investasi untuk hulu minyak dan gas bumi (migas) senilai US$ 13,2 miliar atau setara dengan Rp 206,7 triliun (kurs Rp 15.644 per dolar) pada 2022. Pelaksana Tugas Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Mohammad Kemal mengaku optimis target tersebut bisa tercapai.

“Target investasi tahun ini kan kita sekitar US$ 13,2 miliar kita cukup optimis sih, itu artinya meningkat lebih dari 20 persen dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ujar dia di sela-sela acara 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, pada Jumat, 25 November 2022.

Kemal mengatakan, biasanya SKK Migas memasang target investasi antara US$ 10-11 miliar. Namun, tahun ini, target itu naik US$ 13 miliar dan tahun depan meningkat menjadi US$ 14 miliar. Dia berharap ke depan, investasi itu bisa terus meningkat.

Baca juga: RI Dapat Pembiayaan Transisi Energi Rp 311 Triliun, Sri Mulyani Cs Siapkan Proyek

“Untuk meningkatkan investasi ini memang yang paling penting adalah kita memerlukan dukungan dari para stakeholders,” kata Kemal.

Advertising
Advertising

Adapun dari acara 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2022, kata Kemal, nilai investasi yang dihasilkan akan diumumkan hari ini. Dia menuturkan akan ada beberapa yang ditandatangi. “Nilainya kalau enggak salah sekitar US$ 1,8-2 miliar yang bisa ditandatangani dari penjualan gas itu nanti,” ucap dia.

Industri Hulu Migas Butuh Investasi Besar

Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan industri hulu migas membutuhkan investasi yang cukup besar. “Kami perkirakan, industri hulu migas membutuhkan investasi US$ 179 miliar (setara Rp 2.810 triliun dengan acuan Rp 15.700 per dolar),” ujar dia pada Rabu, 23 November 2022.

Karena itu, dia melanjutkan, industri tersebut memerlukan partisipasi aktif dari pelaku domestik dan internasional untuk membuka potensi migas di Indonesia. Sehingga, bisa mencapai target pemerintah, yaitu memproduksi minyak 1 juta barel atau setara dengan minyak per hari (MBOEPD) dan produksi gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD).

Menurut Dwi, industri migas global berada dalam masa yang sangat dinamis dan penuh tantangan. Situasi geopolitik dan ekonomi global menyebabkan gangguan pasokan energi dan pangan terganggu, yang selanjutnya menyebabkan kenaikan harga.

“Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan ancaman inflasi dan krisis ekonomi dan energi. Dengan demikian ketahanan energi merupakan isu penting untuk dibahas,” ucap Dwi.

Baca: Kepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

14 jam lalu

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

Kejati Bali membuka peluang berkoordinasi dengan Majelis Desa Adat Bali usai menetapkan Bendesa Adat Berawa sebatersangka pemerasan investor.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

22 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

23 jam lalu

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

1 hari lalu

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

Hingga Maret 2024, Pertamina Hulu Energi juga mencatatkan kinerja penyelesaian pengeboran tiga sumur eksplorasi.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

1 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

1 hari lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

2 hari lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

2 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

3 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

3 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya