Kementan Beberkan Penyebab Harga Beras Naik Meski Stok Melimpah hingga 1,8 Juta Ton

Sabtu, 19 November 2022 06:41 WIB

Aktivitas bongkar muat beras di Pasar Induk Beras, Cipinang, Jakarta, Senin, 29 Agustus 2022. Pemerintah menegaskan stok beras dalam kondisi sangat aman. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian atau Kementan membeberkan sejumlah penyebab kenaikan harga beras belakangan ini meskipun stok komoditas itu di penggilingan mencapai 1,8 juta ton.

Direktur Serealia Kementerian Pertanian Ismail Wahab menyatakan salah satu pemicu kenaikan harga beras adalah petani yang kesulitan mendapatkan pupuk. "Selain itu, harga gabah di musim ini selalu lebih tinggi daripada musim tanam sebelumnya," tuturnya dalam konferensi pers secara virtual pada Jumat, 18 November 2022.

Baca: Bulog Klaim Punya Stok 1,2 Juta Ton, Buwas: 500 Ribu Ton Ada di Luar Negeri

Soal kendala pupuk, menurut Ismail, saat ini para petani lebih memilih menggunakan pupuk nonsubsidi yang harganya jauh lebih mahal ketimbang pupuk bersubsidi. Tingginya harga pupuk itu yang kemudian berimbas ke biaya produksi dan harga gabah kering naik.

Pemicu kenaikan harga

Advertising
Advertising

Selain itu, ada faktor musiman di mana harga gabah kering dan harga beras selalu lebih tinggi pada Oktober sampai Desember ketimbang bulan-bulan lainnya. Data Kementan menunjukkan harga rata-rata beras di penggilingan mencapai Rp 10.300 per kilogram. Sedangkan, harga beras di tingkat konsumen pada September 2022 sebesar Rp 11.707 per kilogram, lalu naik pada Oktober 2022 menjadi Rp 11.858 per kilogram.

Kenaikan harga BBM beberapa bulan lalu juga turut mengerek harga beras dan gabah. Di sisi lain, kenaikan harga bahan juga menambah biaya upah pekerja tani. Kementan mencatat rata-rata biaya upah naik hingga Rp 25.000 per hari.

Meski ada sejumlah penyebab kenaikan harga beras tersebut, Kementan memastikan stok komoditas itu cukup sampai akhir tahun untuk memenuhi kebutuhan nasional. Data yang diperoleh dari Kerangka Sampel Area (KSA) oleh BPS menunjukkan ada potensi produksi beras 5 juta ton pada periode Oktober sampai akhir Desember ini.

Di luar faktor-faktor tersebut, Ismail juga memastikan tidak ada yang perlu dikhawatirkan, terutama soal stok beras. Pemerintah melalui Bulog yakin bisa menyerap cadangan beras dari dalam negeri. Dia merujuk pada data produksi beras padi selama Oktober hingga Desember 2022 yang lebih tinggi 15,06 persen atau 1,34 juta ton dibandingkan periode sama tahun lalu.

Selanjutnya: Bahkan, kata Ismail, akan ada produksi padi...

<!--more-->

Bahkan, kata Ismail, akan ada produksi padi 10,24 juta ton gabah kering giling (GKG) selama Oktober hingga Desember 2022 atau setara dengan 5 juta ton beras. "Jadi kalau urusan dalam negeri saya kira data dari BPS, data hasil survei, data dari masing-masing informasi yang terbaru dari dinas itu sudah mengindikasikan beras kita cukup," ucap Ismail.

Lebih jauh, Ismail optimistis harga beras bakal berangsur turun pada Februari 2023. Apalagi, sebulan kemudian, Indonesia bakal mengalami panen raya.

Cadangan beras

Namun keyakinan Kementan bertolak belakang dengan yang disampaikan Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso alias Buwas. Ia menyatakan cadangan beras yang ada saat ini hanya sebesar 625 ribu ton beras di dalam negeri.

Pada Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IV DPR pada Rabu lalu, ia pesimistis dapat mengejar target penyerapan beras 1,2 juta ton hingga akhir tahun. "Karena memang barangnya sudah tidak ada," kata .

Belakangan Buwas menyatakan pihaknya menambah cadangan beras sebesar 500 ribu ton beras komersil yang berada di luar negeri.“Stok beras di luar negeri ini bisa kapan saja kami tarik jika memang stok dalam negeri sudah habis. Intinya untuk stok beras tidak ada masalah,” tuturnya dalam keterangan tertulis, Jumat, 18 November 2022.

Dengan begitu, total cadangan beras pemerintah atau CBP kini sudah hampir 1,2 juta ton. Buwas mengungkapkan 500 ribu ton beras di luar negeri itu merupakan hasil kerja sama Bulog dan mitra mancanegara.

Baca juga: Buwas Blak-blakan Tak Bisa Kejar Target Penyerapan Beras 1,2 Juta Ton

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

1 hari lalu

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Syahrul Yasin Limpo Kerap Minta Bayar Tagihan Kacamata hingga Parfum ke Biro Umum Kementan

1 hari lalu

Syahrul Yasin Limpo Kerap Minta Bayar Tagihan Kacamata hingga Parfum ke Biro Umum Kementan

Syahrul Yasin Limpo saat menjabat Menteri Pertanian kerap meminta pegawai Kementan untuk membayar berbagai tagihan, termasuk untuk kacamata.

Baca Selengkapnya

Saksi Ungkap Kementan Keluar Uang Rp 3 Juta per Hari untuk Makan Online dan Laundry di Rumah Dinas SYL

1 hari lalu

Saksi Ungkap Kementan Keluar Uang Rp 3 Juta per Hari untuk Makan Online dan Laundry di Rumah Dinas SYL

Saksi mengungkapkan Kementan kerap keluar uang Rp 3 juta per hari untuk keperluan makan online dan laundry di rumah dinas SYL.

Baca Selengkapnya

Soal Sidang Etik Digelar pada 2 Mei, Nurul Ghufron Tuding Dewas KPK Tak Menghormati Hukum

4 hari lalu

Soal Sidang Etik Digelar pada 2 Mei, Nurul Ghufron Tuding Dewas KPK Tak Menghormati Hukum

Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron, mengatakan telah melaporkan dugaan pelanggaran etik anggota Dewas KPK Albertina Ho sejak bulan lalu.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Mulai Sidang Etik Nurul Ghufron 2 Mei Mendatang karena Alat Bukti Sudah Cukup

4 hari lalu

Dewas KPK Mulai Sidang Etik Nurul Ghufron 2 Mei Mendatang karena Alat Bukti Sudah Cukup

Dewas KPK akan memulai sidang dugaan pelanggaran etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron soal penyalahgunaan wewenang dalam kasus korupsi di Kementan.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

5 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

6 hari lalu

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

Novel Baswedan mengakhatirkan proses yang lama itu akibat munculnya unsur politis dalam menangani kasus Firli Bahuri yang memeras SYL.

Baca Selengkapnya

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

6 hari lalu

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

Bambang Haryadi, mengungkapkan upaya Komisi VII dalam mengatasi tantangan produksi pupuk di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

6 hari lalu

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

PT Pupuk Indonesia memperluas jaringan ke tingkat ASEAN.

Baca Selengkapnya

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

6 hari lalu

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

Menjawab itu, Isnar mengatakan putra Syahrul Yasin Limpo, Redindo juga pernah meminta uang kepadanya.

Baca Selengkapnya