Kolaborasi Sun Cable dan ESDM Garap Industri Hijau Akan Sumbang PDB RI 1,6 Triliun
Reporter
magang_merdeka
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 18 November 2022 19:27 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan asal Australia, Sun Cable, berkolaborasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mewujudkan peluang industri hijau bagi Indonesia.
Studi bersama antara kedua pihak tersebut mengidentifikasi lima industri hijau yang dapat menambahkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia hingga US$ 115 miliar atau yang setara dengan Rp 1,6 triliun pada tahun 2035.
Lima industri utama yang diidentifikasi oleh studi ini adalah pengolahan pertambangan dan mineral seperti produksi nikel hijau, energi dan bahan bakar seperti hidrogen hijau, manufaktur transportasi seperti kendaraan listrik, pengolahan makanan dan pertanian seperti pupuk hijau, dan infrastruktur TI seperti pusat data hijau.
Baca: Di B20 Summit, Menteri ESDM Rayu Investor Masuk RI: Transisi Energi Butuh USD 131 Triliun
“Sun Cable merasa terhormat untuk bermitra dengan Kementerian ESDM di saat ESDM membentuk kebijakan dan program teknis Indonesia untuk konektivitas jaringan energi,” kata David Griffin, dalam keterangannya, Jumat, 18 November 2022.
Ia mengatakan pihaknya ingin berbagi dalam pembangkitan energi matahari dan transmisi jarak jauh dengan Indonesia dalam membentuk kebijakan dan pendekatan teknis untuk konektivitas antar pulau.
Sebelumnya, pada 11 November 2022 lalu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Sun Cable menandatangani Nota Kesepahaman terkait pengembangan kebijakan dan program teknis menjelang Kepemimpinan ASEAN Indonesia pada tahun 2023.
Selanjutnya: Lalu pada 14 November 2022...
<!--more-->
Lalu pada 14 November 2022, Kadin dan Sun Cable menandatangani Nota Kesepahaman untuk meningkatkan peluang pengembangan energi terbarukan Indonesia, termasuk untuk membangun industri hijau.
Berikutnya, pada 15 November 2022, Sun Cable bertemu dengan Menteri ESDM Arifin Tasrif untuk meluncurkan Studi Bersama ini dan membahas komitmen jangka panjang Sun Cable untuk Indonesia.
Arifin mengungkapkan, dalam mengembangkan industri hijau, infrastruktur energi sangat penting untuk menghubungkan pusat produksi energi skala besar dengan wilayah konsumsi energi yang tinggi.
Oleh karena itu, Indonesia berencana membangun super grid untuk mengatasi ketimpangan antara lokasi sumber daya energi terbarukan dengan daerah yang memiliki permintaan listrik yang tinggi. “Kami berupaya menjaga stabilitas dan keamanan sistem ketenagalistrikan," ucap Arifin.
Melalui pertemuan B20 Summit dan KTT G20 2022 antara kedua belah pihak, investasi menjadi inti pembahasan. Secara khusus, manfaat nilai tambah nikel, timah dan tembaga hilir dan hulu dibahas dalam konteks potensi energi baru dan terbarukan di Indonesia, dan pengembangan kawasan industri hijau, sebagaimana Indonesia mengubah struktur ekonominya dari ketergantungan pada bahan baku dan komoditas.
DEFARA DHANYA | MUHAMAD IDHAM VIRYAWAN
Baca juga: Kementerian ESDM Ungkap 5 Cara Menekan Emisi Gas Rumah Kaca
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.