Bank Sentral di 5 Negara ASEAN Luncurkan Sistem Pembayaran Digital Menjelang KTT G20
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 14 November 2022 10:40 WIB
TEMPO.CO, Nusa Dua - Bank sentral di lima negara ASEAN, yakni Indonesia, Thailand, Singapura, Malaysia, dan Filipina, meluncurkan sistem pembayaran digital terintegrasi. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan inisiatif ini merupakan satu dari tiga agenda utama kepemimpinan KTT G20.
"Apa yang kita saksikan bukan hanya nota penandatangan kesepahaman, tapi sejarah menuju digitalisasi. Ini adalah mimpi yang dulunya di antara kita, gubernur bank sentrel, ingin segera merealisasikannya," ujar Perry di Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, Senin, 14 November 2022.
Integrasi sistem pembayaran ini merupakan kebijakan lanjutan setelah sebelumnya masing-masing negara melaksanakan perjanjian bilateral. Singapura, misalnya, telah lebih dulu mengkoneksikan transaksi digital dengan Thailand.
Baca: Agenda Lengkap B20 Summit Hari Ini: Ada Jeff Bezos, Elon Musk, hingga Anne Hathaway
Perry menuturkan ada tiga hal yang dicapai dalam kebijakan keuangan yang dikeluarkan oleh ASEAN 5 ini. Pertama, transaksi lima negara di ASEAN akan lebih cepat melalui sistem fast payment. Kini, masyarakat bisa memakai transaksi melalui QR Code di lima negara itu tanpa harus menunggu waktu lama.
"Ini akan menjadikan fast payment. Dulu transaksi bisa 2-3 hari sampai 5 hari," katanya. Konversi mata uang lokal antar-negara juga akan lebih ringkas lantaran tidak melalui dolar lebih dulu.
Kedua, pelaku usaha makro, kecil, menengah (UMKM) di lima negara dengan penduduk 500 juta jiwa ini akan lebih cepat naik kelas karena memiliki akses-akses pasar baru. Melalui integrasi pembayaran, masyarakat bisa langsung melakukan pembayaran untuk transaksi produk UMKM antar-negara.
Bagi Indonesia, Perry melihat kebijakan itu menguntungkan karena jumlah pelaku UMKM di Tanah Air mencapai 65,5 juta. Ditambah lagi, pelaku usaha level menengah bawah ini didominasi anak muda dan perempuan sehingga membuat ekonomi lebih inklusif.
Selanjutnya: Konektivitas transaksi digital lima negara bakal mendorong...
<!--more-->
Selanjutnya ketiga, konektivitas transaksi digital lima negara bakal mendorong percepatan transformasi digital. Transformasi digital merupakan salah satu agenda yang dibahas dalam KTT G20. Perry menjelaskan, kebijakan bersama tahap pertama yang mengkoneksikan transaksi retail ini menjadi pijakan untuk menuju perjanjian yang lebih besar pada masa mendatang.
"Di luar itu kita berupaya diskusi mengenai transaksi-transaksi wholesale. Kita akan sampai ke sana," ucap Perry.
Gubernur Bank Negara Malaysia Tak Sri Datuk Nor Shamsiah Mohd Yunus mengatakan konektivitas ini adalah komitmen bersama untuk menciptakan pembayaran regional yang lebih inklusif. "Perdagangan regional terus tumbuh signifikan dan ita perlu mendukung upaya ini," ucapnya.
Sementara itu, Managing Director Monetary Authority of Singapore Ravi Menon menjelaskan sebelum kebijakan ini disusun, kelima negara telah memperhatikan mekanisme dan regulasi.
"Ini merupakan sistem pembayaran multirateral pertama. Jadi negara-negara kita ini bisa mengirimkan (transaksi) melalui e-wallet transfer dengan biaya lebih rendah yang lebih aman. Ini kemajuan luar biasa," kata Menon menjelaskan lebih jauh soal sistem pembayaran digital tersebut.
Baca juga: KTT G20 Bali, 3 Kapal Negara di Perairan Benoa Disiapkan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini