Luhut Geram Besar Emisi Karbon Banyak Negara Maju Peserta G20 Lampaui Ambang Batas

Sabtu, 12 November 2022 16:18 WIB

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan memberikan keterangan pers sesuai meluncurkan Buku Luhut Biografi Luhut Binsar Pandjaitan di The Dharmawangsa, Jakarta Selatan, pada Jumat, 7 Oktober 2022. TEMPO/ Khory Alfarizi

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bercerita tentang perbandingan emisi karbon Indonesia dengan negara maju yang ia temukan dalam gelaran KTT G20. Menurut dia, masih banyak negara maju peserta G20 yang menjadi penyumbang besar emisi karbon di dunia.

"Membuat saya merasa geram dan sedikit memprotes besaran emisi karbon beberapa negara maju peserta G20 yang melebihi ambang batas sebesar 4,5 ton per kapita," kata Luhut seperti dikutip dari akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan, Sabtu, 12 November 2022.

Baca: Luhut Pamerkan PLTS Terapung Pertama RI dalam KTT G20

Ia menuturkan pada dasarnya 80 persen emisi karbon dunia disumbangkan oleh negara anggota G20. Indonesia sendiri, kata Luhut, hanya menyumbang emisi karbon sebesar 2,3 ton per kapita, jauh dari ambang batas.

Sedangkan Luhut mencatat negara maju seperti Amerika menghasilkan emisi karbon hingga 14,7 ton per kapita. Ia menilai hal itu adalah bentuk ketidakadilan apabila Indonesia diminta menurunkan emisi karbon bersamaan dengan negara maju yang menyumbang emisi karbon lebih banyak.

Advertising
Advertising

"Indonesia baru saja mulai mendorong industrialisasi, langkah yang sudah dijalankan negara maju sejak puluhan tahun lalu," tulis Luhut.

Selanjutnya: Indonesia tidak perlu didikte soal ...

<!--more-->

Di hadapan para tamu undangan dan delegasi di acara B20, Luhut menyampaikan bahwa Indonesia tidak perlu didikte soal perubahan iklim atau climate change. Pasalnya, ujar Luhut, menciptakan kebijakan yang adil dan berkelanjutan untuk masa depan anak cucu kita adalah tanggung jawab moral yang harus dipenuhi.

Ia mengaku sering menyampaikan hal yang sama kepada para staf di kantornya yang sebagian besar masih berusia muda. Luhut mengingatkan jajarannya harus cermat menghitung kebijakan yang akan dibuat karena ia tidak ingin generasi mendatang rusak akibat terdampak kebijakan yang salah.

Karena itu, menurut Luhut, acara Indonesia Net Zero Summit 2022 dalam Presidensi G20 adalah momen penting bagi Indonesia dalam memperluas koneksi perusahaan Indonesia, regional, dan global. Tujuannya untuk berkolaborasi menuju dekarbonisasi industri.

Luhut pun berharap ada kesepakatan dan hasil konkret dari terselenggaranya Presidensi G20 ini dalam rangka menciptakan gelombang baru inisiatif dekarbonisasi. Dengan begitu, hasil KTT G20 ini bisa menjadi kekuatan positif bagi pemerintah Indonesia untuk lebih berambisi dalam inisiatif dekarbonisasi nasional.

Baca juga: KTT G20 Bali, ESDM: Ada 66 SPKLU dan 200 Home Charging untuk Kendaraan Listrik

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Satgas-Satgas Bentukan Jokowi, Terbaru Satgas Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol

22 jam lalu

Satgas-Satgas Bentukan Jokowi, Terbaru Satgas Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol

Presiden Joko Widodo atau Jokowi kerap membentuk Satuan Tugas alias Satgas. terakhir tunjuk Bahlil pimpin Satgas Gula dan Bioetanol.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

1 hari lalu

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

BRIN sampaikan bisa saja padi hibrida dari Cina itu dicoba ditanam. Apa lagi, sudah ada beberapa varietas hibrida di Kalimantan. Tapi ...

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

2 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

3 hari lalu

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: 40 Pabrik Baja Ilegal hingga 'Karpet Merah' Jokowi untuk Program Makan Siang Gratis

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: 40 Pabrik Baja Ilegal hingga 'Karpet Merah' Jokowi untuk Program Makan Siang Gratis

Zulhas mengatakan ada 40 pabrik yang memproduksi baja ilegal atau tidak memenuhi ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

4 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Baca Selengkapnya

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

4 hari lalu

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

Rencana pemerintah membuka lahan sejuta hektar di Kalimantan Tengah untuk proyek penanaman padi Cina dinilai tidak perlu.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

5 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

Salah satu menteri Jokowi, Luhut Binsar Pandjaitan, diketahui pernah berobat hampir sebulan di Singapura pada November tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

5 hari lalu

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

5 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya