COP27, Pemerintah Diminta Tak Hanya Obral Komitmen soal Krisis Iklim

Rabu, 9 November 2022 06:35 WIB

Wakil Presiden Ma'ruf Amin meninjau langsung paviliun Indonesia di COP27 yang berlangsung di Sharm El-Sheikh International Congress Center, Mesir, Selasa 8 November 2022. Foto: Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah diminta tak hanya mengobral komitmen menangani krisis iklim dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim PBB atau Conference of the Parties (COP) ke-27 yang berlangsung di Mesir. COP27 tersebut sebelumnya telah menetapkan visi yang menempatkan kebutuhan manusia di jantung upaya global untuk mengatasi perubahan iklim.

Direktur Eksekutif Satya Bumi Annisa Rahmawati mengatakan kunci dari percepatan merujudkan komitmen untuk mempercepat transisi energi bergantung pada kemauan politik pemerintah.

"Saat ini sudah darurat iklim, kita tidak butuh 'bla bla bla' komitmen lagi. It's time to act,” ujar Annisa dalam keterangannya, Senin, 8 November 2022. Ia mengatakan kolaborasi semua pihak sangat dibutuhkan, baik itu dari pihak pemerintah, sektor swasta, hingga masyarakat.

Adapun pada Presidensi COP27, Indonesia yang diwakili Wakil Presiden Ma’ruf Amin, membahas isu perubahan iklim dengan memaparkan target penurunan emisi. Isu yang diangkat cukup krusial, menurut Annisa, namun memiliki sejumlah opsi kebijakan problematis.

Dalam target nationally determined contribution atau NDC barunya, pemerintah berjanji mengurangi emisi gas rumah kaca dari sebelumnya 29 persen menjadi 31,89 persen secara mandiri. Adapun dengan bantuan internasional, pemerintah meningkatkan target penurunan emisi karbon dari 41 persen menjadi 43,2 persen.

Advertising
Advertising

Baca juga: COP27, Rishi Sunak Tagih Janji Upaya Atasi Perubahan Iklim

Target NDC tersebut dibangun berdasarkan beberapa kebijakan pemerintah setahun terakhir di sektor-sektor penghasil emisi terbesar. Misalnya, FoLU atau sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya serta energi.

Annisa menegaskan komitmen pemerintah terhadap perubahan iklim harus segera diwujudkan dengan langkah-langkah nyata, seperti mitigasi, adaptasi, hingga mempersiapkan pendanaan. Ia pun mengapresiasi pernyataan Ma'ruf yang mendesak negara-negara maju menggandakan penyediaan pendanaan iklim kolektif mereka untuk adaptasi iklim di negara-negara berkembang. Hal tersebut dapat diperkuat melalui peta jalan yang konkret.

Termasuk, pengaturan pendanaan pada kerugian dan kerusakan yang akan didirikan berdasarkan Kerangka Kerja UNFCCC. Selain itu, presidensi COP27 telah memusatkan perhatian dunia pada elemen-elemen kunci yang memenuhi beberapa kebutuhan paling mendasar, termasuk ketahanan air, ketahanan pangan, kesehatan, dan ketahanan energi.

Menanggapi hal tersebut, Deputi Direktur Satya Bumi Andi Muttaqien menekankan upaya-upaya mitigasi krisis iklim, perlindungan hutan, dan pelaksanaan transisi energi. Transisi energi, kata dia, harus dilaksanakan dengan nilai-nilai yang akuntabel, transparan dan partisipatif, penghormatan, pemenuhan, dan perlindungan HAM.

"Terutama melindungi kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat terdampak, termasuk masyarakat adat," katanya.

Andi berharap tak hanya sumber energi yang berubah, tetapi juga pola-pola pembangunan secara keseluruhan. Partisipasi publik, menurut dia, harus dibuka sejak proses perencanaan hingga implementasi. Selain itu, pola perizinan dan pengadaan lahan yang dilakukan untuk proyek-proyek strategis nasional juga harus dievaluasi.

"Jangan sampai janji-janji pembangunan berkelanjutan dan transisi energi adil hanya diumbar, tapi implementasinya jauh panggang dari api. Terlebih, dengan adanya UU Cipta Kerja yang semakin menegasikan lingkungan dan ekonomi yang lestari serta urgensi mitigasi perubahan iklim," ucapnya.

DEFARA DHANYA PARAMITHA

Baca juga: Di COP27, PLN Sebut Telah Kurangi 31 Juta Matriks Ton Emisi Karbon dan Percepat Pensiun PLTU

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

4 hari lalu

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

Setiap negara bebas memilih untuk mengurangi gas rumah kaca yang akan dikurangi atau dikelola.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

4 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

5 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

6 hari lalu

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, investasi untuk mewujudkan transisi energi sangatlah besar.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

8 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

8 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

8 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Presiden ADB di AS, Bahas Transisi Energi dan Pensiun Dini PLTU Batu Bara

9 hari lalu

Sri Mulyani Temui Presiden ADB di AS, Bahas Transisi Energi dan Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Dalam pertemuan itu, keduanya membahas kelanjutan kerja sama transisi energi dan uji coba pemensiunan dini pembangkit listrik tenaga batu bara.

Baca Selengkapnya

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

10 hari lalu

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.

Baca Selengkapnya

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

13 hari lalu

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.

Baca Selengkapnya