Harga Kedelai Masih Mahal, Subsidi Akan Ditambah jadi Rp 3.000 per Kilogram
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 7 November 2022 14:19 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan pemerintah akan menambah subsidi kedelai untuk perajin tahu dan tempe menjadi Rp 3.000 per kilogram, dari semula Rp 1.000 per kilogram. Usulan penambahan subsidi itu muncul dari Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo).
"Memang ada usulan dari mereka untuk memberikan subsidinya dari Rp 1.000 per kilogram ke Rp 3.000 per kilogram, tapi sabar dulu," ujar pria yang akrab disapa Zulhas tersebut saat ditemui di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Senin, 7 November 2022.
Zulkifli mengatakan pemerintah saat ini masih menerapkan subsidi sebesar Rp 1.000 per kilogram. Namun usulan tersebut akan segera dipertimbangkan bersama kementerian dan lembaga terkait. Sebab di saat yang sama, pemerintah juga tengah menambah volume impor agar pasokan kedelai bisa mencukupi hingga akhir tahun.
Baca: Harga Kedelai Meroket, Pemerintah Akan Tambah Impor 300 Ribu Ton dari AS
Adapun subsidi tersebut diberikan lantaran harga kedelai internasional yang melonjak belakangan ini. Dengan siklus impor kedelai yang memakan waktu hingga 50 hari, harga kedelai domestik saat ini masih bergantung pada harga pada bulan Juli-Agustus lalu. Ditambah adanya kenaikan biaya distribusi sebagai dampak kenaikan BBM dunia dari US$ 3,6 per bushel menjadi US$ 5,8 per bushel.
Berdasarkan pantauan Tempo pada 7 November 2022 pukul 01.23, situs Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional mencatat harga kedelai masih tinggi, yakni Rp 14.510 per kilogram.
Meski harga kedelai masih meroket, Zulkifli mengaku sudah melakukan rapat terbatas (ratas) yang dipimpin Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Hasil ratas, Bulog ditugaskan menambah volume kedelai, dari semula 50.000 ton menjadi 350.000 ton.
Artinya, Bulog yang kini telah mengimpor kedelai sebanyak 50 ribu ton akan ditambah 300 ribu ton. Sehingga pemerintah akan memiliki stok cadangan kedelai sebesar 350 ribu ton. Sehingga, subsidi yang akan disalurkan oleh pemerintah kepada perajin tahu dan tempe sebanyak 350 ribu ton. Subsidi tersebut diharapkan dapat membuat harga kedelai di pasaran melandai.
Selanjutnya: Meski harga beli kedelai Bulog Rp 12.000, pemerintah akan ...
<!--more-->
Meski harga beli kedelai Bulog mencapai Rp 11.000 sampai Rp 12.000, Zulkifli meyakinkan pemerintah akan kembali memberikan subsidi Rp 1.000 untuk para perajin tahu dan tempe. Sehingga harga kedelai bisa melandai hingga Rp 10 ribu per kilogram.
"Mungkin akhir Desember baru kita bisa terima kedelai harganya Rp 10 ribu sampai Rp 11 ribu," ujar Zulkifli.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi pun mengatakan kedelai bersubsidi yang telah disalurkan pemerintah kepada perajin tahu dan tempe kini sebanyak 20 ribu ton per bulan. Sementara stok yang tersedia kini hanya 2,5 hingga 3 juta ton sehingga kemungkinan hanya akan mencukupi kebutuhan hingga dengan pertengahan November 2022.
Tetapi, Arief optimistis dengan realisasi impor kedelai sebanyak 700 ribu ton dan sisa stok Bulog tahun lalu dapat memenuhi kekurangan tersebut. Sehingga ia berharap kebutuhan perajin tahu tempe masih aman hingga akhir 31 Desember 2022.
"Kami sudah disiapkan sebanyak 200 ribu ton. Artinya stok kedelai akan tercukupi dan para perajin tahu tempe akan tetap mendapatkan subsidi sampai akhir tahun," kata Arief.
Baca juga: Mendag Sebut Harga Bahan Pokok di Makassar Terlalu Murah: Banting-banting Harga karena Stok Banyak
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini