Ramai Kasus Investasi Bodong Robot Trading Net89, Ini Saran OJK untuk Calon Investor

Minggu, 6 November 2022 14:25 WIB

Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L. Tobing membuka Warung Waspada Pinjol di The Gade Coffee and Gold Kebon Sirih, Jakarta Pusat, pada Jumat, 16 September 2022. TEMPO/Defara

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Departemen Penyidikan Sektor Jasa Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tongam Lumban Tobing menanggapi ramainya kasus investasi bodong robot trading Net89. Ia menyampaikan dua saran sebelum masyarakat memutuskan untuk berinvestasi.

"Apabila masyarakat ingin investasi atau menerima penawaran investasi dengan imbal hasil tinggi agar cek 2L, legal dan logis," ucapnya saat dihubungi Tempo pada Ahad, 6 November 2022.

Legal yang ia maksud adalah memeriksa perizinan badan hukum dan kegiatan robot trading tersebut. Sehingga, jika robot trading itu tidak memiliki izin, masyarakat sebaiknya tidak berinvestasi di sana.

Selanjutnya aspek logis. Artinya, masyarakat harus melihat tingkat kerasionalan imbal hasil dari suatu instrumen investasi. Menurut Ketua Satgas Waspada Investasi OJK itu, tidak mungkin kegiatan trading selalu memberikan keuntungan yang pasti.

Baca juga: Kasus Robot Trading Net89, PPATK Bekukan 150 Rekening Reza Paten dari 25 Bank

Advertising
Advertising

Sebab, selalu ada risiko kerugian dari trading. Jadi, apabila penawaran yang diberikan hanya menjanjikan keuntungan yang besar, masyarakat perlu curiga kegiatan tersebut adalah investasi bodong.

Ia mengatakan Satgas Waspada Investasi OJK akan sangat mendorong penegakan hukum terhadap investasi ilegal. Walaupun, kata dia, kegiatan robot trading tidak berada di bawah pengawasan OJK karena tidak termasuk ke dalam sektor jasa keuangan.

Tongam menyatakan telah beberapa kali memanggil pengurus Net89 dan meminta agar tidak melakukan kegiatan di luar izin. Satgas Waspada Investasi juga mengaku telah melakukan edukasi ke masyarakat secara berlanjut agar tidak terjebak dengan investasi ilegal.

Kasus investasi bodong robot trading Net89 terus bergulir setelah Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menelusuri perputaran dana dalam rekening Reza Paten yang diduga sebagai pendiri Group Podosugi Net89. Kepala Pusat PPATK Ivan Yustiavandana mengungkapkan lembaganya menemukan perputaran uang mencapai Rp 1 triliun dari 150 rekening Reza Paten.

Perputaran uang itu dikabarkan mengalir kepada berbagai pihak dari 25 bank. Tim kuasa hukum korban investasi Net89 melaporkan Reza Paten dengan dugaan penipuan robot trading itu ke Bareskrim Mabes Polri pada 26 Oktober 2022.

Selain Reza Paten, nama selebgram Atta Halilintar dan Taqy Malik pun ikut terseret kasus investasi bodong robot trading Net89 karena sempat melelang dua barang berharganya kepada Reza Paten. Diduga, pelelangan itu merupakan bagian dari jaringan Net89 dalam mengelabui korbannya. Reza juga disinyalir merengguk keuntungan sebesar Rp 100 hingga Rp 500 miliar.

RIANI SANUSI PUTRI | ARRIJAL RACHMAN

Baca juga: PPATK Dalami Aliran Duit Dugaan Korupsi Proyek BTS Kominfo

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

9 jam lalu

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

Yusuf Mansyur mengklaim investasi syariah paytren tidak menjadi tempat pencucian uang, dia tidak tergoda dengan uang yang dianggap tidak benar

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

15 jam lalu

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

Terpopuler bisnis: Keselamatan warga sekitar terancam karena smelter PT KFI kerap meledak. Pemerintah klaim pembebasan lahan IKN tidak melanggar HAM.

Baca Selengkapnya

OJK Sebut belum Terima Permohonan Merger BTN Syariah dan Bank Muamalat

1 hari lalu

OJK Sebut belum Terima Permohonan Merger BTN Syariah dan Bank Muamalat

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan belum menerima permohonan merger BTN Syariah dan Bank Muamalat.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Alasan Kredit Macet di BPR

1 hari lalu

OJK Ungkap Alasan Kredit Macet di BPR

OJK mengungkap alasan yang menyebabkan angka kredit macet yang tinggi pada Bank Perekonomian Rakyat (BPR).

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Empat Kebijakan Strategis POJK Baru tentang BPR dan BPRS

1 hari lalu

OJK Ungkap Empat Kebijakan Strategis POJK Baru tentang BPR dan BPRS

Otoritas Jasa Keuangan atau OJK ungkap kebijakan strategis POJK baru tentang BPR dan BPRS.

Baca Selengkapnya

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

1 hari lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Progres Merger BTN Syariah dan Muamalat: Belum Diproses OJK dan Ditolak MUI

1 hari lalu

Progres Merger BTN Syariah dan Muamalat: Belum Diproses OJK dan Ditolak MUI

Bagaimana kelanjutan rencana merger BTN Syariah dengan Bank Muamalat, ketika OJK belum memproses dan MUI menolaknya?

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

1 hari lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

2 hari lalu

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

Ekonom Nailul Huda menilai langkah OJK mencabut izin PT Paytren Manajemen Investasi sudah tepat.

Baca Selengkapnya

Kasus Hilangnya Dana Nasabah di Bank BTN, OJK Sebut Bank Harus Bertanggung Jawab jika Terbukti Ada Kesalahan

3 hari lalu

Kasus Hilangnya Dana Nasabah di Bank BTN, OJK Sebut Bank Harus Bertanggung Jawab jika Terbukti Ada Kesalahan

OJK merespons kasus BTN dan mengingatkan agar masyarakat berhati-hati saat berinvestasi.

Baca Selengkapnya