Cerita Pengusaha Tekstil di Bandung: Berhenti Produksi dan Jual Mesin Jahit

Kamis, 3 November 2022 16:46 WIB

Seorang pria mengenakan masker saat membawa barang di pasar tekstil Tanah Abang, seiring berlanjutnya wabah penyakit Covid-19 di Jakarta, Senin, 23 November 2020. Data per 23 November 2020, provinsi dengan penambahan tertinggi berada di DKI Jakarta dengan 1.064 kasus dan kumulatifnya mencapai 116.909 kasus. REUTERS/Willy Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Ikatan Pengusaha Konveksi Bandung (IPKB), Nandi Herdiaman menuturkan banyak pelaku usaha tekstil di Bandung yang menjual mesin jahit setelah berhenti produksi. Ia mengungkapkan para pengusaha tak kuat menghadapi persaingan dengan produk-produk impor yang kini membanjiri pasar domestik.

Jumlah pesanan yang semakin turun membuat banyak pengusaha tekstil memutuskan hubungan kerja atau PHK terhadap karyawannya. Tak sedikit pula pabrik yang tutup.

"Banyak juga yang mencari pekerjaan menjahit, biasanya korban PHK. Beda kalau (pesanan) naik, mereka justru mencari penjahit," tuturnya kepada media dalam konferensi virtual, Rabu, 2 November 2022.

Baca: Belum Resesi, Asosiasi Sebut Ekspor Produk Tekstil Sudah Turun 30 Persen

Adapun Perkumpulan Pengusaha Produk Tekstil Provinsi Jabar (PPTPJB) mengungkapkan Jawa Barat sebagai pusat industri tekstil terbesar di Indonesia kini tengah mengalami badai PHK. Sejak dua pekan lalu, terjadi PHK di 14 kabupaten dan kota di Jawa Barat.

Advertising
Advertising

Hingga kini, tercatat jumlah karyawan yang terkena PHK di Jawa Barat mencapai 64 ribu pekerja dari 124 perusahaan. Sebanyak 18 perusahaan di antaranya terpaksa tutup dan imbasnya sekitar 9.500 karyawan kehilangan pekerjaannya.

Nandi yang juga pengurus industri kecil menengah (IKM) tekstil di Bandung, mengungkapkan industri rumahan mayoritas tak kuat bersaing dengan produk-produk impor di pasar domestik. Musababnya, produk impor yang masuk dijual dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan hasil produksi dalam negeri. Terlebih kini sedang banyak impor baju-baju bekas yang sedang digemari banyak konsumen.

Tingginya harga produksi menjadi salah satu penyebab pelaku IKM tak bisa bersaing dengan para importir. Menurutnya, tak sedikit produsen IKM tekstil yang tengah memohon bantuan agar mendapatkan orderan demi bisa menggaji karyawannya.

Biasanya, kata dia, dalam enam bulan sebelum hari raya lebaran maupun Natal, sudah banyak reseller atau penjual yang memesan stok produk-produk tekstil. Namun kini, penjual ragu-ragu karena volume pembelian terus menyusut seiring kenaikan harga bahan-bahan pokok. Ketidakpastian pertumbuhan ekonomi tahun depan juga menambah keraguan para penjual.

Ia berharap pengusaha IKM tekstil mendapatkan ruang lebih besar di pasar dalam negerinya sendiri. Sebab ia menilai daya beli di Indonesia masih besar ditambah inflasi yang masih relatif lebih rendah dibandingkan negara-negara lainnya. "Saya yakin kalau pasar domestiknya dijaga, setidaknya 70 persen pasarnya dikuasai pasar lokal, maka IKM Indonesia akan maju," ucap Nandi.

Selain banjir produk impor di dalam negeri, badai PHK di industri tekstil terjadi akibat penurunan daya beli di negara-negara tujuan ekspor terbesar seperti di Amerika Serikat dan Eropa. Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jemmy Kartiwa Sastraatmadja menjelaskan pelemahan daya beli tersebut telah menurunkan produksi hingga 30 persen.

Dampak dari situasi global itu, menurutnya, sudah mulai dirasakan para pelaku usaha tekstil sejak awal kuarter tiga 2022. Banyak pengusaha garmen mendapat permintaan dari pembeli untuk menunda pengirimannya. Jam kerja para pegawai pun akhirnya dipangkas demi menghemat keuangan perusahaan.

"Rata-rata di industri tekstil harusnya bekerja tujuh hari dalam seminggu. Tapi kini rata-rata sudah banyak sekali yang bekerja hanya 5 hari dalam seminggunya," ujar Jemmy.

Jika dampak dari pelemahan daya beli itu tidak diantisipasi, ia memperkirakan situasi produksi di 2023 akan lebih buruk. Karena itu, ia berharap pemerintah bisa menjaga pasar dalam negeri dari produk-produk impor. Sehingga, produk ekspor Indonesia bisa dialihkan ke pasar domestik.

RIANI SANUSI PUTRI

Baca: Kabar 45 Ribu Buruh Tekstil Kena PHK, KSPI Sudah Dalami: Tidak Benar

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Seribu Orang Kena PHK Efek Korupsi Timah

1 hari lalu

Seribu Orang Kena PHK Efek Korupsi Timah

PJ Gubernur Bangka Belitung menyebut sekitar seribu pekerja di lima smelter yang terkait korupsi timah terkena PHK

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

1 hari lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

3 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig

3 hari lalu

Rekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig

Garut alami gempa bumi belum lama ini. Daerah ini memiliki beragam destinasi wisata unggulan, antara lain Candi Cangkuang hingga Pantai Cijeruk.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

4 hari lalu

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

BMKG memprakirakan adanya potensi hujan lebat disertai petir 29 April - 5 Mei 2024 di wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

13 Ribu Jamaah Haji Jawa Barat Terbang dari Kertajadi, Embarkasi di Indramayu

6 hari lalu

13 Ribu Jamaah Haji Jawa Barat Terbang dari Kertajadi, Embarkasi di Indramayu

Jamaah haji Jawa Barat ada yang berangkat dari Bandar Kertajati di Majalengka dan Bandara Soekarno Hatta di Tangerang, Banten.

Baca Selengkapnya

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

7 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Separuh Jawa Barat Kemarau Mulai Juni, Durasi Cuaca Kering di Indramayu Paling Panjang

8 hari lalu

Separuh Jawa Barat Kemarau Mulai Juni, Durasi Cuaca Kering di Indramayu Paling Panjang

Sebagian besar Jawa Barat baru akan memasuki kemarau pada pertengahan 2024. Durasi di beberapa wilayah lebih panjang.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut 315 Proyek Senilai Rp 17,8 Triliun Dibiayai Surat Berharga Syariah Negara

9 hari lalu

Ma'ruf Amin Sebut 315 Proyek Senilai Rp 17,8 Triliun Dibiayai Surat Berharga Syariah Negara

Ma'ruf Amin meminta agar KDEKS Jawa Barat mengambil peran untuk memperluas inklusi keuangan syariah.

Baca Selengkapnya

KPU Ungkap Alasan Launching Pendaftaran Badan Ad Hoc untuk Pilkada 2024 di Depok

9 hari lalu

KPU Ungkap Alasan Launching Pendaftaran Badan Ad Hoc untuk Pilkada 2024 di Depok

KPU menilai Depok memiliki banyak kampus besar sehingga diharapkan mereka terlibat sebagai penyelenggara dalam pelaksanaan Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya