Kemenperin Siapkan Insentif untuk Industri Domestik, Asosiasi: Yang Utama Itu Market

Rabu, 2 November 2022 15:03 WIB

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dan didampingi oleh Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita membuka Pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022, Tangerang, Kamis 11 Agustus 2022. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia, Redma Gita Wirawasta menanggapi rencana Kementerian Perindustrian atau Kemenperin memberikan insentif kepada pelaku industri domestik.

Ia menilai hal utama dibutuhkan pengusaha tekstil saat ini adalah market atau pasar domestik, terlebih kini volume ekspor kian menurun akibat daya beli yang merosot tajam.

"Insentif atau bantuan ini saat ini yang paling diutamakan market. Kalau kita bicara market ekspor ini kan sulit, sebab bukan kita yang bisa atur. Apalagi dengan kondisi sekarang," ucapnya, Rabu 2 November 2022.

Karena itu, ia berharap pemerintah dapat berupaya mengalihkan ekspor industri dalam negeri ke pasar domestik. Sebab, menurutnya, pasar domestik Indonesia masih sangat besar dan relatif kuat terhadap berbagai tekanan. Jika upaya itu tidak segera dilakukan, ia memperkirakan tak menutup kemungkinan pemutusan hubungan kerja akan terus terjadi.

Sementara itu, pemerintah justru berencana mengalihkan ekspor ke negara-negara yang selama ini belum banyak terjamah para eksportir Indonesia. Di antaranya di kawasan Afrika, Timur Tengah, Eropa Timur, dan Asia Tengah. Namun, Redma menilai kondisi ekonomi negara-negara lain pun sedang tidak baik akibat ancaman resesi global, sehingga sulit jika memaksakan ekspor.

Advertising
Advertising

Di tambah negara-negara penghasil produk tekstil seperti Cina, India, dan Bangladesh pun saat ini sedang menyasar pasar ekspor di negara-negara tersebut. Alhasil persaingan semakin ketat. "Market yang sudah mengecil ini juga jadi rebutan banyak," kata dia.

Redma mengungkapkan permintaan pelaku usaha saat ini adalah penyediaan pasar domestik bagi industri dalam negeri. Caranya dengan melindungi pasar dari serbuan produk-produk impor. Ia meminta agar pemerintah bisa menerapkan kebijakan agar pelaku impor tidak mudah menghadirkan produksinya di Indonesia. Selain itu, ia juga ingin agar pemerintah bisa lebih tegas pada oknum-oknum impor yang melakukan usahanya secara ilegal.

"Kalau kita bisa tindak itu, saya kira kita bisa ga perlu lakukan PHK," tuturnya.

Jika pemerintah bisa lebih tegas dalam mengawasi importasi tekstil, menurutnya dampak dari penurunan daya beli di negara-negara tujuan ekspor tak akan terlalu besar. Bahkan Indonesia dapat bertahan dari ancaman resesi global pada 2023. "Karena pasar Indonesia ini sangat bagus tetapi terlalu dibuka baik untuk impor dari trader maupun yang semi-semi ilegal," kata Redma.

Penyediaan pasar domestik itu pun, tuturnya, akan jauh lebih mudah bagi pemerintah dibandingkan memberikan insentif atau bantuan terhadap pelaku industri karena tak perlu mengeluarkan anggaran apapun. Asalkan, kata dia, pemerintah mau mengeluarkan kebijakan agar impor di pasar domestik tidak bisa beredar dengan mudah.

"Jadi apapun insentifnya, yang utama itu market," ucap Redma.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pemerintah akan merancang kebijakan untuk mendukung industri di dalam negeri. Khususnya, kebijakan insentif atau stimulus yang pernah dibuat pada awal pandemi Covid-19. Ia berharap paket insentif atau stimulus itu akan semakin mendorong optimisme ekonomi di dalam negeri.

"Market domestik juga penting untuk kita ciptakan. Kekuatan pasar domestik juga penting, itu menjadi modal kita," ucap Agus.

Namun, Agus belum membeberkan paket insentif apa yang akan digelontorkan pemerintah. Ia mengaku masih mempelajari dan mengkaji lantaran banyak faktor yang membuat industri kesulitan.

RIANI SANUSI PUTRI | ANTARA

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Kemendag Sebut Pertek Kemenperin Picu Ribuan Kontainer Tertahan di Pelabuhan

6 jam lalu

Kemendag Sebut Pertek Kemenperin Picu Ribuan Kontainer Tertahan di Pelabuhan

Ribuan kontainer tertahan di pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak terkendala persetujuan teknis sebagai syarat untuk mendapatkan perizinan impor

Baca Selengkapnya

Kemenko PMK Soroti Kurangnya Bidang Riset dalam Industri Elektronik Indonesia

12 jam lalu

Kemenko PMK Soroti Kurangnya Bidang Riset dalam Industri Elektronik Indonesia

Kemenko PMK menyebutkan, serapan kerja di industri elektronik Indonesia masih rendah, terutama di bidang riset.

Baca Selengkapnya

Impor Turun, Mendag Zulkifli Hasan: Produksi Menurun

2 hari lalu

Impor Turun, Mendag Zulkifli Hasan: Produksi Menurun

Menteri Perdagangan Indonesia, Zulkifli Hasan mengatakan ada penurunan impor non-migas pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintahan Jokowi Targetkan Indonesia Masuk OECD dalam Tiga Tahun

3 hari lalu

Pemerintahan Jokowi Targetkan Indonesia Masuk OECD dalam Tiga Tahun

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, yang bertugas sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Keanggotaan OECD, tengah merancang memorandum.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Indef: Kalah Bersaing dengan Produk Luar

5 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Indef: Kalah Bersaing dengan Produk Luar

Senior Ekonom The Institute Economics of Finance (INDEF) Tauhid Ahmad menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepeda Motor Listrik Yadea Teknologi Indonesia di Karawang Bakal Serap 3.000 Tenaga Kerja

5 hari lalu

Pabrik Sepeda Motor Listrik Yadea Teknologi Indonesia di Karawang Bakal Serap 3.000 Tenaga Kerja

Pabrik sepeda motor listrik PT Yadea Teknologi Indonesia mulai dibangun di Kawasan Industri Suryacipta Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Diincar Jerman, Penghiliran Nikel Jalan Terus

8 hari lalu

Diincar Jerman, Penghiliran Nikel Jalan Terus

Pemerintah Jerman masih menginginkan produk nikel mentah Indonesia. Namun pemerintah Indonesia tetap akan jalankan penghiliran industri nikel.

Baca Selengkapnya

Kemenperin: Pabrik Motor Listrik Baru Akan Groundbreaking Pekan Depan, Luasnya 54 Hektare

12 hari lalu

Kemenperin: Pabrik Motor Listrik Baru Akan Groundbreaking Pekan Depan, Luasnya 54 Hektare

Merek motor listrik ini sudah dijual di Indonesia, tetapi produksinya masih dilakukan di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Ceria Berkomitmen Kembangkan Industri Nikel Berkelanjutan

12 hari lalu

Ceria Berkomitmen Kembangkan Industri Nikel Berkelanjutan

Ceria menegaskan komitmennya dalam mendukung industri nikel berkelanjutan dan memperkuat posisinya dalam rantai pasokan global baterai EV.

Baca Selengkapnya

IPA Convex ke-48 Dihelat Pekan Depan, Ingin Menarik Kembali Investasi Migas ke Indonesia

12 hari lalu

IPA Convex ke-48 Dihelat Pekan Depan, Ingin Menarik Kembali Investasi Migas ke Indonesia

IPA Convex ke-48 bertema Gaining Momentum to Advice Sustainable Energy Security in Indonesia and The Region.

Baca Selengkapnya