Prediksi Harga Pangan dan Energi di Pasar Global Naik, Bank Indonesia Jelaskan Akar Masalah

Senin, 31 Oktober 2022 11:48 WIB

Karyawan melintas di area perkantoran Bank Indonesia, Jakarta, Selasa, 31 Mei 2022. Menurut pengamatan bank sentral, inflasi pada tahun 2022 akan berada di kisaran 4,2 persen yoy. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo menyampaikan bahwa krisis pangan dan energi yang menyebabkan tingginya harga komoditas di pasar global diperkirakan akan terus berlanjut.

Krisis energi yang dialami Eropa semakin mengkhawatirkan mengingat negara-negara di kawasan tersebut akan menghadapi musim dingin, sementara pasokan gas dibatasi oleh Rusia akibat imbas dari perang Rusia versus Ukraina.

“Kita akan melihat potensi harga energi, minyak dan gas akan naik dalam bulan-bulan ke depan,” katanya dalam acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sulawesi Tengah, Senin 31 Oktober 2022.

Di samping itu, dia menilai tren kenaikan harga pangan dunia juga diperkirakan terus meningkat, terutama setelah Rusia membatalkan kesepakatan yang memungkinkan Ukraina mengirimkan gandum dari Laut Hitam.

Dengan perkembangan tersebut, Dody mengatakan bahwa dunia sedang tidak dalam kondisi yang baik-baik saja. Kenaikan harga komoditas global yang memicu inflasi mendorong kenaikan suku bunga global secara agresif.

Hal ini pun akan menimbulkan risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara berkembang, tetapi juga di negara maju.

“Simbolnya dunia sedang tidak baik-baik saja. Kita bukan menakuti, tetapi bagaimana kita memitigasi karena sekarang semua negara sedang berperang dengan ancaman yang sama,” jelas Dody.

Di dalam negeri, Dody mengatakan BI tengah mengatasi dan memitigasi lonjakan inflasi yang disebabkan oleh sisi pasokan. Pasalnya, kenaikan inflasi saat ini lebih disebabkan oleh sisi supply.

Salah satu upaya tersebut adalah melalui GNPIP, dengan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memastikan pasokan pangan terjaga dengan baik.

Di samping itu, BI juga telah melakukan pengetatan kebijakan moneter, melalui kenaikan suku bunga acuan. Dalam 3 bulan terakhir, BI telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 125 basis poin sebagai langkah untuk mengendalikan ekspektasi inflasi.

“Potensi sekarang ini demand meningkat. Yang kami takutkan ekspektasi inflasi yang dibentuk oleh masyarakat besok, lusa, seminggu ke depan, bahkan tahun depan. ekspektasi paling bahaya jika tidak kita atasi secara cepat,” tutur Dody.

BISNIS

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

8 jam lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

8 jam lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Harga Pangan Diklaim Normal, Zulhas: Kalau Terlalu Murah Petaninya Bangkrut

10 jam lalu

Harga Pangan Diklaim Normal, Zulhas: Kalau Terlalu Murah Petaninya Bangkrut

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengklaim sejumlah harga pangan telah berangsur normal. Yang mahal tinggal gula pasir.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

12 jam lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

1 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

1 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

1 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

2 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

3 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

4 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya