BI Buktikan Utang Korporasi Masih Aman Walau Rupiah Tembus Rp 15.579

Kamis, 20 Oktober 2022 22:44 WIB

Ilustrasi atau logo Bank Indonesia (BI). TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti membeberkan sederet bukti neraca keuangan sektor korporasi masih aman menghadapi pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat--terutama yang berkaitan dengan utang luar negeri.

Posisi ini tergambar dari perkembangan utang luar negeri (ULN) swasta atau korporasi yang terus turun. Pada Juni lalu, utang luar negeri di rentang US$ 208-209 miliar. Sedangkan pada Juli menjadi US$ 206 miliar dan Aguatus tersisa US$ 204,1 miliar.

"Artinya dari korporasi, mereka lebih berhati-hati dalam memanfaatkan utang luar negeri," kata Destry saat konferensi pers secara virtual, Kamis, 20 Oktober 2022.

Selain itu, dari sisi tenornya, Destry menekankan ULN tetap didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa 75,1 persen terhadap total ULN swasta. Menurut jangka waktu asalnya, utang jangka panjang sebesar US$ 153,33 miliar, sedangkan utang jangka pendek US$ 50,85 miliar.

"Jangka menengah panjang sekitar 75 persen sementara yang di bawah 1 tahun relatif sangat sedikit. Suku bunganya juga cenderung fix dan mereka sudah membukukan sebelum Fed Fund Rate terjadi di awal tahun ini," ucapnya.

Advertising
Advertising

Baca: Gubernur BI Sebut Fed Fund Rate Bakal Higher for Longer, Apa Dampaknya Bagi Rupiah?

Destry juga memastikan bank sentral telah melakukan simulasi mengenai kemampuan sektor korporasi untuk memenuhi kewajiban-kewajiban utang pada saat nilai tukar rupiah tembus ke level Rp 15.579 per dolar Amierika. Hasilnya, kemampuan bayar mereka masih kuat.

"Masih cukup solid walupun analisa secara granular tetap akan kami lakukan tapi industrial wide secara umum untuk korporasi yang besar mereka masih tetap relatif punya daya tahan dengan karakterisitk ULN korproasi seperti yang saya sebutkan tadi," kata Destry.

Deputi Gubernur BI Juda Agung menambahkan, ketahanan neraca keuangan sektor korporasi untuk memenuhi pembayaran utang luar negeri pun tergambar dari interest coverege ratio atau rasio cakupan bunga yang sudah di atas 3 persen. "Dan bahkan untuk yang ekspor itu sudah berada di 5 coverege rationya. Jadi ini menunjukkan korporasi kita kondisinya semakin strong, begitu juga rasio utangnya terhadap laba membaik. Ini menunjukkan bahwa korporasi kita dari sisi kemampuan leveragenya juga semakin baik," kata Juda.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor) Bank Indonesia per 20 Oktober 2022, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS telah bertengger di level Rp 15.597. Angka ini naik 0,68 persen dari posisi kemarin, 19 Oktober, sebesar Rp 15.491 per dolar AS.

Baca juga: BI Perpanjang DP Nol Persen untuk Kredit Otomotif dan Properti Hingga Desember 2023

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini


Berita terkait

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

1 jam lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

1 hari lalu

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada levep Rp 16.259 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

2 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

2 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

2 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

2 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya