Gubernur BI Prediksi Tekanan Aliran Modal Asing Keluar Meningkat pada Kuartal III - 2022
Reporter
Arrijal Rachman
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 20 Oktober 2022 17:20 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan tekanan aliran modal asing yang ke luar Indonesia terus meningkat hingga kuartal III - 2022. Hal tersebut terlihat terutama dalam bentuk investasi portofolio.
"Tekanan dari sisi arus modal asing meningkat, terutama dalam bentuk investasi portofolio," kata Perry saat konferensi pers secara virtual, Kamis, 20 Oktober 2022.
Ia memperkirakan investasi portofolio bakal mencatat net outflow sebesar US$ 2,1 miliar pada kuartal III. Perkiraan ini meningkat dari realisasi pada September 2022 lalu sebesar yang tercatat net outflow sebesar US$ 600 juta pada investasi portofolio.
Baca: Gubernur BI Sebut Fed Fund Rate Bakal Higher for Longer, Apa Dampaknya Bagi Rupiah?
Perry menjelaskan, aliran modal asing yang keluar ini dipicu ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat. Hal tersebut dipicu oleh potensi perlambatan ekonomi global yang dipengaruhi oleh berlanjutnya ketegangan geopolitik.
Ketegangan geopolitik ini yang kemudian memicu fragmentasi ekonomi, perdagangan dan investasi, serta dampak pengetatan kebijakan moneter yang agresif. Akhirnya, tekanan inflasi dan inflasi inti global kian tinggi.
"Seiring dengan berlanjutnya gangguan rantai pasokan sehingga mendorong bank sentral di banyak negara menempuh kebijakan moneter yang lebih agresif," ujar Perry.
Selanjutnya: Fed Fund Rate bakal higher dan longer.
<!--more-->
Kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS, atau Fed Funds Rate, kata Perry, juga kemungkinan akan lebih tinggi dengan siklus yang lebih panjang. Ini akan mendorong semakin kuatnya mata uang dolar AS sehingga memberikan tekanan pelemahan atau depresiasi terhadap nilai tukar di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Adapun kinerja investasi portofolio pada kuartal II pada tahun 2022 telah tercatat defisit sebesar US$ 400 juta. Ini disebabkan investasi portofolio di sisi kewajiban yang membukukan arus masuk neto atau net inflow sebesar US$ 700 juta.
Sementara itu, dari sisi aset, penduduk Indonesia tercatat melakukan pembelian neto surat berharga di luar negeri atau net outflow sebesar US$ 1,2 miliar. Investasi portofolio sisi kewajiban sektor publik mencatat aliran keluar neto dana asing sebesar US$ 3 miliar.
Investor asing pada periode itu tercatat melakukan penjualan neto surat utang negara atau SUN berdenominasi Rupiah sebesar US$ 5,2 miliar. Dengan demikian, kepemilikan asing pada instrumen SUN Rupiah turun dari kuartal I pada tahun 2022 US$ 58 miliar menjadi US$ 50,7 miliar.
Baca juga: Indeks Dolar Turun Tapi Rupiah Terus Melemah, Gubernur BI: Lebih Baik dari India, Malaysia, Thailand
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini