Ekspor RI per September Turun 10,99 Persen, BPS Jelaskan Rinciannya

Senin, 17 Oktober 2022 13:09 WIB

Ilustrasi kapal pengangkut peti kemas ekspor dan impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat ekspor Indonesia pada September 2022 sebesar US$ 24,8 miliar. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto menjelaskan ekspor Indonesia turun sebesar 10,99 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Dia menjelaskan ekspor non-migas melorot sebesar 10,31 persen. “Utamanya karena peran komoditas lemak dan minyak hewan atau nabati HS 15 yang turun sebesar 31,91 persen,” ujar dia dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Senin, 17 Oktober 2022.

Kemudian komoditas pakaian dan aksesorisnya HS 61 juga mengalami penurunan 30,75 persen dan besi dan baja atau HS 72 turun sebesar 5,87 persen. Sedangkan ekspor migas turun 21,41 persen karena perubahan nilai ekspor untuk gas yang melorot 22,06 persen. Secara volume, ekspor juga turun 12,26 persen.

“Selain itu, hasil minyak ini juga turun 35,43 persen sementara volume ikut turun sebesar 21,40 persen,” ucap Setianto.

Menurut Setianto, jika dibandingkan dengan tahun lalu atau secara year on year, ekspor September 2022 ini mengalami peningkatan sebesar 20,28 persen. Ekspor migas naik 41,80 persen dan volumenya naik 10,51 persen, kemudian ekspor non-migas naik 19,26 persen dan volume juga meningkat 20,20 persen.

Advertising
Advertising

Baca juga: Ancaman Resesi 2023, Ekonom: Bisnis yang Mengandalkan Pasar Domestik Masih Aman

Selanjutnya, Setianto menuturkan, pada September 2022 secara month to month, jika dilihat secara sektoral, seluruh kelompok mengalami penurunan kecuali pertambangan. Untuk migas, ekspor turun 21,41 persen didorong oleh melemahnya ekspor komoditas gas dan hasil minyak.

Kemudian untuk pertanian, kehutanan, dan perikanan turun 8,65 persen secara month to month. “Ini utamanya didorong oleh komoditas sarang burung, kopi, rumput laut, ganggang lainnya, hasil hutan bukan kayu lainnya, serta tembakau,” tutur Setianto.

Sedangkan pertambangan meningkat 2,61 persen secara month to month. Peningkatan ini didorong oleh komoditas biji tembaga, lignit, bijih logam lainnya, bijih zirconium, niobium, tantalum, serta bijih besi.

Industri pengolahannya, kata Setianto, juga mengalami penurunan sebesar 14,24 persen secara month to month. “Utamanya didorong oleh komoditas minyak kelapa sawit, pakaian jadi atau konveksi dari tekstil, peralatan listrik, besi baja, serta kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian,” kata Setianto.

Baca juga: Ancaman Resesi 2023, Ekonom: Bisnis yang Mengandalkan Pasar Domestik Masih Aman

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

23 jam lalu

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

Hingga Maret 2024, Pertamina Hulu Energi juga mencatatkan kinerja penyelesaian pengeboran tiga sumur eksplorasi.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

3 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

3 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

3 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

4 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

4 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

9 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

12 hari lalu

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

12 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya