Utang Luar Negeri Indonesia pada Agustus Turun Jadi USD 397,4 Miliar

Senin, 17 Oktober 2022 11:01 WIB

Karyawan melintas di area perkantoran Bank Indonesia, Jakarta, Selasa, 31 Mei 2022. Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, potensi inflasi yang melebihi perkiraan ini didorong oleh kenaikan harga-harga komoditas global yang kemudian mempengaruhi pergerakan harga di dalam negeri. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia mengumumkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2022 kembali turun. Posisi ULN pada akhir bulan sebesar US$ 397,4 miliar, lebih rendah ketimbang posisi Juli lalu yang sebesar US$ 400,2 miliar.

Dirketur Departemen Komunikasi BI Junanto Herdiawan mengatakan ULN sektor publik, yaitu pemerintah dan bank sentral maupun sektor swasta, turun. Secara tahunan, posisi ULN Agustus 2022 turun 6,5 persen. Penurunan itu lebih dalam dibandingkan dengan penurunan pada bulan sebelumnya sebesar 4,1 persen.

"ULN Indonesia pada Agustus 2022 kembali menurun," kata Junanto melalui siaran pers, Senin, 17 Oktober 2022.

Junanto merincikan, posisi ULN pemerintah pada Agustus 2022 sebesar US$ 184,9 miliar, turun dari posisi bulan sebelumnya sebesar US$ 185,6 miliar. Secara tahunan, ULN pemerintah terkontraksi 10,9 persen, lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada Juli 2022 sebesar 9,9 persen.

Baca juga: Inilah Daftar 10 Negara Pemberi Utang Terbesar ke Indonesia

Advertising
Advertising

"Penurunan ULN pemerintah terjadi akibat adanya penurunan pinjaman seiring dengan pelunasan pinjaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan penarikan pinjaman dalam mendukung pembiayaan program dan proyek prioritas," ujar Junanto.

ULN pemerintah, kata dia, digunakan untuk memenuhi pembiayaan sektor produktif dan kebutuhan belanja prioritas. Di antaranya mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 24,5 persen dari total ULN pemerintah; sektor jasa pendidikan 16,6 persen; sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib 15,2 persen; sektor konstruksi 14,2 persen; dan sektor jasa keuangan dan asuransi 11,7 persen.

"Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruhnya merupakan ULN dalam jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah," ujarnya.

Sementara itu, posisi ULN swasta pada Agustus 2022 tercatat sebesar US$ 204,1 miliar. Angka ini turun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar US$ 206,1 miliar. Secara tahunan, ULN swasta terkontraksi 2,0 persen; lebih dalam dari kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 1,2 persen.

"Perkembangan tersebut disebabkan oleh kontraksi ULN lembaga keuangan dan perusahaan bukan lembaga keuangan masing-masing sebesar 3,6 persen year on year (yoy) dan 1,6 persen yoy antara lain karena pembayaran neto utang dagang dan kewajiban lainnya," ujar Junanto.

ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi; sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; sektor pertambangan dan penggalian; serta sektor industri pengolahan dengan pangsa mencapai 77,5 persen dari total ULN swasta. "ULN tersebut tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 75,1 persen terhadap total ULN swasta," kata Junanto.

Secara keseluruhan, struktur ULN Indonesia berdasarkan penilaian BI tetap sehat. Hal itu tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 30,4 persen, menurun dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 30,7 persen.

"Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 87,1 persen dari total ULN," ujar dia.

Baca juga: Rupiah Terus di Level Rp 15.000-an per Dolar AS, BI: Utang Luar Negeri Tak Seperti 1998

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

3 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

5 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

7 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

11 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya