Kondisi Global Tak Menentu, Bank DBS Ungkap Saham Teknologi Berpotensi Cuan ke Depan

Kamis, 13 Oktober 2022 19:16 WIB

Ilustrasi Saham. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta -Chief Investment Officer Bank DBS Hou Wey Fook mengungkapkan saham perusahaan teknologi berpotensi cuan ke depannya setelah ancaman resesi global pada 2023. Ini karena dari sisi fundamentalnya saham-saham perusahaan teknologi kuat meski pada saat masa krisis seperti saat ini nilainya mengalami penurunan.

Saham-saham teknologi itu disebutnya merupakan saham-saham Big Tech atau saham perusahaan-perusahaan teknologi besar, seperti Amazon, Microsoft, Google dan Apple. Kata Hou saham Big Tech memiliki pola kebalikan pertumbuhan dengan imbal hasil US Treasury, ketika US Treasury naik maka saham Big Tech biasanya turun, sedangkan ketika US Treasury turun saham Big Tech melejit.

"Di pasar ekuitas kita pikir Big Tech companies seperti Apple, Microsoft, Google, dan semi conducter companies," kata dia dalam diskusi virtual, Kamis, 13 Oktober 2022.

Hou menjelaskan setelah Simposium Jackson Hole pada Agustus lalu, ekuitas AS menerima dampak buruk dari sikap Bank Sentral AS yang semakin agresif menaikkan suku bunga acuannya dan pengetatan kebijakan moneternya. Ini meningkatkan kemungkinan pelambatan ekonomi yang drastis.

Tapi, Hou menekankan, Bank DBS tetap yakin terhadap indeks saham teknologi di AS karena disrupsi digital bersifat sementara serta pendapatan dan ketahanan margin Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) dari sektor itu terjaga.

Advertising
Advertising

Menurut Hou sektor ini diperkirakan mencatat pertumbuhan pendapatan masing-masing sebesar 21 persen pada 2022 dan 10 persen pada 2023 berhadapan dengan 10 persen dan 6 persen untuk pasar ekuitas global.

Pada saat musim pendapatan kuartal II - 2022 baru-baru ini, saham-saham perusahaan teknologi kata dia menyumbang pendapatan yang kuat sebesar 82,9 persen. Dalam hal profitabilitas, margin operasi perusahaan teknologi saat ini 11 persen lebih lebar dari pasar AS secara umum.

"Secara keseluruhan, fundamental untuk saham-saham teknologi tetap kuat meskipun ada hambatan ekonomi," ujar Hou.

Dengan catatan itu, Bank DBS kata dia akan tetap mempertahankan pandangan konstruktif pada saham teknologi di AS karena dampak dari kenaikan imbal hasil obligasi telah cukup diperhitungkan oleh sektor ini.

Meski para investor mengkhawatirkan perlambatan pertumbuhan ekonomi, Hou menekankan sektor teknologi terus menunjukkan ketahanan yang kuat. Seluruh sektor teknologi pun kata dia menunjukkan pertumbuhan yang kuat dari sisi pendapatan, seperti Software & Services 84 persen, Technology Hardware & Equipment 79 persen, and Semiconductors & Semiconductor Equipment 84 persen.

Margin EBITDA untuk perusahaan-perusahaan teknologi pun kata dia akan meningkat dari posisi 2021 sebesar 33,3 persen menjadi 35 persen pada 2022. Ini menurut Hou menunjukkan kemampuan sektor teknologi untuk mempertahankan marginnya meskipun tekanan inflasi meningkat.

"Pertahankan ekspor US ke saham-saham teknologi AS untuk mengatasi hambatan dari imbal hasil obligasi yang tinggi," ujar Hou.

Baca Juga: Saham Bank Mandiri Cetak Rekor Tertinggi, Dirut Klaim Dampak Transformasi Bisnis

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

13 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

PT Sepatu Bata resmi menutup pabriknya di Purwakarta yang telah dibangun sejak 1994. Pabrik ditutup imbas kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

2 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

6 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

10 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

10 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

10 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

10 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

11 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

12 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya