ESDM Berharap Jaringan Gas Dibangun dalam Skala Besar dengan Skema KPBU

Rabu, 12 Oktober 2022 22:00 WIB

Menteri ESDM Arifin Tasrif (kedua kanan) memperhatikan sepeda motor yang akan digunakan saat mengikuti parade sepeda motor konversi BBM ke listrik di Royal Ambarukmo, Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu, 23 Maret 2022. Parade yang menjadi rangkaian kegiatan G20 di Yogyakarta tersebut guna mengenalkan sepeda motor BBM yang dikonversi menggunakan tenaga listrik. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong pembangunan jaringan gas (jargas) dengan skema Kerja Sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU). Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Tutuka Ariadji, mengatakan jargas dengan dana APBN sudah dibangun sejak 2009.

Hingga 2021, setidaknya pembangunan pembanbunan jargas ini mencapai 662.432 sambungan rumah (SR). Adapun pendistribusiannya tersebar di 17 provinsi dan 57 kabupaten/kota. Adapun jargas APBN ditambah non-APBN yang sudah dibangun mencapai 840.875 SR—dengan jargas APBN tahun 2022 terbangun sesuai target, yaitu 40.777 SR.

“Sebagian besar jargas dibangun dengan dana APBN. Memang ini program pemerintah di mana pipa gas dibangun dan masuk hingga ke rumah, diberikan kompor juga. Untuk gasnya diupayakan oleh Ditjen Migas dan SKK Migas,” kata Tutuka dalam keterangan tertulis, Rabu, 12 Oktober 2022.

Baca: Pasokan Listrik Berlebih, ESDM: Daripada Dikeluhkan, Lebih Baik Disyukuri

Dia menuturkan jaringan gas tidak membutuhkan pasokan gas dalam jumlah besar. :Untuk satu kecamatan, paling dibutuhkan gas nol koma sekian MMSCFD,” imbuhnya.

Advertising
Advertising

Akan tetapi karena anggaran negara terbatas, Tutuka melanjutkan, proyek jargas mulai dikembangkan melalui skema KPBU. Dia menyebut Kota Palembang dan Batam masuk pilot project yang diusulkan Kementerian ESDM. Melalui skema ini, Tutuka berharap jargas bisa dibangun dalam skala besar.

“Untuk satu SR, dibutuhkan biaya sekitar Rp10 juta. Ke depan kita harapkan dapat dibangun 1 juta SR per tahun. Tapi saat ini pilot project dulu ratusan SR,” ujar Tutuka.

Lebih lanjut, Tutuka mengatakan bahwa jargas skema KPBU menjadi salah satu upaya pemerintah dalam menekan impor LPG. Melalui skema ini, pemerintah diharapkan membantu dari segi perizinan serta penyediaan lahan—jika diperlukan.

Skema PKBU, lanjut Tutuka, salah satunya juga ditujukan untuk mencukupi pendanaan yang bekesinambungan, mewujudkan penyediaan infrastruktur yang berkualitas, efisien, tepat sasaran dan tepat waktu. Kemudian memberikan kepastian pengembalian investasi badan usaha melalui mekanisme pembayaran secara berkala oleh pemerintah.

Meski menggandeng badan usaha, Tutuka mengklaim pemerintah tidak melepaskan kewajibannya. Tidak ada pengalihan aset yang dilakukan kepada badan usaha. “Hanya saja, pemerintah mengharapkan dengan adanya keterlibatan badan usaha, pelayanan yang diberikan ke masyarakat lebih efisien dan terjaga kualitasnya,” kata dia.

Baca: Gaet Investor, ESDM Kejar Kebutuhan Transisi Energi US$ 1 Triliun dengan Cara Ini

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Gempa M 6,5 di Garut, Begini Penjelasan Lengkap Badan Geologi ESDM

10 jam lalu

Gempa M 6,5 di Garut, Begini Penjelasan Lengkap Badan Geologi ESDM

Badan Geologi ESDM membeberkan analisis tentang gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo pada Sabtu malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Setelah Harvey Moeis, Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Kasus Korupsi Timah Termasuk Pejabat Pemerintahan Bangka Belitung

1 hari lalu

Setelah Harvey Moeis, Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Kasus Korupsi Timah Termasuk Pejabat Pemerintahan Bangka Belitung

Usai Harvey Moeis, Kejagung kembali menetapkan lima tersangka kasus tindak pidana korupsi PT Timah Tbk tahun 2015 sampai 2022.

Baca Selengkapnya

Agen Tabung di Cinere Depok Terbakar, Pemilik Tewas

2 hari lalu

Agen Tabung di Cinere Depok Terbakar, Pemilik Tewas

Diduga terjadi kebocoran gas agen tabung dan air mineral di Gang Melati 1, Cinere, Depok, terbakar Jumat, 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

2 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

2 hari lalu

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

PT Bank Tabungan Negara (BTN) usulkan skema dana abadi untuk program 3 juta rumah yang digagas Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Walhi Tuntut Jepang Akhiri Pendanaan Proyek Gas Fosil yang Menimbulkan Bencana

3 hari lalu

Walhi Tuntut Jepang Akhiri Pendanaan Proyek Gas Fosil yang Menimbulkan Bencana

Menurut Walhi, pasca Perjanjian Paris, JBIC justru menjadi penyandang dana gas fosil terbesar di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

3 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya