Kisah Ibu-Ibu Pasar Seluma Bengkulu ke Jakarta Cari Bantuan Lawan Perusahaan Tambang

Jumat, 7 Oktober 2022 21:48 WIB

Konferensi pers Walhi terkait desakan penyelamatan Pesisir Barat Bengkulu dari ancaman tambang pasir besi di Jakarta, Jumat, 7 Oktober 2022. TEMPO.CO/Riani Sanusi Putri

TEMPO.CO, Jakarta - Belasan ibu-ibu warga Desa Pasar Seluma, Bengkulu, mendesak pemerintah mencabut Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Faminglevto Bakti Abadi. PT Faminglevto Bakti Abadi dan sejumlah perusahaan tambang lainnya sedang dan berencana menjalankan operasi tambang pasir dan besi di Pasar Seluma.

"Kami mengadukan nasib kami di DKI Jakarta demi penyelesaian masalah yang ada di desa kami desa Pasar Seluma. Pertambangan Faminglevto Bakti Abadi yang saat ini membuat kami resah," ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Jakarta pada Jumat, 7 Oktober 2022.

Ia bercerita, sejak tahun 1973 Kepala Desa Pasar Seluma menentang pengambilan sampel pasir besi di daerahnya. Pada 2010 PT Farminglevto Bakti Abadi masuk ke Pasar Seluma hingga akhirnya terjadi konflik dengan warga yang menelan korban enam laki-laki dari Desa Pasar Seluma.

Baca juga: Aktivis Nilai Putusan MK soal UU Minerba Perkokoh Kepentingan Oligarki Tambang

Tragedi tersebut membuat Novika dan rekannya melakukan aksi penolakan. Para suami dan anak-anak, kata dia, mendukung para perempuan melakukan perlawanan terhadap perusahaan tambang. "Kami tidak memakai kekerasan. Kami meminta bantuan dari segala instansi yang bisa membantu kami," ucap Novika.

Advertising
Advertising

Novika menyebutkan sejumlah alasan warga ingin PT Faminglevto Bhakti Abadi angkat kaki dari desa. Pertama, perusahaan tersebut telah mengganggu mata pencaharian para warga. Kegiatan pertambangan dinilai terus merusak alam, terlebih wilayah Desa Pasar Seluma merupakan daerah rawan bencana.

Kedua, lahan yang diduduki oleh PT Faminglevto, berada di atas tempat yang disakralkan oleh masyarakat pasar seluma, yakni Muara Buluan. Muara Buluan tempat bersejarah bagi masyarakat Pasar Seluma karena tempat pertemuan kakek moyang warga Pasar Seluma, dengan suku yang lain.

Selanjutnya, aktivitas tambang PT Faminglevto dinilai warga mengganggu daerah tangkapan nelayan. Novika menyebut mayoritas warga Pasar Seluma adalah nelayan pinggir yakni pencari ikan dengan jerigen sebagai pelampung. Tanah yang bergetar akibat beroperasinya tambang, akan menyulitkan nelayan menangkap ikan dan hasil laut seperti remis.

Novika bertekad terus menolak usaha tambang di Pasar Seluma karena tak ingin mata pencaharian dan adat istiadat masyarakat terganggu. "Tidak mungkin kami biarkan, kami akan menentang," ucapnya. "Tapi namanya juga PT, mungkin kan karena dia punya uang jadi mereka posisi mereka kuat."

Saat dimintai konfirmasi aksi tambang yang diprotes warga setempat, Humas PT Faminglevto Bakti Abadi, Dadi Supriatno memberi jawaban singkat. Dia mengklaim manajemen sudah melakukan kajian atas semua kegiatan tambang termasuk dampak lingkungan dan sosial.

RIANI SANUSI PUTRI

Baca juga: Aktivis Nilai Putusan MK soal UU Minerba Perkokoh Kepentingan Oligarki Tambang

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Mengenal Sarekat Hijau Indonesia, Cikal Bakal Partai Hijau Indonesia

1 hari lalu

Mengenal Sarekat Hijau Indonesia, Cikal Bakal Partai Hijau Indonesia

Partai Hijau Indonesia batal mengusung Haris Azhar sebagai cagub Jakarta jalur ndependen. Ini profil Sarekat Hijau Indonesia, cikal bakal Partai Hijau Indonesia.

Baca Selengkapnya

Walhi Sudah Peringatkan Bencana di Lembah Anai, Tuntut BKSDA Bertanggung Jawab

2 hari lalu

Walhi Sudah Peringatkan Bencana di Lembah Anai, Tuntut BKSDA Bertanggung Jawab

Bencana berulang di Lembah Anai, Sumatera Barat, sudah diprediksi sebelumnya. Bagaimana Walhi bisa melakukan itu?

Baca Selengkapnya

Pemerintah Mau Pamer Proyek Citarum Harum di World Water Forum, Walhi Jabar: Sungainya Masih Rusak

2 hari lalu

Pemerintah Mau Pamer Proyek Citarum Harum di World Water Forum, Walhi Jabar: Sungainya Masih Rusak

Walhi Jabar menanggapi rencana pemerintah Indonesia yang ingin pamer proyek Citarum Harum di ajang World Water Forum ke-10 di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

2 hari lalu

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

Walhi menyoroti kebijakan layanan persampahan dari Pemerintah Kabupaten Sleman yang tak lagi melakukan layanan angkut sampah organik untuk masyarakat.

Baca Selengkapnya

Saran Walhi Sumbar Agar Tidak Terjadi Lagi Bencana Ekologis di Kawasan Lembah Anai

3 hari lalu

Saran Walhi Sumbar Agar Tidak Terjadi Lagi Bencana Ekologis di Kawasan Lembah Anai

Risiko bencana ekologis di kawasan Lembah Anai telah sering diingatkan banyak pihak.

Baca Selengkapnya

WALHI Bangka Belitung dan Masyarakat Tuntut Pemerintah Cabut Izin Tambang Timah Batu Beriga

4 hari lalu

WALHI Bangka Belitung dan Masyarakat Tuntut Pemerintah Cabut Izin Tambang Timah Batu Beriga

Kandungan logam berat (Pb, Cd, Cr) pada limbah cair kegiatan penambangan timah, menjadi bahan pencemar lingkungan.

Baca Selengkapnya

Siasat Anyar Membungkam Kebebasan Pers

4 hari lalu

Siasat Anyar Membungkam Kebebasan Pers

Apa alasan munculnya dua pasal dalam Rancangan Undang-Undang atau RUU Penyiaran yang dinilai bisa membungkam kebebasan pers?

Baca Selengkapnya

Walhi Beberkan Kondisi Terkini di Pulau Rempang: Masyarakat Diadu Domba oleh Pemerintah

4 hari lalu

Walhi Beberkan Kondisi Terkini di Pulau Rempang: Masyarakat Diadu Domba oleh Pemerintah

Tim solidaritas nasional untuk Rempang membeberkan kondisi di Rempang saat ini tidak sedang baik-baik saja.

Baca Selengkapnya

Bahlil Ingin Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas, Celios Beberkan Risiko Kerugian Ekonomi

4 hari lalu

Bahlil Ingin Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas, Celios Beberkan Risiko Kerugian Ekonomi

Celios memaparkan akan ada dampak buruk ekonomi dan lingkungan jika pemerintah memberikan izin tambang untuk ormas keagamaan.

Baca Selengkapnya

WNA Cina jadi Tersangka Kasus Tambang Bijih Emas Ilegal di Kalbar, ESDM Hitung Kerugian Negara

5 hari lalu

WNA Cina jadi Tersangka Kasus Tambang Bijih Emas Ilegal di Kalbar, ESDM Hitung Kerugian Negara

ESDM menyatakan WNACina yang jadi tersangka itu telah melakukan kegiatan produksi dan penjualan atas kegiatan tambang ilegal bijih emas.

Baca Selengkapnya