PT KAI Pakai Face Recognition di Stasiun, Pakar Beberkan Manfaatnya
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Francisca Christy Rosana
Jumat, 7 Oktober 2022 11:29 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI memulai uji coba penggunaan fasilitas pemindaian wajah atau face recognition boarding gate di Stasiun Bandung sejak Rabu, 28 September 2022. Pakar keamanan siber dan forensik digital dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, menilai langkah itu cukup menarik perhatian.
Sebab, kebijakan ini memudahkan masyarakat pengguna kereta api dan KAI. Alfons menilai, meski KAI bukan institusi pertama yang menerapkan face recognition, langkah ini patut diapresiasi. Penggunaan pemindaian wajah itu menunjukkan bahwa perseroan memiliki pemahaman yang baik atas teknologi yang tersedia dan mengimplementasikannya untuk menunjang operasional kereta.
“Sehingga dapat memberikan layanan yang lebih baik bagi masyarakat dengan biaya investasi yang ekonomis,” ujar dia lewat keterangan tertulis pada Jumat, 7 Oktober 2022.
Penggunaan face recognition, kata Alfons, akan mengurangi antrean dalam proses identifikasi identitas dengan biaya investasi yang relatif murah. Proses ini hanya membutuhkan kamera dari ponsel, perangkat pemindai e-KTP, dan peranti lunak pengenalan wajah.
Selain itu, face recognition mempermudah pengguna dan memberikan database yang lebih andal kepada penyedia layanan. Informasi tambahan yang relevan dapat disematkan ke dalam database face recognition, seperti informasi tiket perjalanan yang dibeli, informasi kesehatan/vaksinasi sebagai persyaratan perjalanan, dan informasi kependudukan pemilik FR yang relevan.
“Implementasi database face recognition yang baik juga dapat mencegah aksi kejahatan jika pencopet atau pelaku pelecehan seksual yang telah teridentifikasi dapat diawasi secara khusus atau dicegah menggunakan layanan,” tutur Alfons.
Baca juga: KAI Siapkan Duit Rp 20 Miliar untuk Pasang Solar Panel di 40 Stasiun
Proses pendaftaran identifikasi face recognition pun dapat mencegah penyalahgunaan data kependudukan yang bocor. Proses pendaftaran face recognition hanya perlu dilakukan satu kali. Jika ada yang menggunakan KTP palsu/ bodong, mereka tidak akan bisa mendaftarkan dirinya. “Karena proses pendaftaran harus menggunakan pemindaian chip e-KTP dan sidik jari,” ucap Alfons.
Vice President Public Relations KAI menjelaskan pihaknya menargetkan layanan ini dapat diterapkan di seluruh stasiun KA jarak jauh mulai awal 2023. “Uji coba face recognition boarding gate di Stasiun Bandung ini dalam rangka memastikan dan menyempurnakan layanan inovatif terbaru dari KAI,” ujar dia, dalam keterangannya, Jumat, 30 September 2022.
Joni menjelaskan, fungsi teknologi itu untuk mengidentifikasi dan memvalidasi indentitas seseorang melalui wajah yang datanya sudah diintegrasikan dengan tiket kereta yang dimiliki hingga status vaksinasi pelanggan. Untuk bisa menggunakan fasilitas ini, pelanggan harus melakukan satu kali registrasi di awal yang berlaku untuk selamanya.
“Registrasi dilakukan dengan menempelkan e-KTP pada alat e-KTP Reader kemudian menempelkan jari telunjuk kanan atau kiri pada pemindai yang ada di e-KTP reader,” kata Joni.
Jika sudah melakukan registrasi, pelanggan tidak perlu lagi melakukan cetak boarding pass. Pelanggan bisa langsung menuju ke face recognition boarding gate dan mengarahkan wajah ke mesin pemindai. Apabila data tiket, identitas, dan syarat vaksinai sudah sesuai, gate akan terbuka secara otomatis.
“Cukup satu detik. Hal tersebut akan sangat mempermudah pelanggan dan memperlancar antrean proses boarding,” kata Joni.
KHORY ALFARIZI | RIRI RAHAYU
Baca juga: Marak Data Bocor, Pakar Mewanti-wanti Penggunaan FR untuk Penumpang Kereta Api
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.