Rupiah Akhir Tahun Diprediksi Tak Sampai Rp 15.000, Ekonom: Rupiah Masih Undervalued

Jumat, 30 September 2022 20:23 WIB

Pegawai memindahkan uang rupiah di cash center Bank Mandiri, Jakarta, Selasa, 25 Juni 2019. Nilai tukar rupiah terpantau menguat pada Selasa (25/6). Nilai tukar Rupiah senilai Rp 14.138 per dolar Amerika Serikat (AS), menguat jika dibandingkan pada hari sebelumnya yang berada pada level Rp 14.165 per dolar AS. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terpantau masih berada pada level di atas Rp15.200 per dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, Jumat 30 September 2022.

Nilai tukar rupiah ditutup pada level Rp15.227 per dolar AS, menguat 35,5 poin atau 0,23 persen. Mata uang di kawasan Asia juga terpantau bangkit, seperti yen Jepang yang menguat 0,13 persen, won Korea menguat 0,49 persen, yuan China menguat 0,41 persen, dan ringgit Malaysia yang menguat 0,32 persen terhadap dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyampaikan bahwa tren pelemahan nilai tukar seluruh mata uang Asia, bahkan termasuk Indonesia dipengaruhi oleh penguatan dolar AS seiring dengan pernyataan pejabat the Fed yang mengkonfirmasi kenaikan suku bunga terus berlanjut untuk meredam tingginya tekanan inflasi.

Kenaikan suku bunga the Fed diperkirakan akan berada pada level 4,5 persen hingga akhir 2022 dikarenakan kondisi inflasi yang belum turun signifikan.

Sebagaimana diketahui, the Fed menaikkan menaikkan suku bunga sekitar 2,25 persen sejak Maret hingga Agustus 2022 dan dilanjutkan dengan kenaikan sebesar 75 basis poin pada September ini.

Pernyataan hawkish the Fed tersebut, kata Josua, telah mendorong kenaikan yieldUS Treasury yang sempat menembus level 4 persen, pertama kalinya sejak 2010.

Dia memperkirakan dampak dari penguatan dolar AS tersebut yang menekan rupiah hingga menembus level Rp15.200 per dolar AS belum menggambarkan fundamental perekonomian Indonesia.

"Mempertimbangkan kondisi yang terjadi adalah sentimen penguatan dolar AS terhadap mata uang global termasuk rupiah, maka diperkirakan sifatnya sementara. Hal tersebut terindikasi dari Real Effective Exchange Rate dari rupiah yang masih cenderung undervalued," katanya kepada Bisnis, Jumat 30 September 2022.

Josua mengatakan, invetor global akan tetap mencermati perkembangan ekonomi AS terutama data inflasi yang berpotensi mengurangi sentimen negatif di pasar keuangan global jika inflasi AS cenderung melandai sekalipun the Fed tetap konsisten melanjutkan untuk menaikkan suku bunga.

Dia berpendapat, di tengah sentimen negatif di pasar keuangan global saat ini, Bank Indonesia (BI) tetap berada di pasar untuk tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi rupiah, terutama melalui triple intervention serta operation twist yang turut menjaga daya tarik investasi di pasar SBN domestik.

Di samping itu, ekspektasi neraca transaksi berjalan yang masih berpotensi kembali surplus pada kuartal II/2022 yang ditopang oleh kinerja ekspor, diharapkan mendorong posisi transaksi berjalan dalam keadaan yang sehat sehingga mendukung terjaganya keseimbangan supply dan demand valas di dalam negeri.

BI juga berpotensi kembali menaikkan suku bunga acuan dalam rangka menjangkar inflasi yang cenderung meningkat dan mendorong stabilitas nilai tukar rupiah.

"Oleh sebab itu mempertimbangkan faktor fundamentalnya, rupiah diperkirakan berpotensi untuk menguat kembali di bawah level Rp15.000 per dolar AS pada akhir 2022 ini," kata Josua.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

1 jam lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

3 jam lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

13 jam lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

14 jam lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

1 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

3 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

4 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

4 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya