Terkini BIsnis: Jokowi Minta Sri Mulyani Eman-eman APBN, BI Komentari Rupiah Jeblok
Reporter
Tempo.co
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 29 September 2022 12:33 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berita terkini ekonomi dan bisnis pada Kamis siang, 29 September 2022, dimulai dari permintaan Presiden Jokowi ke Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati agar berhati-hati dalam mengelola APBN.
Berikutnya ada berita tentang efek pandemi Covid-19 ke perekonomian dan Gibran menargetkan bansos bagi para pengemudi ojol dkk cair pada pekan pertama Oktober. Lalu ada berita tentang Jokowi menyebutkan Indonesia hadapi tantangan ekonomi global yang tak mudah serta tanggapan BI soal pelemahan rupiah.
Kelima berita itu terpantau paling banyak diakses oleh para pembaca kanal Ekonomi dan Bisnis Tempo.co. Berikut ringkasan lima berita trending tersebut.
1. Kala Jokowi Minta Sri Mulyani Hati-hati Kelola APBN: Dieman-eman
Presiden Joko Widodo alias Jokowi meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk berhati-hati dalam mengelola anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Di tengah ketidakpastian dan tekanan global, APBN masih menjadi shock absorber yang menopang gejolak tersebut.
"Saya selalu sampaikan kepada Bu Menteri Keuangan (Sri Mulyani), Bu, kalau punya uang di APBN kita, dieman-eman. Itu Bahasa Inggris dieman-eman, dijaga, hati-hati," kata Joko Widodo di Jakarta, Kamis, 29 September 2022, seperti dikutip Antara.
Jokowi berpesan agar bendahara negara mengatur belanja untuk kepentingan-kepentingan yang produktif. Selain itu, setiap pengeluaran perlu disertai dengan return atau imbal keuntungan yang jelas.
Simak lebih jauh tentang APBN di sini.
<!--more-->
2. Sri Mulyani: Luka yang Disebabkan Pandemi Covid-19 ke Ekonomi Sangat Dalam
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui efek luka yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 terhadap perekonomian sangat dalam. Imbas pagebluk itu melampaui krisis keuangan 1997-1998 dan 2008-2009.
"Pandemi mulai dan sudah bisa dikelola meskipun belum sama sekali selesai. Pandemi meninggalkan scarring effect yang sangat dalam," kata Sri dalam acara UOB Economic Outlook 2023 pada Kamis, 29 September 2022.
Sri menjelaskan, masalah utama pandemi Covid-19 adalah terancamnya jiwa manusia. Penyakit yang disebabkan oleh virus baru ini pada awal penyebarannya belum ada temuan obat maupun vaksinnya.
Simak lebih jauh tentang Sri Mulyani di sini.
3. GIbran Sebut Bansos Rp 600 Ribu untuk Sopir Ojol, Sopir Bendi dkk Cair Minggu Pertama Oktober
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, memastikan penyaluran bantuan sosial atau bansos untuk mencegah inflasi akibat kenaikan harga BBM untuk warga kotanya terlaksana pada minggu pertama Oktober 2022.
Jumlah penerima bantuan yang anggarannya bersumber dari Dana Transfer Umum atau DTU itu tercatat sebanyak 19.444 orang. Bansos itu akan diberikan satu kali kepada calon penerima dengan nilai Rp 600 ribu per orang.
"Saya kejar (pelaksanaan penyaluran bansos) minggu pertama Oktober. Diberikan langsung sekaligus, tidak ditermin," ujar Gibran kepada awak media di Balai Kota, Kamis, 29 Oktober 2022.
Simak lebih jauh tentang Gibran di sini.
<!--more-->
4. Ancaman Resesi, Perencana Keuangan Sarankan Masyarakat Investasi Ketimbang Menabung
Perencana keuangan sekaligus Presiden International Association of Registered Financial Consultants (IARFC) Indonesia, Aidil Akbar Madjid, menyarankan masyarakat untuk menghindari menabung di bank di tengah menguatnya ancaman resesi tahun depan. Aidil mengatakan resesi akan membuat tabungan masyarakat di bank tergerus tingginya inflasi.
"Jadi kalau uang kita masukkan ke rekening perbankan, dia akan kalah lawan inflasi," kata Aidil saat dihubungi, Rabu, 28 September 2022.
Menurut Aidil, resesi atau turunnya perekonomian dunia dipicu oleh masalah inflasi atau naiknya harga-harga. Saat menghadapi, ia berpendapat, sebaiknya masyarakat mulai beralih menyimpan dananya ke produk-produk investasi. Instrumen investasi yang tak akan terdampak inflasi dan bisa menjadi pilihan adalah emas, tanah, hingga saham.
Simak lebih jauh tentang resesi di sini.
5. Rupiah Jeblok ke 15.266 per Dolar AS, BI: Inflasi di Emerging Market Tak Sebesar Negara Maju
Bank Indonesia (BI) angkat bicara menanggapi jebloknya nilai tukar rupiah belakangan ini. Kemarin rupiah ditutup di level 15.266 per dolar AS, melemah 0,94 persen atai 142,5 poin.
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo menjelaskan pelemahan rupiah seiring dengan penguatan dolar AS yang dipengaruhi oleh pengetatan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yamg lebih agresif ke depan.
"Penguatan dolar AS terjadi terhadap mata uang global (across the board) tercermin pada dolar index. Dolar AS menguat lebih signifikan terhadap mata uang negara maju," kata Dody ketika dihubungi, Rabu, 28 September 2022.
Simak lebih jauh tentang rupiah di sini.