Resesi Global Kian Dekat, Bagaimana Dampaknya ke Indonesia?

Selasa, 27 September 2022 16:41 WIB

Pekerja memuat tandan buah kelapa sawit untuk diangkut dari tempat pengumpul ke pabrik CPO di Pekanbaru, provinsi Riau, 27 April 2022. Jokowi terpaksa mengambil kebijakan ini karena kelangkaan dan melonjaknya harga minyak goreng yang tak kunjung selesai hingga empat bulan lamanya. REUTERS/Willy Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Center Of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet menjelaskan masih ada kemungkinan Indonesia terkena dampak dari resesi global yang diproyeksikan terjadi pada tahun 2023.

Sebab, menurut Yusuf, dari kinerja perekonomian, juga data-data utama seperti penjualan retail, keyakinan konsumen dan juga indeks PMI manufaktur masih menunjukkan tren yang relatif baik. "Setidaknya sampai dengan data terakhir,” ujar dia saat dihubungi pada Selasa, 27 September 2022.

Namun, kata Yusuf, memang yang perlu diwaspadai adalah dampak yang diberikan dari pelemahan ekonomi global adalah turunnya harga komoditas. Sebab, turunnya kinerja perekonomian negara-negara besar, maka permintaan terhadap produk-produk komoditas berpeluang untuk melandai atau berkurang dan mempengaruhi harga komoditas.

Bagi Indonesia yang masih mengandalkan komoditas sebagai penggerak perekonomian, menurut dia, hal tersebut bukan kabar yang begitu baik. Apalagi, Yusuf berujar, tahun ini terutama kenaikan harga komunitas menyumbang ke beberapa hal positif di perekonomian dalam negeri termasuk di dalamnya ke kinerja ekspor dan juga penerimaan negara.

“Sehingga dengan melambatnya harga komoditas, tentu peluang kinerja ekspor 2023 akan tertekan menjadi semakin besar. Di sisi lain penerimaan negara yang bersumber dari komunitas juga berpeluang melandai pertumbuhannya jika dibandingkan dengan kinerja pertumbuhan di tahun ini,” ucap Yusuf.

Advertising
Advertising

Selain itu, Yusuf juga menuturkan bahwa jebloknya harga komoditas juga akan mempengaruhi kinerja sektor usaha. Sejumlah sektor usaha yang pangsa pasarnya banyak bergantung terhadap harga acuan global tentu akan merasakan dampak dari proyeksi resesi ekonomi di 2023 nanti.

Yusuf mencontohkan, sektor lapangan usaha industri CPO dan produk turunannya bakal terpukul jika harga komoditas akan melandai. Hal ini juga akan mempengaruhi kinerja dari subsektor lapangan usaha ini.

Selain itu, kinerja dari sektor pertambangan bakal terimbas karena harga produk tambang berpotensi tidak akan setinggi tahun ini. “Namun dengan asumsi mobilitas penduduk di tahun depan tidak lagi terpengaruh dengan adanya covid-19, ada beberapa sektor yang tadinya menggantungkan penjualan ataupun kinerja mereka dari pangsa pasar global bisa switch ke pangsa pasar domestik,” ucap Yusuf.

Baca: Jokowi Kesal Kekayaan Aspal di Buton Melimpah, tapi Malah Impor 5 Juta Ton per Tahun

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Jokowi Sebut Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport Diperpanjang

2 hari lalu

Jokowi Sebut Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport Diperpanjang

Freeport beberapa kali menyuarakan harapan agar izin ekspor konsentrat tembaga tetap dibuka.

Baca Selengkapnya

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK, Bermula dari Bisnis Ekspor Impor

2 hari lalu

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK, Bermula dari Bisnis Ekspor Impor

Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean dilaporkan ke KPK oleh pengacara bernama Andreas atas tuduhan tak lapor LHKPN secara benar.

Baca Selengkapnya

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

3 hari lalu

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

PPJI berharap ke depan ada produk-produk kuliner jenis lainnya yang bisa diekspor seperti halnya rendang.

Baca Selengkapnya

LPEI Ekspor sampai Belanda dan Korea Selatan lewat Desa Devisa Gula Aren Maros

3 hari lalu

LPEI Ekspor sampai Belanda dan Korea Selatan lewat Desa Devisa Gula Aren Maros

LPEI melalui Desa Devisa Gula Aren Maros mengekspor gula aren ke Belanda dan Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Pabik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Rugi atau Strategi Bisnis?

4 hari lalu

Pabik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Rugi atau Strategi Bisnis?

Kementerian Perindustrian mengaku belum mengetahui penyebab tutupnya pabrik sepatu Bata di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

8 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Naik, Harga Biodiesel per Mei 2024 jadi Rp 12.453 per Liter

9 hari lalu

Naik, Harga Biodiesel per Mei 2024 jadi Rp 12.453 per Liter

Kementerian ESDM menetapkan harga indeks pasar bahan bakar nabati atau HIP BBN biodiesel per Mei 2024 sebesar Rp 12.453 per liter.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

10 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

10 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

10 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya