Ekonom Ungkap Kenaikan Tarif Penyeberangan Bakal Membuat Harga Barang Terbang

Jumat, 23 September 2022 18:04 WIB

Suasana di Dermaga 3 dan 4 sepi dari kendaraan yang melintas di Pelabuhan Merak, Banten, Kamis 6 Agustus 2020. Menurut GM PT ASDP Merak Hasan Lessy meski sudah tidak diberlakukan pembatasan penumpang dan angkutan di Pelabuhan Merak tapi volume penyeberangan menurun hingga 70 persen dari biasanya karena terdampak pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menanggapi wacana kenaikkan tarif angkutan penyeberangan. Dia memperkirakan kenaikkannya tidak akan jauh berbeda dengan angkutan darat sekitar 10-20 persen, dan bisa berdampak pada kenaikkan harga barang.

“Saya kira memang kalau di ongkos penyeberangan ya mungkin bisa lebih rendah atau sama paling enggak ya dengan tarif angkutan darat,” ujar dia melalui sambungan telepon pada Jumat, 23 September 2022. “Karena angkutan penyeberangan laut itu juga menggunakan diesel yang bahan bakarnya juga pakainya solar.”

Adapun dampak terhadap produk makanan, kata Tauhid, itu akan bervariasi. Karena tergantung dengan biaya ongkos logistik dari pembentukan makanan itu sendiri. Sementara untuk persentasenya harus dihitung terlebih dahulu, karena per komoditas itu berbeda.

Menurut dia, komoditas yang volumenya besar biasanya akan lebih kecil kenaikkannya, sebaliknya yang kecil bisa jauh lebih besar kenaikkan, tergantung penggunaan logistiknya itu sendiri. “Kalau kenaikkan harga secara umum kan inflasinya bisa sampai 7 persen, tapi kalau kenaikan harga makanan ya akan bervariasi,” ucap Tauhid.

Dia mencontohkan jika minyak goreng atau pun telur saat kenaikkan bahan baku dan sebagainya bisa naik dari Rp 21 ribu menjadi Rp 24 ribu, persentasenya akan beragam. “Nah itu akan sangat tergantung komoditasnya begitu,” tutur Tauhid.

Advertising
Advertising

Tauhid menjelaskan kenaikkan harga akan terakumulasi di index harga konsumen untuk masing-masing produk. Namun, nanti akan ketemu kenaikan harga rata-ratanya, biasanya yang utama saja yakni sembilan komoditas pokok, beras misalnya yang medium mungkin sekitar Rp 11 ribu jadi Rp 12 ribu dan sebagainya itu akan menyesuaikan.

“Rata-rata kalau dihitung ya bisa sampai 15-20 persen, tapi ya ini kepada komoditas yang sangat sensitif kepada biaya logistik,” kata dia. “Kalau berasnya diproduksi dari daerah Jawa Barat ya itu kan ongkosnya tidak sebesar kalau misalnya harus didatangkan dari Sumatera ke Jawa.”

Sebelumnya Kementerian Perhubungan telah menerbitkan Keputusan Menteri Nomor 172 Tahun 2022 yang mengatur tarif anyar angkutan penyeberangan. Berdasarkan beleid tertarikh 15 September itu, kenaikan tarif rata-rata sebesar 11,79 persen.

Sesuai dengan isi aturan itu, penyesuaian tarif ini sudah berlaku saat beleid ditetapkan atau Senin, 19 September 2022. Namun sampai hari ini, pemerintah masih menangguhkan kebijakan seperti yang diatur dalam Kepmenhub Nomor 172 tahun 2022.

Ketua Umum Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Khoiri Soetomo mempertanyakan mengapa aturan kenaikkan tarif angkutan penyeberangan yang sudah diteken tapi belum juga diberlakukan.

“Sampai dengan hari ini saya masih belum menerima kabar baik dari Kemenhub terkait Kepmenhub Nomor 172 Tahun 2022 yang seharunya Senin, 19 September, pukul 00.00 WIB diberlakukan. Saya tidak mengerti mengapa aturan yang sudah diteken tapi tidak dijalankan,” ujar dia saat dihubungi pada Jumat, 23 September 2022.

Padahal, kata Khoiri, aturan itu sudah melalui perhitungan yang sangat tumit dari tim tarif antar instansi setelah sekian lama ditunggu. Dia menilai seharusnya semua bisa meniru ketegasan dan keberanian Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang dengan tegas menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga 32 persen.

Khoiri menjelaskan pemerintah selalu menuntut perbaikan standar pelayanan dan keselamatan yang terus ditambah dan disempurnakan melalui regulasi domestik dan international. Namun, anehnya tidak legowo dan lupa bahwa Jer Basuki Mawa Beya.

“Artinya setiap keberhasilan membutuhkan pengorbanan,” ucap Khoiri. “Jangan hanya standar keselamatan dan pelayanan minta dinaikkan, tapi tidak mau membayar dengan harga yang pantas.”

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

KAI Sebut Penjualan Tiket Kereta Kelas Suite Compartment dan Luxury Laris saat Libur Lebaran, Laku hingga 112 Persen

4 hari lalu

KAI Sebut Penjualan Tiket Kereta Kelas Suite Compartment dan Luxury Laris saat Libur Lebaran, Laku hingga 112 Persen

EVP of Corporate Secretary PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji mengatakan penjualan tiket kereta api kelas Suite Class Compartment dan Luxury laris dibeli saat pelaksanaan angkutan masa Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

22 Hari Jadi Angkutan Lebaran, PT KAI Divre 1 Sumut Angkut 187.584 Penumpang

6 hari lalu

22 Hari Jadi Angkutan Lebaran, PT KAI Divre 1 Sumut Angkut 187.584 Penumpang

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI resmi menutup pelaksanaan Angkutan Lebaran 2024 yang telah berlangsung selama 22 hari sejak 31 Maret.

Baca Selengkapnya

Selama Masa Angkutan Lebaran 2024, Ada 208.798 Pelanggan Gunakan Kereta Api di KAI Daop 9 Jember

6 hari lalu

Selama Masa Angkutan Lebaran 2024, Ada 208.798 Pelanggan Gunakan Kereta Api di KAI Daop 9 Jember

KAI Daop 9 Jember menyebutkan ada sebanyak 208.798 penumpang yang menggunakan kereta api di wilayahnya selama pelaksanaan angkutan Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

6 hari lalu

Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia dan Tiongkok telah sepakat untuk membentuk tim ihwal penggarapan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

Baca Selengkapnya

KAI Catat 4,4 Juta Penumpang Selama Masa Angkutan Lebaran 2024, Kelas Ekonomi Jadi Favorit Masyarakat

7 hari lalu

KAI Catat 4,4 Juta Penumpang Selama Masa Angkutan Lebaran 2024, Kelas Ekonomi Jadi Favorit Masyarakat

KAI mencatat jumlah penumpang selama masa angkutan Lebaran periode H-10 sampai H+10 Lebaran mencapai 4,4 juta orang.

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai Kecelakaan KM 58 Tol Jakarta-Cikampek Momentum Tertibkan Angkutan Gelap

7 hari lalu

Pengamat Nilai Kecelakaan KM 58 Tol Jakarta-Cikampek Momentum Tertibkan Angkutan Gelap

MTI Pusat menyatakan kecelakaan maut KM 58 Tol Jakarta-Cikampek harus menjadi momentum menertibkan angkutan gelap.

Baca Selengkapnya

Penyeberangan Masih Padat, BMKG Ingatkan Soal Ketinggian Gelombang Laut

13 hari lalu

Penyeberangan Masih Padat, BMKG Ingatkan Soal Ketinggian Gelombang Laut

BMKG terbitkan peringatan dini gelombang tinggi hingga 2,5 meter di beberapa wilayah perairan.

Baca Selengkapnya

Puncak Arus Balik Lebaran, Langit Merak-Bakauheni Berawan Tebal

14 hari lalu

Puncak Arus Balik Lebaran, Langit Merak-Bakauheni Berawan Tebal

Cuaca di perairan Merak-Bakauheni berawan tebal pada H+5 Lebaran 2024. Tinggi gelombang aman untuk pelayaran feri ASDP.

Baca Selengkapnya

Arus Balik Lebaran, Pemerintah Siapkan Rencana Cadangan Penyeberangan Sumatera-Jawa

16 hari lalu

Arus Balik Lebaran, Pemerintah Siapkan Rencana Cadangan Penyeberangan Sumatera-Jawa

Pemerintah telah menyiapkan strategi guna menangani arus balik Lebaran dari Pulau Sumatera ke Jawa.

Baca Selengkapnya

Terkini: Arus Balik Jasamarga Siapkan Layanan Operasional di 4 Tol Trans Jawa, Prajoyo Pangestu Salib Hartono Bersaudara sebagai Orang Terkaya Indonesia

16 hari lalu

Terkini: Arus Balik Jasamarga Siapkan Layanan Operasional di 4 Tol Trans Jawa, Prajoyo Pangestu Salib Hartono Bersaudara sebagai Orang Terkaya Indonesia

PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) menyiapkan pelayanan operasional jalan tol pada periode arus balik Hari Raya Idul Fitri 1445 H.

Baca Selengkapnya