Shopee PHK Karyawan, Asosiasi E-Commerce: Trennya Bisa Jadi Begini
Reporter
Arrijal Rachman
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 20 September 2022 17:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi E-Commerce Indonesia atu IdEA memperkirakan tren efisiensi perusahaan-perusahaan teknologi yang bergerak di sektor belanja online akan terus berlanjut. Ketua Umum IdEA Bima Laga menyatakan hal tersebut seiring dengan munculnya keputusan pemutusan hubungan kerja (PHK) di Shopee Indonesia terhadap 187 karyawannya.
Bima menjelaskan tren ini akan terus terjadi karena mengimbangi kondisi bisnis pasar digital di Indonesia yang telah terbentuk. Perusahaan tak lagi harus memiliki banyak karyawan untuk mengakuisisi konsumen atau pengguna maupun pedagang onlinenya seperti saat masih menjadi perusahaan rintisan.
"Kan posisi sekarang sebenarnya konsumennya sudah mulai matang nih, pelaku usahanya juga sudah mulai jelas. Bisa jadi pekerja yang ada di divisi tersebut sudah tidak terlalu menjadi prioritas, jadi ada efisiensi di sektor itu," kata Bima saat dihubungi, Selasa, 20 Oktober 2022.
Tapi Bima menegaskan, terbentuknya iklim bisnis e-commerce di Indonesia saat ini bukan berarti potensi pertumbuhannya sudah terhenti, sehingga perusahaan-perusahaan e-commerce tinggal mencari profit atau laba. Sebab, jumlah pengguna ruang digital di Indonesia masih sedikit.
"Jadi dari sisi akuisisinya, akuisisi konsumen, sebetulnya tidak seprioritas lagi. Mungkin prioritas tapi tidak lagi top priority mereka, karena mereka juga harus mulai memperhitungkan, kaya investasi juga," ujar Bima.
Berdasarkan data Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), penduduk Indonesia yang telah menggunakan Internet hingga pertengahan 2022 sebanyak 220 juta orang. Angka tersebut melonjak sekitar 77 persen dari saat masa sebelum Pandemi Covid-19 yang sebanyak 175 juta pengguna.
Sementara itu, dari sisi jumlah pedagang online khususnya yang masih berbentuk usaha kecil dan menengah atau UKM yang masuk ke e-commerce berdasarkan data IdEA baru mencapai 11 juta sejak Mei 2020 hingga Juni 2022. Namun, nilai transaksinya hingga 2021 baru tercatat sebanyak US$ 53 miliar.
"Kalau ngomongin profit sepertinya belum sampai di sana juga karena kan pengguna e-commerce kita dari pengguna Internet itu masih kecil, masih perlu growth dari sisi itu. Cuma memang mereka perlu mengubah strategi dari skala prioritas," kata Bima.
Selanjutnya: PHK disebut jadi cara efisiensi yang efektif untuk jangka pendek.
<!--more-->
Kendati begitu, Bima mengatakan, perusahaan-perusahaan e-commerce masih harus melakukan efisiensi atau penyesuaian karena saat ini juga mulai memasuki tahap pengembalian hasil investasi dari para penyokong dananya. Karena itu, efisiensi dari sisi pengurangan jumlah karyawan mau tidak mau harus dilakukan e-commerce.
"Tapi memang layoff itu jadi salah satu efisiensi yang efektif untuk jangka pendek. Tapi bisa jadi mereka layoff 4 orang, tapi mereka rekrut 1 orang. Jadi misal 1 yang bisa melakukan 3 job, itu kan bagian dari efisiensi kan tapi yang terlihat di layoff-nya aja," ucap dia.
Sebelumnya, Shopee Indonesia mengambil keputusan melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap karyawannya. Sumber Tempo menyebutkan jumlah karyawan yang di-PHK sebanyak 3 persen dari total jumlah karyawan perusahaan teknologi tersebut.
Bila mengambil data jumlah karyawan perusahaan milik Sea Grup itu di Indonesia sebanyak 6.232 orang, maka diperkirakan ada sebanyak 187 pegawai yang dilepas oleh perusahaan yang juga bergergak di bidang e-commerce tersebut.
Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira menyebutkan keputusan tersebut adalah langkah terakhir yang harus ditempuh, setelah melakukan penyesuaian melalui beberapa perubahan kebijakan bisnis.
“Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien. Ini merupakan sebuah keputusan yang sangat sulit,” kata Radynal dalam keterangan tertulis soal kebijakan PHK terhadap sejumlah karyawan Shopee tersebut, Senin, 19 September 2022.
Baca: Ojol Sebut Bansos BBM dari Sri Mulyani Tak Kunjung Cair, Kemenkeu Beri Penjelasan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini