Rupiah Melemah Dekati 15.000 per Dolar AS, Analis: Antisipasi The Fed yang Kian Agresif

Selasa, 20 September 2022 11:02 WIB

Petugas menunjukkan uang rupiah kertas tahun emisi 2022 pada Festival Rupiah Berdaulat Bank Indonesia di Jakarta, Jumat 19 Agustus 2022. Adapun pecahan uang rupiah baru tahun emisi 2022 ini terdiri atas pecahan Rp 100.000, Rp 50.000, Rp 20.000, Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 2000, dan Rp 1000. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menilai pelemahan rupiah saat ini karena antisipasi pasar atas kebijakan yang akan diambil oleh bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed).

"Tekanan rupiah masih karena antisipasi pasar terhadap kemungkinan bank sentral AS yang akan terus mendorong kebijakan pengetatan moneter yang agresif untuk menekan inflasi AS ke level target 2 persen," ujar Ariston ketika dihubungi di Jakarta, Selasa, 20 September 2022.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi ini melemah tipis satu poin atau 0,01 persen ke posisi Rp 14.979 per dolar AS. Rupiah melemah bila dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.978 per dolar AS.

Sama nasibnya dengan rupiah, mata uang yen Jepang melemah 0,05 persen, dolar Singapura melemah 0,01 persen, rupee India melemah 0,03 persen, yuan Cina melemah 0,10 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,04 persen.

The Fed diproyeksikan akan menaikkan suku bunga 75 basis poin dengan beberapa peluang kenaikan 100 basis poin. Adapun prospek kenaikan suku bunga oleh The Fed kian menguat seiring rilis data inflasi AS yang melampaui perkiraan sebelumnya.

Advertising
Advertising

Rilis inflasi AS pekan lalu memperkuat persepsi pasar bahwa bank sentral akan mengerek bunga yang lebih tinggi dan menahannya hingga inflasi bisa diredam. Namun di sisi lain, kata Ariston, sentimen pasar terlihat cukup positif pagi ini dengan penguatan pergerakan indeks saham Asia.

"Sebagian pasar kelihatannya mengambil peluang masuk di level rendah. Sentimen positif ini mungkin bisa menahan pelemahan rupiah," tuturnya.

Selanjutnya: BI diperkirakan bakal naikkan suku bunga.

<!--more-->

Adapun pada Senin lalu, 19 September 2022, kurs rupiah ditutup melemah 23 poin atau 0,15 persen ke posisi Rp 14.978 per dolar AS. Padahal pada penutupan perdagangan sebelumnya rupiah berada di level Rp 14.955 per dolar AS.

Hal senada disampaikan oleh Macro Equity Strategis Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi. Ia memperkirakan Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga menjadi 5,75 persen untuk menjaga selisih suku bunga Indonesia dengan Amerika Serikat di 100 basis poin.

Meski begitu, kata Lionel, ada kemungkinan bank sentral akan mempertahankan sikap pro-pertumbuhannya tahun depan dengan menjaga kenaikan suku bunga selambat mungkin. "Sebesar 25 basis poin per bulan,” tuturnya.

Dengan asumsi BI masih bersedia mempertahankan spread suku bunga Indonesia-AS pada 100 bps, Lionel memprediksi BI 7-day reverse repo rate akan mencapai 5,75 persen pada April 2023. Dengan skenario ini, rupiah bakal menghadapi periode yang cukup bergejolak, mulai dari minggu terakhir bulan ini hingga awal kuartal II/2023.

“Rupiah kemungkinan bergerak dengan volatitas tinggi di kisaran Rp 15.000 - 16.000 per dolar AS," tutur Lionel.

ANTARA | BISNIS

Baca: 3 Opsi Pembatasan BBM Bersubsidi di Meja Jokowi, Menteri ESDM: Tinggal Dipilih Saja

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

4 jam lalu

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

Kurs rupiah ditutup melemah 20 poin ke level Rp 16.100 per dolar AS. Pada perdagangan kemarin, kurs rupiah per dolar AS ditutup pada level Rp 16.080

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

11 jam lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed belum akan turun dalam waktu dekat, sehingga indeks dolar meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Dorong Pemda Percepat Realisasi Belanja APBD

1 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Dorong Pemda Percepat Realisasi Belanja APBD

Tito Karnavian menekankan pentingnya realisasi APBD dalam pengendalian tingkat inflasi.

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

1 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah

1 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah dalam penutupan perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diperkirakan Menguat hingga Rp 15.990 Terhadap Dolar AS

1 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diperkirakan Menguat hingga Rp 15.990 Terhadap Dolar AS

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 15.990 sampai Rp 16.070

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

2 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

4 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

5 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

5 hari lalu

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada tahun ini dapat tercapai.

Baca Selengkapnya