Ganjar Pranowo Resmikan Koperasi Srikandi Gema Salam Mandiri, Anggotanya Para Istri Eks Napiter
Reporter
Septia Ryanthie
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Sabtu, 17 September 2022 09:10 WIB
TEMPO.CO, Solo - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meresmikan Koperasi Srikandi Gema Salam Mandiri yang beranggotakan para istri mantan narapidana teroris (napiter). Acara pengukuhan dilangsungkan di Hotel Grand Sae Solo, Jumat, 16 September 2022.
Sebagai informasi, Koperasi Srikandi Gema Salam Mandiri dibentuk atas kerja sama antara Yayasan Gema Salam dan Perkumpulan Solo Bersimfoni, yang selama beberapa waktu terakhir ini menggandeng para mantan napiter sebagai mitra.
Dalam sambutannya, Ganjar mengatakan, pihaknya siap mendampingi koperasi yang beranggotakan istri atau keluarga mantan napiter ini agar usaha yang dirintis dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masing-masing anggotanya.
Selain itu juga sebagai media deradikalisasi dan dapat diterima kembali di lingkungan masyarakat.
“Dari usaha ini ibu-ibunya sekarang membuat koperasi. Menurut saya ini bagus, maka saya sampaikan dari dinas kita akan dampingi sehingga bisa berkembang dan koperasinya bisa naik kelas,” kata Ganjar.
Ganjar menyatakan deradikalisasi menjadi salah satu fokus Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Dalam berbagai kegiatan yang dilakukan, pihaknya selalu berusaha menggandeng para mantan napiter.
"Mereka ini sebagai narasumbernya, untuk memberikan cerita dan gambaran bagaimana faham-faham radikal itu masuk ke masyarakat sehingga masyarakat bisa melakukan pencegahan lebih dini," ucap dia.
Sisi lain, pembinaan kepada keluarga mantan napiter juga terus dilakukan salah satunya dengan memberikan peluang bisnis. Beberapa bahkan sudah mempunyai unit usaha seperti warung bakso, membuat kopi, beternak lele, dan lainnya.
“Kadensus (Kepala Detasemen Khusus atau Densus 88) juga punya perhatian, tidak hanya urusan penanganan terorisme saja tetapi juga bagaimana empowering, memberdayakan. Bagaimana kemudian mereka berdaya, kembali ke masyarakat, tidak melakukan tindakan-tindakan yang keliru dan sekaligus bisa menyiarkan kepada publik bagaimana mereka sekarang cukup mandiri,” tuturnya.
<!--more-->
Koperasi yang beranggotakan istri mantan napiter itu, kata Ganjar, merupakan pembinaan tingkat selanjutnya. Pelatihan dan pendampingan diberikan agar keluarga mantan napiter itu mendapatkan pengetahuan teknis dengan harapan dapat menjadi pengusaha.
“Kalau usahanya bagus, kemudian dia di masyarakat baik, berkembang maka akan bisa menjadi contoh baik. Ini tidak hanya di Solo karena Densus juga punya program di beberapa tempat di Indonesia. Untuk di Jawa Tengah ada Brebes, kalau di Temanggung nanti akan kita buat dan kami akan dampingi,” katanya lagi.
Ketua Solo Bersimfoni, M Farid Sunarto menambahkan, koperasi itu dibentuk sebagai pemberdayaan perempuan bagi para istri dalam penguatan ekonomi khususnya kelembagaan usaha, yaitu pembentukan koperasi bagi istri mantan napiter di Provinsi Jawa Tengah.
"Kegiatan tersebut menjadi salah satu strategi pendekatan reintegrasi mantan napiter, khususnya dari kalangan perempuan agar memiliki akses yang lebih luas terkait dengan pemasaran produk barang dan jasa yang dihasilkan dari keluarega eks napiter," kata Farid.
Di samping itu, adanya kelembagaan koperasi menjadi wadah dan pintu masuk bagi berbagai peluang dan bantuan pihak-pihak terkait, baik Non-Goverment Organitation (NGO) maupun pemerintah untuk membantu dan mempercepat pemulihan ekonomi dalam proses reintegrasi mantan napiter di tengah-tengah masyarakat.
Sebelum pengukuhan, Farid mengatakan telah dilaksanakan kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Perkoperasian (Diklatkop) bagi para pengurus dan anggota koperasi.
Farid menyatakan tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan wawasan dan keahlian tentang manajemen perkoperasian bagi istri eks napiter di Provinsi Jawa Tengah serta membentuk wadah kelembagaan koperasi bagi istri mantan napiter di Provinsi Jawa Tengah. "Juga memberikan akses pembiayaan dan pasar untuk produk barang/jasa yang dihasilkan keluarga eks napiter di Provinsi Jawa Tengah," tuturnya.
Baca: PPA Kucurkan Rp 725 Miliar Untuk Pemugaran Pesawat Garuda Indonesia
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.