Gubernur BI: Inflasi Pangan dan Tarif Angkutan Sudah Bergejolak di Hampir Semua Daerah

Rabu, 14 September 2022 18:47 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) di Bali, Senin, 11 Juli 2022. Foto: Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan kenaikan harga-harga komoditas yang diatur pemerintah atau administered price telah berimbas pada laju inflasi. Khususnya, akibat kenaikan harga BBM dan kenaikan tarif angkutan.

"Dan kalau kita lihat, hampir semua daerah sudah mengalami harga inflasi pangan bergejolak dan tarif angkutan," kata Perry dalam Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah Pengendalian Inflasi 2022, dikutip dari video YouTube Bank Indonesia pada Rabu, 14 September 2022. Hal tersebut yang harus dikendalikan dengan gerakan nasional pengendalian inflasi pangan.

Adapun saat ini inflasi daya beli atau inflasi inti masih rendah, yakni 3 persen. Dengan demikian, menurut Perry, pengendalian inflasi pangan bergejolak dan harga yang diatur pemerintah menjadi kunci agar daya beli masyarakat tetap terjaga.

Sementara itu, Perry menjelaskan, tingkat inflasi sudah merambat naik. Pada Juli 2022, inflasi berada di angka 4,94 persen kemudian turun 4,69 persen pada Agustus 2022. Penyebab utamanya adalah kenaikan harga-harga pangan yang bergejolak.

Inflasi Pangan Harus Turun Maksimum di Bawah 5 Persen

Advertising
Advertising

Adapun inflasi pangan per Agustus 2022 turun ke 8,69 persen dari 10,47 persen Juli 2022. "Tapi 8,69 persen ini masih tinggi. Inflasi harga pangan bergejolak harus turun maksimum di bawah 5 persen," kata Perry.

Perry menjelaskan, yang perlu diperkuat pemerintah adalah kebijakan mengalihkan sebagian tambahan subsidi untuk bantalan sosial atau bantuan langsung tunai (BLT), dana alokasi umum (DAU), dan segala macam yang berdampak pada penyesuaian harga Pertalite dan Solar. Kendati hal itu adalah pilihan sulit, tetap harus dijalankan sesuai arahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Saat ini, menurut Perry, hal terpenting adalah mencari cara bagaimana mengendalikan dampak rambatannya. Perlu strategi penyesuaian harga Pertalite dan Solar agar tidak merembet kepada kenaikan tarif angkutan.

Sebab, jika imbas kenaikan harga Pertalite dan Solar pada tarif angkutan bisa kendalikan, dampaknya ke harga pangan dan harga lain yang mempengaruhi daya beli itu bisa dikendalikan. Dengan begitu, inflasi daya beli yang kini ada di level 3 persen tidak merambat naik. "Ini harus kita putuskan patahkan, dengan sinergi guyub rukun bersama dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan dari berbagai pihak," kata Perry.

Baca: Targetkan Inflasi di Bawah 5 Persen, Airlangga: Siap-siap Lebih Tinggi dari Pertumbuhan Ekonomi

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Nyaris Kembali ke Pusaran Rp 16.000, Kurs Rupiah Melemah Jadi Rp 15.999 per Dolar AS

1 jam lalu

Nyaris Kembali ke Pusaran Rp 16.000, Kurs Rupiah Melemah Jadi Rp 15.999 per Dolar AS

Kemarin, kurs rupiah ditutup melemah 23 poin ke level Rp 15.978 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Cara Cek Penerima Bansos PKH 2024 Secara Online

3 jam lalu

Cara Cek Penerima Bansos PKH 2024 Secara Online

Cara mengetahui status penerima bansos PKH secara mudah melalui situs cekbansos.kemensos.go.id

Baca Selengkapnya

Tiga Isu Penentu Hasil Pilpres AS 2024: Inflasi, Aborsi dan Perang Israel di Gaza

10 jam lalu

Tiga Isu Penentu Hasil Pilpres AS 2024: Inflasi, Aborsi dan Perang Israel di Gaza

Mantan Dubes AS untuk Indonesia menilai ada tiga isu yang menjadi faktor penentu hasil persaingan Biden dan Trump dalam pilpres AS 2024.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah pada Sesi Pertama Perdagangan Hari Ini, Indeks Sektor Keuangan Turun Paling Dalam

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah pada Sesi Pertama Perdagangan Hari Ini, Indeks Sektor Keuangan Turun Paling Dalam

Samuel Sekuritas Indonesia menyebut IHSG masih kembali melemah pada sesi pertama hari ini. Sempat naik cukup tinggi di awal sesi, tapi ditutup melemah

Baca Selengkapnya

Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat hingga Rp 15.900 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat hingga Rp 15.900 per Dolar AS

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp 15.900 - Rp 15.990.

Baca Selengkapnya

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

2 hari lalu

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

Yusuf Mansyur mengklaim investasi syariah paytren tidak menjadi tempat pencucian uang, dia tidak tergoda dengan uang yang dianggap tidak benar

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

3 hari lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

4 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

4 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

4 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya