Harga BBM dan Suku Bunga BI Naik, Kredit Bank Tumbuh Tak Sampai 10 Persen

Selasa, 13 September 2022 07:33 WIB

Ilustrasi Kredit Perbankan. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta -Tim ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memperkirakan pertumbuhan penyaluran kredit perbankan di Indonesia sepanjang 2022 tak akan sampai angka dua digit. Ini karena adanya dampak tekanan inflasi hingga tren kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Head of Industry and Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani mengatakan pertumbuhan kredit pada 2022 hanya akan mencapai sebesar 9,9 persen. Angka ini masih tercakup dalam rentang proyeksi pertumbuhan kredit perbankan yang dibuat BI sekitar 9-11 persen secara tahunan pada tahun ini.

"Kami memperkirakan pertumbuhan kredit tahun 2022 sebesar 9,9 persen," kata Dendi dalam riset Industri & Regional Brief, Senin, 12 September 2022.

Dendi berujar, pertumbuhan kredit hingga akhir 2022 dihadapkan pada beberapa tantangan, yaitu tren kenaikan suku bunga bank setelah BI menaikan suku bunga acuan 7 day reverse repo rate menjadi 3,75 persen pada 23 Agustus 2022 dari sebelumnya sebesar 3,5 persen, hingga naikan angka inflasi akibat kenakkan harga BBM.

"Dan ditambah pengetatan likuiditas akibat kenaikan GWM (Giro Wajib Minimum). Kenaikan inflasi pun bisa menjadi tantangan lain setelah pemerintah memutuskan kenaikan harga BBM yang bisa berdampak pada pelemahan daya beli," ujarnya.

Advertising
Advertising

Adapun tren penyaluran kredit sendiri, berdasarkan jenisnya, kata Dendi, cenderung masih dua digit hingga pertengahan tahun ini di perbankan nasional, meskipun turun. Kredit produktif yang disalurkan ke lapangan usaha misalnya, pada Mei 2022 tumbuh 10,1 persen secara tahunan, turun tipis dari April 2022 sebesar 10,2 persen.

Sementara itu, kredit macet atau non performing loan (NPL) untuk kredit jenis ini cenderung naik tipis. Dendi mengatakan, NPL kredit produktif pada Mei 2022 relatif di level 3,5 persen atau naik sedikit dari catatan pada April 2022 sebesar 3,4 persen secara tahunan.

Berdasarkan lapangan usaha, kredit ke sektor listrik, gas dan air di seluruh provinsi masih terkontraksi, yaitu turun 3,4 persen secara tahunan pada Mei 2022. Sedangkan yang naik adalah penyaluran kredit ke sektor pertambangan di Maluku Utara, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah yang masing-masing tumbuh 29.483,2 persen, 2.211,4 persen dan 685,9 persen.

"Penyebabnya, peningkatan aktivitas pertambangan nikel di wilayah Sulawesi dan Maluku tersebut. Selain itu, beberapa sektor tercatat mengalami fluktuasi yang cukup tinggi terkait dengan siklus bisnis," ujar dia.

Untuk jenis kredit produktif, Dendi mengatakan, sektor dengan NPL tertinggi pada Mei 2022 adalah sektor perikanan dengan NPL sebesar 6,3 persen atau naik dari April 2022 sebesar 5,8 persen. Diikuti sektor penyediaan akomodasi dan makanan minuman dengan NPL sebesar 5,7 persen.

Adapun untuk rincian kredit jenis konsumtif, menunjukkan kondisi yang serupa. Penyaluran kredit konsumtif yang disalurkan perbankan nasional ke rumah tangga hanya tumbuh 6,8 persen pada Mei 2022. Angkanya turun dari catata April 2022 sebesar 7,3 persen secara tahunan.

Kredit pemilikan flat atau apartemen (KPA) merupakan kredit konsumtif yang mengalami pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 12,2 persen pada Mei 2022. Diikuti oleh kredit pemilikan rumah (KPR) yang tumbuh 9,8 persen, dan kredit pemilikan kendaraan bermotor 4,8 persen

"Kredit pemilikan ruko atau rukan tercatat mengalami kontraksi terdalam, yakni turun sebesar 2,1 persen secara tahunan pada Mei 2022," kata Dendi.

NPL kredit konsumtif pada Mei 2022 di level 1,9 persen dari yang di posisi April 2022 sebesar 1,8 persen. Kredit pemilikan ruko memiliki NPL tertinggi yakni sebesar 5,1 persen pada Mei 2022 atau naik dari posisi bulan sebelumnya sebesar 4,9 persen.

Baca Juga: Ajukan Restrukturisasi Kredit, PT Titan Beberkan Pembayaran Total USD100,2 Juta

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

3 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

3 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

4 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

4 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

5 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

5 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya