Alasan Kemenperin Sebut Industri Makanan dan Minuman Bisa Tumbuh 7 Persen

Reporter

Antara

Rabu, 7 September 2022 17:41 WIB

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adinegara memperkirakan sektor industri makanan dan minuman tumbuh di atas 10 persen tahun depan. Sektor ini akan terdorong belanja politik hingga 2019 mendatang. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika optimistis industri makanan dan minuman dapat tumbuh 7 persen tahun ini.

"Kalau kami sangat optimistis. Kami berupaya untuk bagaimana memfasilitasi itu bisa terjadi," kata Putu di Jakarta, Rabu, 7 September 2022.

Optimisme tersebut, lanjut Putu, dipicu oleh kegiatan-kegiatan wisata dan masyarakat yang sudah mulai menggeliat.

"Misalnya wisata ke Bali sudah mulai macet. Hunian hotel sudah tinggi. Apalagi ada event G20. Maka itu, dibutuhkan industri makanan dan minuman. Bukan hanya pariwisata ya. Kita sudah mulai pulih dari pandemi menjadi endemi. Jadi, kegiatan ekonomi masyarakat yang demikian luas sudah mulai bergerak," ujar Putu.

Putu menyampaikan meski terdampak pandemi Covid-19, industri makanan dan minuman masih menunjukkan ketahanannya dengan tumbuh 3,68 persen pada kuartal II tahun 2022, meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021 sebesar 2,95 persen.

Advertising
Advertising

Pada periode yang sama, industri makanan dan minuman memberikan kontribusi sebesar 38,38 persen terhadap PDB industri non migas sehingga menjadi subsektor dengan kontribusi PDB terbesar di Indonesia.

Pada Januari-Juni 2022, ekspor industri makanan dan minuman mencapai 21,3 miliar dolar AS, meningkat 9 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021 sebesar 19,5 miliar dolar AS.

Di sisi lain, industri makanan dan minuman mampu menarik investasi sebesar Rp21,9 Triliun hingga kuartal II Tahun 2022 dan menyerap hingga 1,1 juta tenaga kerja.

Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman menyampaikan bahwa kendati industri makanan dan minuman tetap tumbuh saat dan setelah pandemi Covid-19, namun angkanya belum kembali normal.

"Biasanya industri makanan dan minuman tumbuh 7-10 persen. Namun, yang membahagiakan investasi di sektor ini tetap tumbuh," kata Adhi.

Bahkan, menurut Adhi, nilai investasi yang masuk di sektor makanan dan minuman dapat melebihi target yang dipatok.

Biasanya, nilai investasi sektor makanan dan minuman mencapai Rp65 triliun dalam setahun. Tapi tahun ini, nilai investasi sektor tersebut pada semester I mencapai Rp42 triliun.

"Dan tentunya ini sangat membutuhkan dukungan dari semua pihak. Khususnya dari industri bahan baku. Keberadaan bahan tambahan pangan sangat penting dalam inovasi dan perkembangan olahan makanan," ujar Adhi.

Baca Juga: Kiprah Donat dalam Industri Makanan Indonesia Dimulai dari Jakarta

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

1 hari lalu

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

Rute penerbangan Garuda Indonesia rute Manado - Bali akan dioperasikan sebanyak dua kali setiap minggunya pada Jumat dan Minggu.

Baca Selengkapnya

Ini Kompensasi yang Seharusnya Diterima Penumpang jika Terjadi Keterlambatan Kereta Api

1 hari lalu

Ini Kompensasi yang Seharusnya Diterima Penumpang jika Terjadi Keterlambatan Kereta Api

Aturan kompensasi diatur dalam Permenhub Nomor PM 63 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimum Angkutan Orang dengan Kereta Api.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

1 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

AIR 2024 Sukses DIgelar, Kukuhkan Pulau Peninsula Sebagai Destinasi Wisata Olahraga

2 hari lalu

AIR 2024 Sukses DIgelar, Kukuhkan Pulau Peninsula Sebagai Destinasi Wisata Olahraga

AIR 2024 mendukung kawasan Nusa Dua, khususnya Pulau Peninsula sebagai salah satu destinasi wisata olahraga menarik di Bali

Baca Selengkapnya

KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

3 hari lalu

KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

KemenkopUKM tidak menemukan aturan yang melarang secara spesifik warung Madura untuk beroperasi sepanjang 24 jam dalam Perda Kabupaten Klungkung

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

4 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

5 hari lalu

Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

Vietnam kembali melakukan tindakan keras dalam pemberantasan korupsi dengan memenjarakan konglomerat minuman ringan.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

5 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Perairan Sumatera, Jawa dan Bali

5 hari lalu

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Perairan Sumatera, Jawa dan Bali

BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi di perairan seperti Sumatera, Jawa dan Bali pada 25-26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

6 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya