Harga BBM Naik, BCA Pede Tak Revisi Target Pertumbuhan Kredit 10 Persen

Senin, 5 September 2022 23:55 WIB

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja mencoba layanan aplikasi perbankan eletronik atau disebut eBranch produk dari Bank BCA di Jakarta, 22 Februari 2017. Bank BCA meluncurkan empat produk dan layanan antara lain Paspor BCA menggunakan chip, eBranch, Halo BCA Chat dan Vira memenuhi kebutuhan nasabah dalam layanan perbankan. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Rencana bisnis PT Bank Central Asia Tbk (BCA) tidak merevisi target bisnis sesuai pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), khususnya BBM bersubsidi seperti pertalite dan solar.

Direktur BCA Haryanto Tiara Budiman menjelaskan optimisme ini didasari dari rasio dana murah atau current account saving account (CASA) BCA yang sangat tinggi. Per Juni 2022 angkanya mencapai 81 persen, dengan deposito hanya 19 persen. Hal ini membuat biaya dana atau cost of fund BCA rendah.

"Enggak ada dampaknya, ini so far so good, kita optimis kok karena di kita, bca, kan CASA nya, dana murahnya, juga tinggi, jadi CASA rasio kita 81 persen ya, jadi ketergantungan kita pada suku bunga depostio juga enggak terlalu tinggi," kata dia saat ditemui di Hotel Kempinski, Jakarta, Senin, 5 September 2022.

Dia mengatakan, manajemen BCA cukup optimistis pertumbuhan penyaluran kredit pada tahun ini masih akan sesuai target. Pada pertengahan tahun ini, BCA menaikkan target penyaluran kredit menjadi 8 - 10 persen dari target awal tahun ini 6 - 8 persen.

"Kita sih terus terang masih confidence dengan penyaluran kredit dan juga suku bunga, kita ingin terus dukung pemulihan ekonomi ke depan. 8 - 10 persen kan sama, enggak ada perubahan," kata Haryanto.

Advertising
Advertising

Adapun untuk target penyaluran kredit tahun depan, Haryanto mengaku belum bisa menyebutkan, karena manajemen BCA masih melakukan perhitungan rencana bisnis bank untuk 2023. Menurut dia, proses budgeting tersebut masih dilakukan hingga saat ini.

BCA Dukung Kenaikan Harga BBM

Bagi BCA, Haryanto mengatakan, kenaikan harga BBM bersubsidi ini memang kebijakan yang sudah diambil pemerintah untuk menyehatkan APBN. Oleh sebab itu, BCA dipastikannya akan terus mendukung kebijakan pemerintah ini.

<!--more-->

"Enggak ada pandangan lain, karena ini tujuannya untuk menyehatkan anggaran, dan sudah dipertimbangkan masak-masak oleh pemerintah," ucap dia.

Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif sebelumnya merincikan harga baru BBM. Harga Pertalite, misalnya, naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10 ribu per liter. Kemudian harga Solar subsidi naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter dan Pertamax non-subsidi nai dari Rp 12.500 menjadi Rp14.500 per liter.

"Ini berlaku satu jam sejak saat diumumkannya penyesuaian harga ini, jadi akan berlaku pada pukul 14.30 WIB," ujar Arifin, Sabtu lalu.

Perusahaan multifinance bagian Grup Astra, PT Federal International Finance (FIF Group) mulai ambil ancang-ancang atas dampak kenaikan harga BBM itu terhadap peningkatan rasio pembiayaan bermasalah.

Presiden Direktur FIF Margono Tanuwijaya mengakui lonjakan rasio non-performing financing (NPF) merupakan keniscayaan di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang kurang stabil akibat kenaikan harga BBM.

"Dampak kenaikan BBM membuat lonjakan kredit macet itu pasti ada, tapi kami yakin tidak pada semua konsumen. Konsumen yang berpotensi macet itu terutama yang punya beberapa cicilan, di mana selama fase kebutuhan hidup meningkat, pasti ada cicilan yang lebih diprioritaskan," ujarnya kepada Bisnis, Senin 5 September 2022.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

11 jam lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

20 jam lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

1 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

1 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

1 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

2 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

4 hari lalu

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

BTN mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 7,4 persen menjadi Rp 860 miliar pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

5 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

BCA Luncurkan Bukti Bakti BCA, Nicholas Saputra Menjadi Duta

5 hari lalu

BCA Luncurkan Bukti Bakti BCA, Nicholas Saputra Menjadi Duta

PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) meluncurkan Bukti Bakti BCA untuk program sosial dan lingkungan. Nicholas Saputra menjadi duta.

Baca Selengkapnya

Bank KB Bukopin Turunkan Rasio Kredit Berisiko

7 hari lalu

Bank KB Bukopin Turunkan Rasio Kredit Berisiko

PT Bank KB Bukopin menurunkan rasio kredit berisiko hingga di bawah 35 persen.

Baca Selengkapnya