Tarif Angkutan Logistik Diminta Tak Naik Lebih dari 25 Persen Karena Akan ...

Reporter

Senin, 5 September 2022 19:00 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku usaha eksportir dan importir berharap pengusaha truk tidak menaikkan tarif angkutan logistik secara sepihak sebagai dampak harga BBM naik.

Ketua Gabungan Perusahaan Eksportir Indonesia (GPEI) DKI Jakarta Irwandi MA Rajabasa menilai penaikan BBM jenis Solar bersubsidi yang telah diumumkan oleh Pemerintah tidak serta merta sebanding dengan besaran persentase terhadap kenaikan tarif truk angkutan barang dan logistik.

"Mestinya dibicarakan terlebih dahulu dengan penggunanya, dalam hal ini pemilik barang, karena multiplier effect-nya akan sangat membebani biaya logistik secara nasional," ujarnya, Senin 5 September 2022.

Irwandi berpendapat besaran kenaikan tarif harus dihitung lebih komprehensif. Berdasarkan perhitungannya, naiknya tarif angkutan barang dan logistik mencapai 25 persen terlampau tinggi dan tidak rasional.

"Kami eksportir keberatan dengan itu, makanya mari kita duduk bersama. Kami bukan anti kenaikan tarif itu, tetapi coba dihitung yang lebih komprehensif supaya tidak terlampau membebani dunia usaha," tekannya.

Dia juga menegaskan bahwa multiplier efek dari penaikkan tarif angkutan barang dan logistik akan turut mengerek pelemahan daya saing komoditi ekspor nasional khususnya di pasar global.

Dia mengatakan, saat ini kebijakan pemerintah RI dalam memacu kinerja ekspor nasional dinilai sudah cukup tepat. Hal ini terbukti dengan masih tumbuhnya nilai ekspor Indonesia selama periode semester pertama tahun ini.

Oleh karena itu, ujarnya, persoalan tarif angkutan barang dan logistik jangan sampai justru membebani kinerja ekspor nasional.

Dia pun bersyukur lantaran kinerja ekspor nasional masih terus tumbuh sepanjang periode semester pertama tahun ini. Pertumbuhan ekspor itu tidak lepas dari dukungan kebijakan Pemerintah yang cepat mengakomodir kepentingan para eksportir nasional.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum BPP Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Erwin Taufan, mengatakan penaikkan tarif angkutan barang dan logistik oleh operator trucking sebesar 25 persen terlalu memberatkan.

"Menurut GINSI, penaikkan tarif angkut sebesar 25 persen itu terlalu tinggi. Jangan main sepihak langsung saja, idealnya dikomunikasikan terlebih dahulu dengan para pemilik barang, dalam hal ini eksportir dan importir," tekannya.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

2 hari lalu

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal kelanjutan rencana pemerintah memberi insentif untuk mobil hybrid.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

3 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

4 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

4 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

9 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

12 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

12 hari lalu

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

13 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

13 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya