Antisipasi Inflasi, Aviliani: Pemerintah Perlu Miliki Target Kemandirian Pangan

Senin, 5 September 2022 10:01 WIB

Aviliani. TEMPO/ Arnold Simanjuntak

TEMPO.CO, Jakarta -Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Aviliani mengatakan pemerintah perlu menjaga pasokan pangan. Hal tersebut guna mengantisipasi kemungkinan inflasi pasca kenaikan harga BBM atau bahan bakar minyak.

“Jangan sampai menimbulkan kenaikan harga tidak wajar. Karena ketidakpastian itu yang justru menaikkan harga. Dengan kepastian, pengusaha bisa memperhitungkan kenaikan wajar yang bisa dilakukan,” kata Avi ketika menanggapi hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) ihwal respons masyarakat terhadap kenaikan harga BBM, Minggu, 4 September 2022.

Dalam surveinya, LSI menemukan 58,7 persen masyarakat tidak setuju harga BBM naik. Survei tersebut dilakukan pada 13 hingga 21 Agustus dengan melibatkan 1.220 responden yang berusia 17 tahun atau lebih dan dipilih secara random (multistage random sampling). Dalam rentang waktu itu, kenaikan harga BBM menjadi perbincangan publik karena pemerintah sering menyinggung subsidi BBM yang membengkak hingga Rp 502 triliun.

Pemerintah kemudian secara resmi menaikkan harga BBM subsidi pada Sabtu, 3 September 2022. arga Pertalite yang sebelumnya Rp 7.650 per liter kini menjadi Rp 10.000 per liter. Sementara harga Solar naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter. Begitu pula dengan harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax yang naik dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.

Avi mengatakan pemerintah perlu memiliki target kemandirian pangan. Pemerintah pusat juga harus melibatkan pemerintah daerah (Pemda). Bukan hanya dari segi anggaran, tetapi dari segi kewenangan.

Advertising
Advertising

“Dalam menjaga inflasi, khususnya pangan, harus melibatkan Pemda. Baik dari sisi supply maupun demand. Karena mereka yang paling tahu kebutuhan masyarakatnya,” ujar Avi.

Ihwal bantuan, Avi menyebut langkah pemerintah memberikan bansos sebelum menaikkan harga sudah tepat. Karena itu, penyaluran bansos tersebut perlu dipercepat sebelum masyarakat mengalami gap kenaikan harga-harga.

“Adanya bantuan langsung tunai (BLT) sudah membantu. Paling tidak kalaupun harga kebutuhan naik, kenaikannya dibantu BLT sehingga daya beli tidak menurun,” kata dia.

Baca Juga: Pengamat Sebut Bansos BBM Sangat Kecil dan Jumlah Penerimanya Tak Memadai

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

1 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

1 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

5 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

6 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

7 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

BI akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Apa alasan bank sentral?

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

8 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

8 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

8 hari lalu

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

9 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Harga BBM Paling Murah, Indonesia Termasuk?

10 hari lalu

10 Negara dengan Harga BBM Paling Murah, Indonesia Termasuk?

Berikut ini daftar negara dengan harga BBM paling murah di dunia, ada yang hanya dijual Rp467 per liter. Apa Indonesia termasuk?

Baca Selengkapnya