CPO dan Turunannya Sumbang Devisa Rp 6,8 Triliun di Kalbar

Reporter

Minggu, 28 Agustus 2022 05:00 WIB

Pekerja tengah melakukan pengisian minyak goreng dari lambung kapal ke dalam truk tangki di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat, 24 Juli 2020. Crude Palm Oil (CPO) yang telah diolah menjadi minyak goreng didatangkan dari kalimantan Tengah untuk dikirim ke pabrik minyak goreng di kawasan Pulogadung dan siap dikemas. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Seksi Penerimaan dan Pengelolaan Data, Bidang Kepabeanan dan Cukai, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kalimantan Bagian Barat, Purba Sadhi Dharma mengatakan minyak mentah sawit atau CPO beserta turunannya hingga Juli 2022 menjadi komoditas penyumbang ekspor terbesar di Kalbar.

"Dari 10 besar komoditas ekspor Kalbar, CPO dan turunan mendominasi dalam hal kontribusinya sebagai penyumbang devisa terbesar dari ekspor," ujarnya di Pontianak, Sabtu.

Ia menyebutkan angka sumbangan devisa dari ekspor CPO dan turunannya hingga Juli 2022 sebesar Rp6,8 triliun. Angka tersebut meningkat sebesar 46,5 persen dari tahun sebelumnya di periode yang sama.

"Ada kenaikan signifikan sumbangan devisa dari ekspor CPO dan turunannya tersebut. Tentu ini sangat berpengaruh dalam ekonomi di Kalbar," kata dia.

Ia menambahkan setelah CPO dan turunannya, kontribusi besar lainnya yakni dari smelter grad alumina dan cheminac grad alumina dan bauksit yang masing-masing sebesar Rp6,74 triliun dan Rp5,34 triliun.

Advertising
Advertising

"Setelah tiga komoditas utama di atas baru disusul washed bauksit, karet alam, plywood dan barang dari kayu, kelapa bulat, residu, pasir zirkon, rokok, kayu, dan barang kayu," katanya.

Terkait perkembangan industri sawit, Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kalbar, Imik Eko Putro mengatakan setelah ada pencabutan larangan ekspor pada 23 Mei 2022, secara bertahap angka ekspor CPO membaik. Meski belum bisa menyentuh angka 50 ribu ton seperti sebelum pelarangan, tapi sudah bisa menembus angka sekitar 32 ribu ton.

"Akibat adanya pelarangan ekspor CPO, beberapa pembeli menjadi beralih ke minyak bunga matahari atau mencari eksportir dari negara lain seperti Malaysia. Setelah adanya pencabutan ekspor ini butuh waktu untuk mengembalikan keadaan menjadi lebih baik lagi," kata dia.

Ia mengatakan saat ini pemerintah telah menghapuskan tarif pungutan ekspor semua produk CPO dan turunannya untuk lebih mendorong ekspor CPO sehingga diharapkan CPO yang ada di tangki terjual atau yang bisa ekspor.

"Hal ini merupakan upaya untuk menggairahkan kembali kemampuan daya beli pabrik kelapa sawit untuk menampung tandan buah segar pekebun di Kalbar sehingga dengan sendirinya harga akan terkoreksi naik," kata dia.

Baca Juga: Menko Airlangga Minta Kepala Daerah Kawal dan Bantu Penyelesaian Masalah Industri Sawit

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

3 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Naik, Harga Biodiesel per Mei 2024 jadi Rp 12.453 per Liter

3 hari lalu

Naik, Harga Biodiesel per Mei 2024 jadi Rp 12.453 per Liter

Kementerian ESDM menetapkan harga indeks pasar bahan bakar nabati atau HIP BBN biodiesel per Mei 2024 sebesar Rp 12.453 per liter.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

4 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

4 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

8 hari lalu

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

Iran dikenal memiliki sumber daya alam dan potensi kekayaan yang tinggi. Termasuk saffron, apakah itu?

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

9 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

10 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

10 hari lalu

Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masyarakat berobat ke luar negeri. Es krim Magnum ditarik karena mengandung plastik

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

10 hari lalu

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa Indonesia kehilangan devisa US$ 11,5 Miliar atau Rp 180 triliun per tahun. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya