Bantah Sandiaga Soal Impor Minyak dari Rusia, Menteri ESDM: Belum Ada Pembicaraan
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 24 Agustus 2022 07:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif angkat bicara menanggapi pemberirtaan soal rencana impor minyak mentah dari Rusia. Sebelumnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi berminat membeli minyak mentah dari Rusia dengan harga lebih rendah 30 persen dari harga internasional.
Arifin memastikan bahwa kementeriannya belum membahas rencana spesifik terkait dengan pembelian minyak mentah dari Rusia. “Belum ada pembicaraan,” katanya saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa, 23 Agustus 2022.
Ia malah meminta pertanyaan lebih lanjut soal impor minyak dari Rusia tersebut disampaikan ke Sandiaga. “Tanya saja ke Pak Sandiaga. Kalau di kita kan apa yang ada di kita itu lah, kalau enggak ada di kita, ya tidak ada,” kata Arifin.
Sebelumnya, Sandiaga Uno mengatakan menyatakan Presiden Jokowi berminat mengimpor minyak mentah dari Rusia. Hal itu disampaikan pada acara CEO Mastermind 7 beberapa waktu lalu, seperti dikutip dari akun instagram pribadinya, Ahad, 21 Agustus 2022. Bahkan, kata Sandiaga, pemerintah tengah berhitung untuk membuka peluang pembayaran impor minyak Rusia itu dengan Rubel.
Sandiaga kala itu menyebutkan Indonesia bisa memanfaatkan momentum perang Rusia dan Ukraina untuk mendapatkan minyak mentah dengan harga murah. Ia menyebut Indonesia berpeluang mengimpor minyak dari Rusia dengan harga 30 persen lebih rendah ketimbang harga acuan minyak dunia di pasar internasional.
"Kalau buat teman-teman CEO Mastermind ambil enggak? Ambil. Pak Presiden Joko Widodo alias Jokowi juga mikirnya sama. Ambil,” kata Sandi seperti dikutip dari video yang diunggah melalui akun Instagram pribadinya, 20 Agustus 2022.
Selanjutnya: Sebelumnya Pertamina batal mengimpor minyak dari Rusia karena stok BBM di dalam negeri masih cukup.
Adapun wacana mengimpor minyak Rusia telah bergulir muncul sejak Maret lalu. Rencana pembelian bahan bakar mentah itu disampaikan oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dalam rapat bersama DPR. Kala itu, Nicke mengatakan perseroan sedang menyiapkan proses pembelian secara business to business atau B to B.
Kala itu, Nicke menyebutkan, selain dengan Kementerian Luar Negeri, perusahaan minyak negara berkoordinasi dengan Bank Indonesia. Ia memastikan proses pembelian tersebut tidak akan menimbulkan persoalan politis sepanjang perusahaan yang bekerja sama dengan Pertamina tidak terkena sanksi.
Namun dua bulan kemudian, Pertamina mengumumkan batal membeli minyak mentah dari negeri beruang merah. Perusahaan pelat merah itu beralasan stok BBM di dalam negeri mencukupi untuk kebutuhan masyarakat.
Sementara itu, harga minyak mentah fluktuatif pada awal pekan ini, di saat investor menimbang prospek lebih banyak pasokan dari Iran karena prospek pertumbuhan ekonomi melemah. Berdasarkan data Bloomberg pada Senin kemarin, 22 Agustus 2022, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berbalik menguat 0,5 persen atau 0,45 poin ke level US$ 91,22 per barel pada pukul 17.58 WIB.
Sebelumnya, harga minyak mentah jenis itu setelah sempat melemah 1,7 persen ke US$89. Sementara harga minyak Brent berjangka terpantau melemah 0,13 persen atau 0,13 poin ke level US$ 96,59 per barel.
BISNIS
Baca: Harga Telur Ayam Meroket jadi Rp 35 Ribuan per Kg di Cianjur, Pedagang: Penjualan Masih Tinggi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.