Gubernur BI: Tekanan Inflasi Tertahan Sejalan Kebijakan Subsidi Energi

Kamis, 18 Agustus 2022 12:29 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) di Bali, Senin, 11 Juli 2022. Foto: Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta -Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan tekanan inflasi global terhadap inflasi dalam negeri dapat tertahan seiring dengan pemerintah yang menggelontorkan anggaran untuk subsidi energi kepada masyarakat.

"Tekanan dapat tertahan sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan subsidi energi," kata Perry dalam pembukaan rapat koordinasi nasional pengendalian inflasi di Istana Negara yang disiarkan virtual pada Kamis, 18 Agustus 2022.

Perry melihat kenaikan harga energi global telah mendorong kenaikan inflasi kelompok barang yang diatur pemerintah atau administered price, termasuk angkutan udara.

Dia mengatakan inflasi pada Juli 2022 mencapai 4,94 persen masih lebih rendah dari negara lain, tapi melebihi dari batas atas sasaran 3 persen +/- 1 persen. Hal itu, kata dia, terutama disebabkan oleh tingginya inflasi kelompok pangan bergejolak yang mencapai 11,47 persen. Padahal mestinya, kata dia, inflasi pangan bergejolak tidak lebih dari 5 persen atau maksimal 6 persen.

Tekanan, kata dia, bersumber terutama dari kenaikan harga komoditas global akibat berlanjutnya ketegangan geopolitik di sejumlah negara yang mengganggu mata rantai pasok dan juga mendorong sejumlah negara melakukan kebijakan proteksionisme pangan.

Advertising
Advertising

Di dalam negeri juga terjadi gangguan pasokan di sejumlah sentra produksi holtikultura termasuk aneka cabai dan bawang merah akibat permasalahan di struktural di sektor pertanian, serta cuaca, demikian juga ketersediaan antar waktu dan antar daerah.

Sementara itu tekanan inflasi dari sisi permintaan atau yang disebut inflasi inti masih tetap rendah. Ini menunjukkan daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih meskipun sudah meningkat. Sementara ekspektasi inflasi juga terjaga.

Perry memperkirakan inflasi pada 2022 akan lebih tinggi dari batas atas kisaran sasaran 3 persen +/- 1 persen. Perkiraan ini terutama disebabkan oleh masih tingginya harga energi dan pangan global gangguan cuaca serta kesenjangan pasokan antar waktu dan antar daerah.

Inflasi pada tahun 2022 juga berisiko untuk melebihi batas atas sasaran 3 persen +/- 1 persen, di samping masih tingginya harga pangan dan energi global, kenaikan permintaan juga kemungkinan akan mendorong tekanan inflasi dari sisi permintaan untuk ke depannya.

Baca Juga: Inflasi Jambi Tembus 8,55 Persen, Jokowi: Hati-hati

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

1 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

1 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

5 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

6 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

7 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

7 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

BI akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Apa alasan bank sentral?

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

8 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

9 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Menkeu Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah di Tengah Konflik Iran-Israel

10 hari lalu

Menkeu Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah di Tengah Konflik Iran-Israel

Menteri Keuangan atau Menkeu Sri Mulyani Indrawati menyiapkan strategi untuk menjaga nilai tukar rupiah di tengah konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Rapat Dewan Gubernur BI Akan Turut Evaluasi Perkembangan Ekonomi Global

11 hari lalu

Rapat Dewan Gubernur BI Akan Turut Evaluasi Perkembangan Ekonomi Global

Asisten Gubernur BI Erwin Haryono mengatakan dalam Rapat Dewan Gubernur Bulanan di antaranya akan membahas perkembangan ekonomi global.

Baca Selengkapnya