Bos OJK: Industri Keuangan Harus Kuat di Tengah Krisis, Tak Ada Pilihan Lain

Selasa, 16 Agustus 2022 06:25 WIB

Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar membuka rangkaian acara "Indonesia Sustainable Palm Oil: Global Future Solutions" di Paviliun Indonesia di Expo Dubai 2020, Selasa, 19 Oktober 2021. TEMPO/MARTHA WARTA SILABAN

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan industi keuangan harus bertahan di tengah rentetan krisis yang menimpa negara-negara di dunia. Ia menyebut industri keuangan tak bisa menggantungkan dukungan dari pihak internasional lantaran banyak negara tengah menghadapi gejolak keuangan.

“(Industri keuangan) Harus cukup kuat (di tengah krisis). Tidak ada pilihan lain. Di waktu lalu bisa menggantungkan dukungan solusi yang datang dari internasional, tapi saat ini internasionlnya is a problem,” ujar Mahendra di gedung OJK, Jakarta Pusat, Senin, 15 Agustus 2022.

Adapun negara-negara di dunia sedang menghadapi krisis rantai pasok dan kenaikan harga-harga komoditas akibat perang Rusia-Ukraina. Krisis berlanjut setelah hampir semua negara terpukul karena pandemi Covid-19.

Menurut Mahendra, sejumlah negara maju mengalami dampak karena situasi global. Sebaliknya, Indonesia justru dianggap relatif tak terkena dampak signifikan dari krisis tersebut.

Meski demikian, berbagai tantangan yang mempengaruhi industri keuangan pada masa mendatang perlu diwaspadai. Ia mengatakan OJK dan pihak lain, seperti Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, hingga Lembaga Penjamin Simpanan, mengatasi imbas krisis secara bersama-sama.

Advertising
Advertising

Anggota Dewan Komisioner OJK Dian Ediana Rae menyebut data rasio keuangan dalam negeri menunjukkan bahwa negara masih mampu bertahan di tengah tekanan krisis global. Dia mencontohkan, risiko kredit macet atau NPL justru menurun ketimbang sebelum masa pandemi Covid-19.

“Lalu kebijakan yang terkait stress test kita lakukan sehingga kalau ada sesuatu yang menunjukkan lampu kuning, bahkan lampu merah, kita lakukan langkah-langkah antisipasi. Jadi apa (industri keuangan) kita cukup kuat, saya kira kita harus kuat. Memang ada beberapa kondisi, tapi kita harus optimistis,” ucapnya.

Dian mengimbuhkan Indonesia telah belajar dari krisis yang terjadi sebelumnya, yakni pagebluk virus Corona. Selama mengatasi krisis yang membuat kegiatan ekonomi terhambat tersebut, lembaga keuangan bersama pemerintah melakukan pelbagai sinkronisasi kebijakan agar dampaknya tak terlampau dalam.

“Kita pertahankan perbankan bergerak secara sehat dan mendorong industri (keuangan) supaya berkembang,” ucapnya. Meski demikian, ia tak memungkiri saat ini OJK terus memantau berbagai kondisi. Misalnya, kenaikan yield atau imbal hasil.

Baca juga: Alfamart Buka Suara Seusai Karyawannya Minta Maaf karena Diancam UU ITE

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

1 hari lalu

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

Kantor BPRS Saka Dana Mulia ditutup untuk umum dan PT BPRS Saka Dana Mulia menghentikan seluruh kegiatan usahanya.

Baca Selengkapnya

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

1 hari lalu

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

Sebanyak 1.213 BPR dan BPRS telah memenuhi ketentuan modal inti sebesar Rp 6 miliar. Masih ada lima persen yang belum.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

3 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

3 hari lalu

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

Satgas Pasti khawatir layanan pinjaman dana online atau pinjol baik yang resmi ataupun ilegal berkembang dan digemari masyarakat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

5 hari lalu

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain dengan memanfaatkan securities crowdfunding.

Baca Selengkapnya

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

5 hari lalu

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

Pada 2023 terdapat 1.196 kasus judi online dengan jumlah tersangka 1.967, sedangkan di 2024 per April terdapat 792 kasus dan 1.158 tersangka.

Baca Selengkapnya

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

8 hari lalu

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

Kabid Pengaduan YLKI Rio Priambodo mengungkapkan, lembaganya telah mengirim surat kepada Satgas Pasti terkait aduan konsumen Pinjol ilegal.

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

8 hari lalu

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

Pengamat kepolisian mengatakan problem pemberantasan judi online beberapa waktu lalu marak penangkapan tapi tak sentuh akar masalah.

Baca Selengkapnya

Konflik Nurul Ghufron dengan Anggota Dewas Albertina Ho, KPK: Tidak Ada Berantem

8 hari lalu

Konflik Nurul Ghufron dengan Anggota Dewas Albertina Ho, KPK: Tidak Ada Berantem

Juru bicara KPK Ali Fikri mengatakan laporan Nurul Ghufron tersebut murni pribadi.

Baca Selengkapnya